Ambon, Kompastimur.com - Pulau Banda Neira atau Banda Neira dikenal luas di tanah air sebab pada masa penjajahan Belanda dahulu, lokasi ini menjadi tempat pembuangan para tokoh pejuang kemerdekaan tanah air seperti Mohammad Hatta, Sutan Syahrir, dan Cipto Mangunkusumo.
Pulau Banda Neira adalah satu di antara beberapa pulau yang ada di Kepulauan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, provinsi Maluku.
Di Kepulauan Banda, ada 3 pulau besar yakni Banda Besar, Neira, dan Pulau Gunung Api. Serta 7 pulau kecil yakni Pulau Ay, Rhun, Hatta, Karaka, Sjahril, Nailaka, dan Pulau Batu Kapal.
Pulau Banda Neira pada masa VOC dahulu paling terkenal karena menjadi pusat dagang rempah-rempah berkualitas tinggi seperti pala dan fuli (bunga pala).
Dengan kekayaan alamnya dan sejarah panjang Banda di masa lampau, banda masih menjadi daerah yang cukup dari segi pembangunan dan infrastruktur begitu juga dengan pembangunan keluarga dan stunting di banda Neira.
Menurut data LAPORAN STATUS GIZI BALITA melalui Aplikasi e-PPGBM Prevalensi stunting di kecamatan Banda sebanyak 42 anak atau 2,84% (data 13 Oktober 2023) dan berhasil diturunkan menjadi 37 anak berdasarkan data pendampingan pada Puskesmas Banda pada bulan November 2023.Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) melakukan Monitoring dan Evaluasi (Monev) pemberdayaan Tim Pendamping Keluarga (TPK) di kecamatan Banda, Kabupaten Maluku Tengah pada tanggal 13-14 November 2023.
BKKBN menugaskan Adam Sugiharto, SE, M.Si. dari Direktorat Lini Lapanngan, Resti Sri Elwani, S.Pi, M.Si dari Biro Perencanaan, Annisa Halimatusyadiah, S.Sos., M.Si. dan Emah Salomi Suebu, S.Ikom dari Direktorat KIE didampingi Krisna Soselisa, S.E dari Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku.
Rangkaian kegiatan Monev diawali dengan melakukan wawancara dengan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Maluku Tengah Mahudjali Talaohu, SKM, M.Si yang kebetulan sedang melakukan Dinas di Banda Neira dan dilanjutkan penanggungjawab program bangga kencana dan percepatan penurunan stunting kecamatan Banda Juana Asidiq terkait fokus untuk melihat perkembangan peran Tim Percepatan Penurunan Stunting tingkat Kabupaten Maluku tengah dan kecamatan Banda.
Kegiatan berikutnya Tim Monev menyelenggarakan Focus Group Disscusion (FGD) bersama dengan TPK seKecamatan Banda dan Wawancara dengan TPK yang dibagi dalam empat kelompok.
Kegiatan tersebut berlangsung di Balai Negeri Adm. Nusantara pada Rabu (14/11/2023) turut hadir dalam kegiatan tersebut Kepala DPPKB Maluku Tengah Mahudjali Talaohu, SKM, M.Si.
Ketua Tim Monev Adam Sugiarto, S.E., M.Si menyampaikan bahwa tujuan Timnya melakukan monev di Banda Neira adakah untuk mengetahui sejauh mana upaya pemanfaatan dan pemberdayaan TPK secara umum di seluruh provinsi Maluku, terkhusus di lokus yg didatangi seperti di Banda Neira.
Lanjutnya Adam mengungkapkan ada beberapa permasalahan yang ditemukan di Banda Neira dan menjadi fokus evaluasi dari tim monev.“Perbedaan yang mencolok pada sarana prasarana dan infrastruktur untuk Percepatan Penurunan Stunting di banding Wilayah indonesia bagian Barat dan tengah, yang kedua Minimnya informasi melalui penyampaian lisan secara berantai dari pejabat pusat, provinsi dan kabupaten yg mengindikasikan informasi yg gencar dan massif tentang Percepatan Penurunan Stunting di maluku. Yang ketiga Minimnya KIE Media luar ruang tentang PPS di seluruh Maluku dan Minimnya keterampilan dan penguasaan materi substantif PPS oleh TPK”, ungkap Adam.
Meski angka prevalensi stunting masih cukup tinggi, Adam dan Tim Monev mengapresiasi kerja dan pendampingan TPK di Kecamatan Banda yang berhasil menurunkan angka stunting dari 42 anak menjadi 37 anak data pendampingan Puskesmas Banda per November 2023.
Adam bersama tim monev juga merekomendasikan beberapa alternatif solusi guna memperkuat peran pemberdayaan TPK di Banda Neira diantaranya Perwakilan BKKBN Provinsi Maluku bersama dengan Dinas Pengendalian Penduduk kabupaten Maluku Tengah melakukan penyegaran dengan Pelatihan TPK di tahun 2024 dengan memperbanyak ruang diskusi dan praktek, yang kedua gencar melakukan Advoaksi dan KIE dengan melakukan audiensi ke pemerintah daerah sampai ke desa serta melakukan pemasangan spanduk, baliho, videotron dan materi lainya tentang Percepatan Penurunan Stunting.
"Yang paling penting juga menambah dan menguatkan peran Penyuluh Keluarga Berencana (PKB) di banda Neira sehingga harapnya tugas-tugas mendukung upaya penurunan stunting di Banda Neira dapat maksimal," tandasnya. (Rls)
0 komentar:
Post a Comment