Ambon, Kompastimur.com
Tradisi Cakalele atau yang disebut MA’ATENU yang termasuk dalam rangkaian Festival Tenun Matasiri merupakan acara adat yang dimiliki oleh masyarakat Pulau Haruku khususnya warga desa Pelauw yang pada hari ini bisa berkesempatan mengadakan acara adat yang telah lama sudah hampir 13 tahun tidak dilaksanakan. Cakalele merupakan acara adat yang bermakna sebuah wujud dari jiwa keberanian Syaidina Ali, sahabat dan anak mantu Rasulullah yang terkenal sebagai pemberani di medan perang.
Pada atraksinya para warga yang mengikuti Cakalele mereka menjadi kebal akan benda tajam pada semua bagian tubuhnya, dengan menunjukkan antraksi menyayat-nyayat anggota tubuhnya dengan parang, pedang, pisau dan benda tajam lainnya, menariknya badan mereka tidak mengalami luka yang serius hanya tampak seperti bekas goresan-goresan saja. Terdapat 3 kelompok besar yang menghimpun 13 marga yaitu antara lain pertama dikenal dengan Matasiri atau Latu Rima terdiri atas Soa Sahubawa, Talaohu, Latuconsina, Latupono, dan Latuamury, rute kedua yakni Waelurui terdiri atas soa Salampessy, Tuakia, Tualepe, Angkotasan, dan Tuankotta, rute ketiga Hunimoki atau Waelapia terdiri dari soa Tualeka, Tuahena, dan Tuasikal.
Danlantamal IX Ambon merupakan yang dituakan pada susunan keluarganya di Pulau Haruku, menyaksikan dengan mendampingi para Forkompinda menyaksikan pagelaran adat yang hampir 13 tahun tidak dilaksanakan karena banyak terjadi masalah internal masyarakat antara lain, karena adanya konflik adat, perizinan dari pemerintah daerah dan penyebaran virus covid-19. Brigadir Jenderal Said Latuconsina, M.M., M.T., mengikuti beberapa prosesi adat sebelum dimulainya acara dan didampingi dengan anggota keluarga besar, berjalan menuju rumah soa kecil ke rumah soa besar milik keluarga Danlantamal IX.
Selain itu pada festival cakalele ini ada 4 orang dari banyaknya prajurit Lantamal IX yang merupakan putra daerah juga turut berpartisipasi dalam acara tersebut, mereka dengan diberikan izin oleh orang tua dan Danlantamal IX untuk bisa mengikuti semua jalannya festival cakalele ini, mereka menampilkan atraksi-atraksi ekstrim yang di mainkan dengan senjata tajam dengan cara disayat-sayatkan ke seluruh tubuhnya.
Sebagai Komadan Lantamal IX Brigjen Said sangat terkesan kepada acara festival ini bisa terselenggara dengan lancar dan aman dari awal sampai akhir, didampingi oleh Wadan Lantamal IX, pada Asisten Danlantamal IX dan juga Ketua Korcab IX DJA III turut menyaksikan kemeriahan festival akbar tersebut.
Saking lamanya tidak pernah diadakan festival cakalele ini seluruh masyarakat Pulau Haruku bahkan warga di luar pulau pun juga ikut berdatangan dan membeludak untuk bisa menyaksikan festival ini secara langsung, didukung oleh TNI AD, TNI AL dan POLRI sebagai unsur pengamanan. (AJP)
0 komentar:
Post a Comment