Acara ini akan di gelar pada besok hari, Kamis, 12 Januari 2023 di mulai pada pukul 18 .00 bertempat di Gedung Auditorium Unpatti Ambon, JL. Ir. M. Puttuhena, Desa Poka.
"Besok kami Nusamba akan menggelar Natal sekaligus pengukuhan presidium Provinsi Maluku," demikian dikatakan ketua Panitia, Natal dan pengukuhan presidium, Usman Bhata kepada Wartawan (11/1/2023).
Bhata, menyampaikan Besok puncak pelaksanaan dua momentum yakni Natal dan pengukuhan presidium Nusamba Provinsi Maluku, yang merupakan landasan atau pegangan sebagai mandat yang di berikan oleh 14 Latupati.
"Mandat ini dari 7 Latupati Nusalaut dan 7 Latupati dari Ambalau," terang Bhata.
Akan hadir dalam acara Natal dan pengukuhan Presidium Ade - Kaka Nusamba Provinsi Maluku adalah seluruh anak cucu yang tersebar di kota Ambon dengan undangan yang di salurkan ke 7 Gereja dan seluruh masjid di Ambalau.
"Seluruh anak cucu Nusamba dan para pejabat dilingkup Pemprov Maluku serta Pemkot Ambon juga kami undang untuk hadir," terang Bhata.
Melihat komunikasi selaku orang Basudara makin tersendat, dan silahturahmi antara Ade dan Kaka bertahun tahun lamanya hanya pada konteks kultural, maka ada keinginan Ade dan Kaka agar hubungan komunikasi, hubungan kebatinan, hubungan kultural dapat ditingkatkan menjadi hubungan struktural.
"Ini dimaksudkan agar memiliki satu persekutuan bersama dalam satu wadah atau satu payung untuk melihat kedepan proses perjalanan dari Nusamba yang harus di tingkatkan dan dikuatkan yang lebih di kenal dengan nama Revolusi semangat kultural menjadi semangat struktural, dan ini yang menjadi tujuannya, dengan satu filosofi dari Nusamba, oleh Nusamba dan untuk Nusamba," tutur Bhata.
Bhata mengingatkan bahwa Nusamba bukanlah wadah politik tetapi tidak melek dengan persoalan politik atau persoalan kekinian, akan tetapi Nusamba merupakan satu persekutuan hukum adat.
"Nusamba lahir dari satu persekutuan majelis Latupati, dari perwakilan satu negeri satu orang dalam satu pulau Nusamba, maka di dapatkan 7 orang perwakilan dari pulau Nusalaut dan perwakilan 7 orang dari pulau Ambalau, Maka ada 14 Latupati," ungkap Bhata.
Nusamba bersifat presidium, maka kepemimpinannya bersifat kolektif kolegial, tidak merumuskan harus ada ketua dan sekretaris, tidak ada yang di bawah dan tidak ada yang di atas semuanya sama.
"Jadi besok hari sesudah pengukuhan akan di susun petunjuk operasional ( PO) yang merupakan kebutuhan kepemimpinan yang akan di isi oleh seluruh komponen masyarakat, dan di himbau besok setelah di lakukan perayaan dan pengukuhan pengurus presidium maka hentikan semua goncang gancing," tegas Bhata.
Nama Nusamba ini merupakan representasi 7 Latupati Nusalaut, dan 7 Latupati Ambalau.
Menurutnya, secara prespektif ini adalah sebuah tita atau perintah dari Latupati untuk sama - sama membangun prespektif dari perjalanan Nusamba dengan tidak memperkecil peran siapapun, dan semoga menjadi kekuatan untuk bersinergi dengan stakeholder terutama pemerintah provinsi dan kota.
"Kita sama - sama membangun dan jadikan Maluku ke depan sebagai Rol Model, memberikan pencerahan sesungguhnya Maluku ini daerah yang sangat aman kerukunannya. Nusamba terdiri dari dua komunitas yang berbeda keyakinan namun lahir dari satu rahim, dalam perjalanan prespektif sejarah Ade di hargai dan di beri kesempatan memeluk agama Islam dan Kaka tetap tinggal di Nusalaut dengan menganut agama Kristen. Dari dua pulau ini sudah menjadi contoh dan menjunjung tinggi agama, jangan di benturkan tetapi tetap di jaga sepanjang sejarah yang di jadikan menjadi satu kekuatan hidup Ade dan Kaka," papar Bhata.
"Ia berharap, seluruh masyarakat Nusamba dan kota Ambon bisa menjadikan momentum ini sebagai amal voting kita bersama seluruh komponen, serta menyadari bahwa paguyuban kultural yang ada di Ambon bukan saja Nusamba tetapi ada juga Hena Hitu biarlah sama sama membangun Maluku menjadi Rol Model di Indonesia," tutup Bhata. (AJP)
0 komentar:
Post a Comment