Namrole, KT
Beliau mengingatkan sejarah perlawanan kaum santri, terutama dalam peristiwa "Resolusi Jihad" yang dikeluarkan oleh Hadratus Syekh Kiai Haji Hasyim Asy'ari pada tahun 1945, yang menjadi tonggak penting dalam perjuangan melawan penjajah dan mendorong perlawanan yang puncaknya terjadi pada 10 November 1945, yang kemudian dikenal sebagai Hari Pahlawan.
Tema Hari Santri tahun 2024, "Menyambung Juang Merengkuh Masa Depan," mengajak santri untuk tidak hanya mengenang masa lalu, tetapi juga beraksi dengan semangat yang sama dalam menghadapi tantangan zaman modern.
"Santri diharapkan berjuang melawan kebodohan dan kemunduran dengan ilmu pengetahuan, bukan lagi dengan senjata," ujar Nasaruddin.
Nasaruddin juga menekankan pentingnya kontribusi santri dalam membangun masa depan yang lebih baik untuk bangsa.
Ia menyatakan bahwa santri bisa menjadi apa saja, termasuk presiden, wakil presiden, atau pemimpin lainnya, asalkan tetap berusaha dan tidak menyerah.
Menteri Agama menambahkan bahwa santri harus memiliki kepercayaan diri karena mereka memiliki potensi untuk menjadi apa saja, termasuk menjadi presiden seperti KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dan wakil presiden seperti KH. Ma'ruf Amin.
"Banyak tokoh dari kalangan santri yang berhasil menjadi menteri, pengusaha, birokrat, dan pemimpin di berbagai bidang," tambahnya.
Kunci keberhasilan tersebut, menurut beliau, adalah semangat perjuangan, ketekunan, dan tidak mudah menyerah, sebagaimana pepatah pesantren, "Man Jadda Wajada" yang berarti "siapa yang bersungguh-sungguh akan berhasil."
Nasaruddin juga berpesan kepada para santri untuk meraih masa depan dengan semangat dan tekad yang kuat.
"Kalian harus menguasai ilmu pengetahuan, teknologi, serta terus berinovasi dan berkontribusi demi kegemilangan masa depan Indonesia," tandasnya. (KT/03)
0 komentar:
Post a Comment