Popa terpilih dan akan mengemban tugas dalam jabatannya sebagai ketua untuk tahun 2022 sampai 2025.
Tema yang diangkat dalam musyawarah tersebut yakni Revitalisasi dan optimalisasi peran Korps HMI WATI dalam mewujudkan tujuan FORHATI.
"Yang terpenting, kami berharap FORHATI di Bursel dapat dibentuk sehingga pengurus bisa menggerakkan roda organisasi," ucap Jamila.
Ia mengarahkan agar kepengurusan nanti yang terbentuk bisa mengkoordinir FORHATI di Bursel sehingga dapat berkontribusi bagi daerah.
"FORHATI juga harus bisa bekerja sama dengan KAHMI dalam satu tim untuk menunjukkan eksistensi hijau hitam di Bursel. Saya harap Dinda dan Ayunda bisa bergabung dalam FORHATI Maluku dengan tindak lanjut penyerahan SK kepengurusan ke kami di wilayah," kata Djamila.
"Selanjutnya dan yang terpenting, bagi yang terpilih sebagai ketua, tanggung jawab utamanya yakni menggerakkan roda FORHATI di Bursel. Untuk pelantikan, dapat dilaksanakan saat sudah terbentuk kepengurusan dan itu harus diselesaikan secepatnya sesuai perintah AD/ART organisasi," tandasnya.
Koordinator Presidium MD KAHMI Bursel, M. Zein Loilatu yang diberikan kesempatan istimewa untuk menyampaikan sedikit wejangan berharap FORHATI Bursel mampu berkontribusi menyumbangkan pikiran, ide dan gagasan untuk kemajuan organisasi dan daerah.
Loilatu yang juga Ketua terpilih KAHMI Kabupaten Bursel periode 2017-2022 itu mengingatkan bukan saja memberikan ide dan pikiran, tetapi FORHATI harus mampu melihat isu-isu kemanusiaan yang berkembang di Bursel.
"Isu-isu yang berkembang juga harus menjadi fokus kita bersama," tandas Loilatu.
Sementara, Jilfa Popa dalam keteranganya kepada wartawan usai di sahkan selaku Ketua FORHATI Bursel mengatakan, ada isu-isu sentral yang nantinya menjadi fokus FORHATI Bursel.
"Marilah kita sama - sama melihat berbagai macam isu sentral yang ada di daerah ini termasuk Human Trafficking (perdagangan Manusia), prostitusi online maupun kekerasan terhadap anak dan perempuan," ujar Popa.
Katanya, berbagai ketimpangan sosial dan kekerasan terhadap anak dan perempuan kini menjadi perhatian bersama.
"Terpenting itu agenda keumatan, agenda pemerintah yang mungkin banyak belum terealisasi. Untuk marilah kita sama-sama bekerja sama dengan majelis pengurus KAHMI dan melakukan gerakan Advokasi untuk mengingatkan pemerintah. Supaya kita bisa di kenal oleh pemerintah. kita bisa bersinergi dengan pemerintah melihat dan mengawal segala isu yang berkembang," paparnya.
Terkait sejumlah isu yang mendiskreditkan perempuan dan anak, pihaknya akan membangun kerja sama dengan semua pihak untuk bagaimana sama-sama melihat masalah tersebut.
“Kita akan bermitra dengan pemerintah daerah dan pihak kepolisian untuk untuk memberantas persoalan itu,” ujar Popa.
Dalam menjalankan roda organisasi, Popa akan berkolaborasi dengan KAHMI dan HMI demi menunjukan keberadaan FORHATI di Bursel. Dirinya berharap terbangunnya sinergitas antara FORHATI dengan seluruh elemen dalam melihat berbagai kebijakan pemerintah daerah.
Lebih jau kepada wartawan Popa mengatakan, mengingat bahwa FORHATI ini masih perdana di Bursel maka ke depan dirinya akan fokus pada pembenahan internal KOHATI dulu khususnya di tingkat komisariat.
“Ini baru di Bursel sehingga perlu ada bimbingan, ada sentuhan khusus ada perhatian penuh untuk komisariat,” akui Popa.
Selanjutnya, untuk kelengkapan organisasi, Popa akan berkerja ekstra untuk membentuk struktur pengurus yang nantinya diserahkan ke pengurus wilayah.
"Kami akan bekerja membentuk kepengurusan sesuai dengan perintah AD/ART organisasi. Termasuk menentukan sekretaris FORHATI Bursel," tandasnya. (KT/02)
0 komentar:
Post a Comment