Leiwakabessy dalam arahannya menyambut baik kegiatan tersebut. "Sebagai kepala pemerintahan di negeri Nalahia, saya menyambut baik kegiatan Semiloka yang dilaksanakan oleh Persekutuan Risapori Ambon," ungkapnya.
Leiwakabessy mengungkapkan, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang ini secara tidak langsung telah berpengaruh terhadap berbagai tatanan hidup, budaya dan juga kearifan lokal termasuk masalah adat yang dimiliki oleh negeri- negeri di Maluku termasuk di Negeri Risapori Henalatu Nalahia.
Olehnya itu untuk menggali sekaligus menghidupkan kembali budaya, kearifan lokal dan adat istiadat, maka dilakukan Semiloka.
"Mudah-mudahan dengan kegiatan ini masyarakat Negeri Nalahia bisa menghidupkan kembali berbagai kearifan lokal dan budaya serta adat-istiadat yang mulai hilang akibat berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi," harapnya.
Ketua Persekutuan Risapori Henalatu Ambon Yeheskel Haurissa menegaskan, rencana untuk melakukan Semiloka sudah dibahas sejak lama. Hanya saja diperhadapkan dengan berbagai hal termasuk pendemi Covid-19 yang melanda Indonesia termasuk Maluku membuat kegiatan tersebut baru bisa dilaksanakan saat ini.
" Kita sudah bicarakan kegiatan ini sejak lama, dan baru direalisasikan sekarang," ungkapnya.
Haurissa yang juga salah satu pengacara di Kota Ambon ini mengatakan, tujuan dilaksanakannya Semiloka oleh Persekutuan Risapori Henalatu Ambon semata- mata agar masyarakat teristimewa anak cucu di Negeri Nalahia, bisa mengetahui berbagai kearifan lokal yang dimiliki, namun terlupakan akibat perkembangan saman serta ilmu pengetahuan dan teknologi.
"Dengan kegiatan Semiloka, masyarakat Negeri Nalahia bisa mengetahui berbagai kearifan lokal yang dimiliki sejak dulu kala," ujarnya.
Sementara itu ketua panitia Semiloka Steven Siahila mengatakan, kegiatan Semiloka merupakan sebuah cita- cita yang ingin direalisasikan karena sudah lama dirancang untuk lakukan.
Siahila mengungkapkan, adat dan budaya merupakan sebuah kebiasaan yang diturunkan oleh para leluhur dari zaman dulu. Namun dengan berkembangnya zaman, adat dan budaya mulai terkikis dan terancam hilang.
Olehnya itu lewat kegiatan Semiloka dengan tema" Mangente Kearifan Lokal Negeri Risapori Henalatu, dapat membangkitkan kembali adat, budaya dan kearifan lokal yang selama ini di miliki masyarakat Negeri Nalahia.
" Yang kita harapkan lewat kegiatan ini adat dan budaya serta kearifan lokal yang hampir hilang di Negeri Nalahia, bisa di lihat kembali untuk selanjutnya diterapkan dalam kehidupan sehari- hari," harapnya.
Kegiatan yang berlangsung seharian itu menghadirkan sejumlah pembicara yakni Mantan Rektor Universitas Pattimura Ambon Mus Huliselan, Dosen Hukum Unpatti, Jimi Pitersz, Kepala Pemerintahan Negeri Nalahia Frangky Leiwakabessy, Ketua Majelis Jemaat GPM Sion Nalahia Pdt Joppy Patty serta Dedy Haurissa salah satu tokoh masyarakat Negeri Nalahia.
Hadir pula Basudara Risapori Henalatu dari Sorong Raya, Saniri Negeri, kepala sekolah SD dan SMP, serta undangan lainnya. (Rls)
0 komentar:
Post a Comment