"Hal ini dilakukan guna menghindari pungli dan hal - hal negatif lain yang bisa terjadi," demikian disampaikan Penjabat Walikota Ambon Bodewin Wattimena kepada wartawan usai melaunching pembayaran retribusi digital, yang berlangsung di Desa Waiheru, Kecamatan Teluk Ambon, Rabu (25/10/2023).
Wattimena mengatakan, setelah dilaunching, maka transaksi dimanapun sudah memakai sistim digital, tidak lagi secara tunai.
"Semua pakai digital dan ini juga bagian dari langka Pemkot mempermudah pembayaran retribusi," ungkapnya.
Menurutnya, saat ini semua pembayaran pedagang yang berkaitan dengan retribusi harus disesuaikan dengan perkembangan teknologi.
Ini juga sekaligus memberikan keyakinan kepada para pedagang bahwa retribusi yang di bayar ke Pemkot semuanya tidak disalahgunakan baik itu nominalnya maupun kemana retribusi itu berlabuh karena itu langsung masuk ke kas daerah.
“Tidak lagi dilakukan secara manual seperti dahulu dimana orang datang tagi dan sebagainya, yang akhirnya banyak pedagang tidak yakin. Karena sebenarnya saya rasa, semua pedagang tidak menolak membayar retribusi, hanya soal keyakinan mereka, apakah sampai ke pemerintah atau tidak, dan apakah besarannya benar atau tidak itu salah satu doktor juga yang menjadi membuat pedagang mahu bayar atau tidak,” tandasnya. (SM)
0 komentar:
Post a Comment