Lomba bergengsi yang diprakarsai KPK itu diikuti oleh 10 desa terbaik se Indonesia. Desa Sukojati dalam ajang ini akan bersaing dan berebut untuk meraih predikat desa anti korupsi terbaik nasional.
Sepuluh desa anti korupsi yang bersaing dalam lomba ini adalah desa Sukojati Kabupaten Banyuwangi Jawa Timur, desa Banyubiru kabupaten Semarang Jateng, desa Kutuh kabupaten Badung Bali, desa Kumbang kabupaten Lombok Timur NTB, desa Batu Soko kabupaten Ende NTT, desa Cibiru Wetan kabupaten Bandung Jabar, desa Mungguk kabupaten Sekadau Kalbar, desa Hanura kabupaten Pesawaran Lampung, desa Kamang Hilla kabupaten Agam Sumbar, desa Pakatto kabupaten Gowa Sulsel.
Bahkan beberapa hari yang lalu Tim Penilai dari KPK beserta dari Kementrian Desa,Kementrian Keuangan sudah mendatangi desa Sukojati melakukan penilaian terhadap berbagai aspek di pemerintahan desa Sukojati.
Kepala desa Sukojati, Untung Suripno, kepada Kompas Timur, menuturkan bahwa pihaknya beserta jajarannya sudah siap dalam mengahadapi penilaian lomba ini.
"Yang jelas kami sudah siap dengan berbagai pertanyaan dari tim penilai KPK serta kami dukung dengan fakta administrasi" jelas kepala desa yang akrab dipanggil Untung di kantornya.
Menurut Untung Suripno, kunci mengelola pemerintahan desa nya adalah transparansi dan membangun komunikasi yang baik dengan berbagai elemen yang ada di desanya.
"Dalam pengelolaan keuangan desa jangan ada yang ditutup-tutupi. Kita ikuti aturan yang ada dan kita serahkan tupoksi kepada perangkat yang diserahi tugas. Semua masyarakat bisa memantau kegiatan pembangunan di desanya." jelas pria yang berpenampilan amat sederhana itu.
Namun demikian imbuh Untung, semua keberhasilan itu bukan hanya karya dirinya sendiri,tapi merupakan kebersamaan yang di bangun dengan pengertian dan tanggungjawab antara kepala desa, seluruh staf, BPD dan tokoh masyarakat.
"Ya semua kita libatkan sesuai tupoksinya kita bangun keterbukaan dan disiplin"pungkas pria yang dekat dengan rakyatnya itu. (Supriyadi)
0 komentar:
Post a Comment