• Headline News

    Saturday, September 7, 2024

    Usai Founder Telegram Ditahan di Prancis, Begini Nasib Kripto Toncoin

    KT, Internasional 
    Penahanan Pavel Durov, CEO dan co-founder Telegram, di Prancis berdampak signifikan pada industri kripto, terutama pada Toncoin, mata uang digital yang terkait erat dengan ekosistem Telegram. 


    Toncoin, yang blockchain-nya digunakan untuk berbagai keperluan seperti pembayaran instan di Telegram, mengalami penurunan nilai tajam setelah penangkapan Durov pada 24 Agustus 2024. 


    Juru bicara perusahaan yang berbasis di Menlo Park, California, yang mengawasi hampir US$5 miliar, tidak menanggapi email dan panggilan untuk meminta komentar.


    Pada puncaknya, nilai total aset yang terkunci di jaringan TON mencapai lebih dari US$1 miliar, namun kini turun menjadi sekitar US$573 juta.


    Penahanan Durov terkait tuduhan kejahatan serius, termasuk penyebaran gambar seksual anak-anak dan perdagangan narkoba, menimbulkan kekhawatiran tentang dampak jangka panjang pada Telegram dan Toncoin. 


    Banyak investor ventura besar, seperti Pantera Capital dan Animoca Brands, telah menginvestasikan ratusan juta dolar di Toncoin dengan harapan bahwa Telegram akan menjadi aplikasi super digital yang mirip dengan WeChat di China.


    Meski demikian, beberapa pihak melihat peluang dari kejatuhan harga Toncoin. DWF Labs, misalnya, membeli Toncoin di pasar terbuka setelah harganya jatuh. 


    Namun, investor lain masih menilai risiko jangka panjang, termasuk potensi eksodus pengguna Telegram jika reputasi aplikasi tersebut terus terpuruk akibat kasus ini. (*)

    Jangan Lewatkan...

    Baca Juga

    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Usai Founder Telegram Ditahan di Prancis, Begini Nasib Kripto Toncoin Rating: 5 Reviewed By: Redaksi
    Scroll to Top