Konferensi pers tersebut dalam rangka, penanganan pembagian jasa tenaga kesehatan terkait insentif Covid-19 Rumah Sakit Alternatif LPMP dan LP3 yang tertunda pembayarannya sejak tahun 2020 hingga saat ini memasuki tahun 2023.
Rumah Sakit Angkatan Laut (Rumkital ) - IX Ambon, sebagai Rumkit pengampuh yang bertanggung jawab atas pembayaran Nakes LPMP dan LP3 sebanyak 110 orang, maka Direktur Rumah Sakit FX Suhardjo, dr Eka Purwanto berjanji bahwa pihaknya akan membayarkan jasa Nakes dari dana operasional Rumkital-IX Ambon.
Menurut dr. Eka Purwanto, pembayaran tahun kemarin tidak terealisasi di sebabkan karena pada tanggal 28 Desember 2021 Rumah Sakit FX Suhardjo menerima transferan dana dari Menteri Kesehatan sebesar Rp 5,4 miliar. Dengan perincian Rp 3,2 miliar itu rumah sakit LPMP dan LP3. Sementara Rp 2,2 miliar milik Rumah Sakit FX Suhardjo.
"Tetapi dana yang di luncurkan tidak bisa lintas tahun, sedangkan dana yang masuk tersebut sudah hampir pergantian tahun, maka dana sebesar 5,4 M tidak bisa terserap, termasuk dana Nakes LPMP dan LP3," kata Purwanto.
Oleh karena itu, telah di putuskan dan di sepakati bersama antara pihak Nakes Rumkit Alternatif Covid-19 LPMP dan Nakes Rumkit Alternatif Covid-19 LP3, bahwa besar pembayaran yang telah di sepakati untuk Rumah Sakit Darurat Covid -19 berjumlah 1,298 Miliar.
"Untuk mekanisme pembayarannya tidak secara langsung, harus melalui beberapa proses Revisi DIPA, dan di bayarkan setelah selesai Revisi DIPA." tegas Purwanto.
Lebih dijelaskan oleh dr. Mega selaku Dirut RS Alternatif Covid-19 LPMP dan dr. Sherly, penanggung jawab RS Alternatif Covid-19 LP3 Perikanan, bahwa pada hari Jumat tanggal 6 Januari 2023 sudah ada kata sepakat dengan surat pernyataan yang di tanda tangani oleh Nakes, bahwa mereka bersedia menerima pembayaran yang di berikan oleh Rumkital-IX Ambon sebesar 1.298 miliar sesuai dengan kemampuan dari Rumkital-IX.
Atamimy berharap ada dukungan dari pihak Pemda dalam proses revisi ini, agar dapat berjalan dengan lancar supaya pembayaran dapat dilaksanakan secepatnya.
Ia pun meminta perhatian dan pengertian semua pihak dengan satu kalimat pepatah," tidak akan ada hari ini kalau tidak ada hari kemarin dan tidak akan ada buah hari ini kalau tidak ada perjuangan".
"Akhirnya di sampaikan kepada masyarakat Maluku secara keseluruhan, bahwa persoalan ini telah selesai, sambil menunggu waktu pembayaran, dan terima kasih untuk atensi bersama dari semua pihak," tutup Atamimy. (AJP)
0 komentar:
Post a Comment