Namrole, KT
Saat berorasi, La Hamidi dan Gerson Eliaser menekankan visi dan komitmen mereka untuk membawa perubahan positif bagi Bursel. Sambutan warga sangat meriah, dengan banyak di antara mereka membalas orasi dengan seruan "menang", "bupati baru", dan "ganti bupati", menunjukkan dukungan kuat terhadap pasangan ini.
Pantauan media ini, orasi politik pertama dimulai dengan penyampaian Ketua DPD PAN Bursel, Ahmadan Loilatu yang sungguh menggugah hati ratusan masyarakat yang menyaksikannya.
Bagaimana tidak, Loilatu yang juga mantan ketua TIM pemenangan bupati petahana (SMS) ini mengaku bersalah kepada masyarakat Bursel karena telah menghantarkan orang yang tidak komitmen berkuasa atas tana Bipolo.
Untuk itu, dia tidak lagi ingin bersama dengan orang yang tidak komitmen dalam membangun Bursel karena dia mencintai daerah tersebut.
"Nalbessy jadi titik start kemangan LHM - GES untuk jadi bupati dan wakil bupati Bursel periode 2024-2029 sebab Pak La Hamidi maju sebagai calon Bupati, telah membawa berkah untuk Desa Nalbesi dan kecamatan Leksula," ucap Loilatu.
"Alasan pertama kami tidak merekomendasikan dia (SMS-red) dan lebih memilih LHM - GES adalah pertama dia tidak konsisten dengan visi misi yang ditawarkan, terlalu mementingkan diri sendiri dan keluarga ketimbang masyarakat dan banyak masalah korupsi terjadi," tambah Loilatu.
Menurut Loilatu yang juga ketua dewan pengarah Tim Pemenangan LHM-GES ini, pemimpin seperti itu tidak wajar dan wajib diganti karena dengan tingkah lakunya masyarakat pasti jadi korban.
"Jangan seperti mereka, beli tanah di mana-mana bahkan sampai di Irian, kalau sudah model begitu pasti masyarakat yang korban, untuk itu kami minta maaf PAN kemarin sudah memilih dan mendukung pemimpin yang tidak punya hati, tidak punya jiwa melayani tapi hanya ingin menjadi ratu saja," ungkapnya.
Ia juga menyentil terkait seseorang yang mengaku utusan istana, yang datang hanya di momen Pilkada padahal tidak pernah bersumbangsih untuk kemaslahatan masyarakat Bursel.
"Ada yang datang katanya dari istana dan mengklaim dari istana, kenapa dia dari dahulu tidak pernah bawa semen satu bantal untuk bikin talid di Bursel, tidak bawa program pemberdayaan untuk masyarakat padahal katanya kenal Pak Jokowi, kenal Pak Prabowo, jang percaya itu modus dan parlente. Kalau bapak, ibu basudara sayang Bursel, sayang anak cucu pilih nomor 1 untuk bangkit dan katong sama2 bikin perubahan untuk daerah ini," tutupnya.
Sementara Ketua pemenangan Paslon LHM-GES, Husen Souwakil menjelaskan satu alasan partainya memberi dukungan ke LHM-GES karena pasangan LHM-GES adalah figur yang tepat karena sangat ikhlas mencintai Bursel."Dahulu PKS juga memberi dukungan kepada pasangan sebelah, tapi hari ini katong lari dan kasih tinggal dia karena dia seng komitmen, katong butuh orang yang benar-benar komitmen untuk bangun daerah ini," teriaknya.
"Kemudian, ada yang datang bawa omongan-omongan yang seng ada bukti, hanya berkoar-koar tapi tidak punya bukti konkrit untuk daerah ini. Jangan terhipnotis dan jangan percaya mereka yang datang obral janji sebab janji itu pasti akan dilupakan," timpal Ketua DPC PKS kabupaten Bursel.
Ketua tim relawan LHM-GES, Sofian Solissa juga turut menyesal karena dahulu sudah menjadi bagian dari orang-orang yang mengantarkan kemenangan bagi ratu yang tamak dan sukan mementingkan diri sendiri dan keluarga."Jangan pilih pemimpin yang seperti itu, pilih pemimpin yang mengutamakan kepentingan masyarakat diatas kepentingan pribadi, pilih yang komitmen seperti Pak Midi dan Pak Gerson, berikan mereka kewenangan dan kita akan buat perubahan untuk Bursel," tegasnya.
Ditanggal 27 November nanti, Solissa menghimbau masyarakat agar tidak Golput namun datang ke TPS untuk menyalurkan hal suaranya demi menghadirkan perubahan bagi tanah Fuka Bipolo.
"Tanggal 27 itu jangan kemana, tapi ke TPS coblos nomor 1 LHM-GES,Katong buat perubahan untuk Bursel yang semakin baik," tandasnya orang yang punya andil besar menghantar SMS menjadi menjadi bupati itu.
Sementara Sekretaris Tim pemenangan LHM-GES, Sami Latbual turut menggetarkan kecamatan Leksula. Ia memperjelas terkait keberadaan Pjs Bupati Bursel yang mana ada kelompok yang mengklaim kehadiran Pjs untuk memenangkan paslon tertentu.Isu ini menurut Latbual adalah isu murahan, isu pembodohan terhadap masyarakat dan isu-isu pembodohan ini harus dilawan.
"Kehadiran Pjs Bupati adalah untuk menjalankan roda pemerintahan yang ditinggalkan bupati defenitif karena cuti, bukan untuk memenangkan paslon tertentu dan saudara-saudara perlu ketahui bahwa mekanisme pengusulan Pjs Bupati itu kewenangannya gubernur Maluku bukan pasangan calon, itu perintah undang-undang yang bilang bukan Sami yang bilang," paparnya.
"Untuk itu, isu-isu pembodohan ini harus kita lawan, masyarakat Bursel sudah cerdas jangan lagi mau dibodohin," sambungnya.
Dikesempatan itu Latbual juga meminta seluruh masyarakat untuk mendoakan Paslon LHM-GES, sebab hanya mereka sajalah yang tau susah dan senang masyarakat Bursel dan ditangan mereka sajalah Bursel akan berkembang sebab mereka berdua putera-putera terbaik yang belum diberi kewenangan lebih untuk mengatur roda pemerintahan.
"Kalau ada yang katong kenal kenapa pilih yang lain, katong minta tolong dalam setiap doa-doa samua saudara, dalam sholat dan tahajud tolong titip perjuangan Pak Midi dan Pak Gerson," pintanya.
Ia mengingatkan masyarakat kecamatan Leksula bahwa dahulu di tahun 2020, dirinya menjadi panglima perang pasangan Hadji Ali dan Zainudin Booy (AJAIB) dan saat itu pasangan AJAIB hampir saja menang.
Kini bersama LHM-GES sudah ada panglima-panglima hebat yang mengantarkan petahana menang di waktu itu dan hari ini juga panglima-panglima itu akan menghantarkan pasangan LHM-GES menang telak.
"Dahulu kita berlawanan saja hampir memang, apalagi sekarang sudah ada ketua relawan SMS, Pak Sofian, Ketua Tim pemenangan SMS, Pak Ahmadhan dan teman-teman lain sudah bergabung, kita pastikan LHM-GES bungkus dan menang telak," tandasnya. (Tim)
0 komentar:
Post a Comment