Pariama membantah isu yang berhembus bahwa dirinya tidak lulus tetapi telah menerima SK sebagai kepala sekolah penggerak defenitif karena diduga ada main antara dirinya dengan orang dinas.
Menurut Pariama, terkait dengan adanya informasi dugaan yang menyebutkan bahwa dirinya selaku plt. Kepala sekolah (sebelum lantik Defenitif) pada SMA Negeri 14 Kota Ambon tidak termasuk (tidak lulus) sebagai sekolah penggerak adalah tidak benar atau keliru.
"Itu informasi tidak benar atau keliru," ucap Pariama di ruang kerjanya, Jumat (3/09/2022).
Ia menjelaskan, salah satu syarat untuk menjadi kepala sekolah defenitif harus mempunyai sertifikat guru sekolah penggerak, maka untuk memenuhi syarat sebagai kepala sekolah defenitif pihaknya telah mengikuti tes seleksi dan di nyatakan lulus sebagai sekolah penggerak.
Tes seleksi sebagai guru sekolah penggerak tersebut dilakukannya hanya satu kali dan bukan tiga kali sebagaimana diisukan. Tes yang dijalaninya itu terjadi pada akhir tahun 2021 dan dinyatakan lulus sebagai sekolah penggerak.
"Saat itu yang lulus hanya lima sekolah saja dan SMA Negeri 14 Ambon termasuk salah satu di antara lima sekolah yang lulus itu," ungkapnya.
Untuk di ketahui dari lima sekolah yang lulus itu terdiri dari 3 sekolah negeri dan 2 sekolah swasta.
"Ada SMA Negeri 13 Ambon, SMA Negeri 14 Ambon, SMA Negeri 2 Ambon kemudian SMA Kristen dan SMA Al-Hilal," terangnya.
Pariama lebih jau menerangkan bahwa Ia masuk dalam daftar cadangan (antri) karena kuota hanya untuk 4 sekolah, maka pihaknya masuk dalam daftar cadangan (antri) tapi bukan berarti tidak lulus.
"Jadi yang masuk dalam data cadangan (antri) untuk sekolah yang ada di kota Ambon hanya saya sendiri, dan cadangan lainnya ada 4 sekolah dari kota Masohi yang sama-sama telah lolos pada tahun 2021. Untuk itu, sesuai persyaratan maka saya di panggil untuk mengikuti pelantikan," ucapnya.
Lanjutnya, bukan hanya dia, tetapi semua di panggil untuk daftar ulang karena sudah masuk dalam daftar cadangan dan data sudah tercover di database pusat.
"Semuanya di panggil dan di rekrut kembali karena sudah terdaftar di pusat sebagai sekolah tim penggerak yang masuk pada gelombang 3. Maka saat ini hanya menunggu panggilan untuk program - program sekolah," jelasnya.
Akhir dari klarifikasi ini Pariama kembali menegaskan bahwa isu yang beredar tidaklah benar dan keliru karena dirinya di panggil untuk di lantik berdasarkan koordinasi kepala dinas dan Kabid, dan masih ada sekolah lain yang akan menyusul untuk di panggil.
"Saya mengharapkan kepada kita semua demi menjaga keharmonisan, sehingga tidak ada sekat di antara kita hendaklah saling bertukar informasi yang positif dan intens guna menangkal maraknya berita – berita yang keliru," tandasnya. (KT/AJP)
0 komentar:
Post a Comment