Ambon, Kompastimur.com
Menyikapi hal itu, Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon melalui Fakultas Ekonomi dan Bisnis menggelar seminar The Second Internasional Conference On Business and Economics (ICONBE-2). Seminar yang berlangsung di lantai 2 Swisbell hotel, Sabtu (15/10/2022) melibatkan sejumlah perwakilan universitas ternama yang ada di Indonesia maupun manca negara.
Rektor Unpatti Ambon, Prof M.J. Sapteno dalam sambutannya mengatakan, kecenderungan penggunaan teknologi digital dalam berbagai aktivitas ekonomi dan sosial menyebabkan terjadinya perubahan perilaku dan model bisnis di berbagai sektor.
Dimana ekonomi berbasis internet telah memberi warna baru bagi pembangunan Indonesia dan global. Bahkan Digitalisasi dapat berdampak terhadap cara melakukan suatu pekerjaan, cara dunia bisnis dan konsumen berinteraksi, serta cara aliran pendapatan dihasilkan.
"Transformasi digital bukanlah sesuatu yang mudah, terutama karena yang perlu bertransformasi adalah manusia itu sendiri. Adanya keengganan untuk bertransformasi masih sering terjadi meskipun setuju tentang pentingnya transformasi digital dalam mendorong perubahan," ucap Sapteno.
Katanya, seiring dengan terjadinya pandemi Covid-19, maka mau tidak mau, suka tidak suka, kondisi pandemi telah memaksa masyarakat, dunia usaha dan pemerintah untuk bertransformasi secara digital, dengan mengubah budaya dan perilaku masyarakat serta institusi dan swasta untuk mendapatkan aliran pendapatan baru.
"Masyarakat terpaksa bertransformasi dari offline (face to face) ke online. Oleh karena itu, transformasi digital dianggap sebagai sesuatu yang “given” atau sebagai sebuah “keniscayaan” masa kini," paparnya.
Lanjutnya, saat ini transformasi digital dapat diterapkan pada berbagai sektor pembangunan, baik di sektor pembangunan manusia atau pendidikan dan kesehatan, pembangunan ekonomi, pembangunan infrastruktur, pembangunan politik, hukum dan keamanan, serta yang tidak kalah pentingnya adalah pembangunan kewilayahan.
"Untuk itu kita harus mampu menjangkau seluruh pelosok tanah air dan berbagai komponen masyarakat, mulai dari kota, desa hingga kepulauan sehingga tidak menimbulkan ketimpangan digital atau kesenjangan talenta digital di tengah masyarakat," ucapnya.
Di samping itu, Sapteno menyebutkan, literasi digital sangat penting untuk mendorong percepatan implementasi digital khususnya di wilayah kepulauan, seiring dengan pembangunan infrastruktur komunikasi di wilayah tersebut.
"Hal itu juga menjadi tantangan tersendiri bagi kita untuk terus berupaya meningkatkan kemampuan literasi dan talenta digital masyarakat. Termasuk memberikan masukan kepada pemerintah untuk menciptakan produk hukum dan kebijakan yang dapat melindungi masyarakat dari berbagai resiko kerugian agar masyarakat merasa nyaman melakukan aktivitas ekonomi digital dan terus berinovasi dalam pengembangan teknologi digital," ungkapnya.
Dengan melihat kondisi tersebut, Sapteno memberikan apresiasi dan dukungan penuh atas penyelenggaraan ICONBE-2 oleh Fakultas Ekonomi dan Bisnis karena sudah mampu menunjukkan jalan dalam penyesuaian kehidupan ekonomi melalui digitalisasi.Ia berharap, semoga melalui kegiatan ini semua pihak dapat menemukan ide-ide baru yang kreatif dan inovatif dan mengimplementasikannya untuk pengembangan ekonomi digital di Indonesia khususnya untuk wilayah kepulauan seperti di Maluku.
Sementara ketua panitia seminar, Dr. Conchita Latupapua, menjelaskan sasaran kegiatan ini Terkait Perubahan pola bisnis yang semakin terintegrasi, disertai pengembangan ekosistem dan kolaborasi, mampu mendorong percepatan implementasi ekonomi digital di masyarakat, mengingat semakin terbiasanya masyarakat dengan penggunaan financial technologiy (fintech) dan teknologi informasi.
Hadirnya berbagai platform keuangan dan pemasaran berbasis digital memberikan keleluasaan bagi masyarakat saat ini bebas memilih berbagai fasilitas modern untuk mendapatkan kemudahan, kecepatan dan kenyamanan sebagai bentuk peningkatan kualitas pelayanan. Sehingga, diharapkan pertumbuhan ekonomi digital mampu menyebar secara merata hingga menjangkau wilayah-wilayah kepulauan agar masyarakatnya juga dapat merasakan sentuhan dan manfaat dari digitalisasi.
"Harapan kami kedepannya kegiatan ini dapat berkesinambungan dan berkelanjutan di tahun depan sehingga mahasiswa maupun dosen kami bisa berinteraksi secara global dengan nara sumber yang berasal dari Amerika, Australia maupun universitas-unversitas terbaik yang da di Indonesia," terangnya.
Dalam keterangannya, Latupapua menjelaskan apa yang nantinya disampaikan oleh nara sumber akan menjadi ilmu dan pegangan bagi para peserta.
"Untuk kegiatan ini tidak kami batasi namun dibatasi oleh kapasitas ZOOM yaitu hanya 500 orang dan yang kami ikutkan dalam kegiatan ini sebanyak kurang lebih 500 peserta dari total mahasiswa Fakultas Ekonomi yang mencapai 4089 orang. Jadi kami sudah atur supaya kegiatan ini tertib sebab yang kita kejar adalah kualitas bukan kuantitas," tandasnya. (AJP)
0 komentar:
Post a Comment