Namlea, KT - Masuk zona potensial setelah menang di pilegis DPRD Kabupaten Buru, PPP tidak menerima pendaftaran calon bupati dari luar partai.
Untuk itu, PPP telah menetapkan kadernya sendiri, Ketua DPW PPP Maluku, Aziz Hentihu, maju sebagai calon bupati di pilkada Buru pada Bulan Nopember nanti.
"Alasan PPP Buru tidak buka pendaftaran untuk calon Bupati Buru, karena ada anak kandung, anak idiologis PPP yang maju sebagai calon bupati," jelas Wakil Ketua DPW PPP Maluku, Sarpuddin Litiloly, melalui saluran telepon Jumat (10/5/2024).
Buru masuk zona potensial, bukan semata hanya karena menang di pilegis. Namun ada Ketua DPW PPP Maluku , Aziz Hentihu yang juga putra asli daerah akan maju sebagai calon bupati."Itu yang menjadi bahan pertimbangan DPP, sehingga DPC PPP Buru tidak membuka pendaftaran calon bupati,"kuatkan Sarpuddin.
Lanjut Sarrpuddin, dalam Peraturan Organisasi 13 tahun 2024 terkait pencalonan Pilkada di Indonesia, zona yang mendapat atensi khusus tidak menjadi kewajiban kepada partai membuka pendaftaran untuk Calon Bupati dan Wakil Bupati.
Ketua Wilayah Aziz Hentihu juga telah diamanatkan dalam penugasan DPP untuk memastikan pasangan Wakil Bupatinya, serta ditugaskan untuk membangun konsolidasi koalisi.
"Tapi karena kami menimbang dinamika politik, maka kami memutuskan membuka pendaftaran calon Wakil Bupati walaupun dalam PO 13 tahun 2024 mestinya ditutup," terang Sarpuddin.
PPP hanya membuka pendaftaran untuk calon Wakil yang kemudian akan menjadi bahan masukan untuk mengidentifikasi hal-hal yang ada kaitan dengan politik pemenangan pilkada.
Misalnya, siapa calon Wakil Bupati yang tingkat pengenalannya, like ability, dan elektabilitasnya tinggi.
Menyinggung siapa calon Wakil Bupati yang akan menjadi pendamping Raja Leisela tersebut, Saripuddin mengatakan tergantung hasil survei nanti.
"Siapa yang melakukan pengembalian berkas sebagai calon Wakil Bupati wajib namanya masuk dan disanding guna disurvei oleh lembaga survei yang ditunjuk oleh DPP PPP untuk dijejaki. Mulai dari tingkat pengenalan, tingkat kesukaan, elektabilitas, dan ada simulasi paket untuk dilihat siapa yang paling dominan untuk memenangkan kontestasi Pilkada". Kata Saripuddin.
Sarpuddin menambahkan, dalam survei itu ada yang namanya top of mind, yaitu pertanyaan terbuka yang tidak disebutkan nama dalam lembaran pertanyaan dan itu hal baku di semua lembaga survey. (LO)
0 komentar:
Post a Comment