SBT, Kompastimur.com
Insiden kecelakaan laut kerap terjadi di perairan Kabupaten Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) Provinsi Maluku. Terakhir terjadi pada 23 Maret 2022 sore itu.
Hal ini ditanggapi serius oleh DPRD Kabupaten SBT dan melakukan rapat bersama dengan Dinas terkait pada, Rabu (13/4/2021) di Ruang Paripurna DPRD SBT.
Insiden naas tersebut membuat 8 orang sampai saat ini belum ditemukan, sementara 5 orang ditemukan dalam kondisi selamat. Kondisi itu, membuka mata hati Anggota DPRD SBT untuk mengambil langkah-langkah kongkrit sehingga langsung berkoordinasi dengan Basarnas Provinsi Maluku, dalam rangka membentuk satu unit siaga pencarian dan pertolongan di Kabupaten SBT.
Ketua DPRD SBT, Noaf Rumau mengatakan, DPRD secara kelembagaan telah memberikan waktu selama satu Minggu kepada Pemkab SBT agar dapat melengkapi syarat-syarat yang dimintakan Basarnas Maluku.
"Pemerintah Kabupaten dalam satu Minggu kedepan harus menyiapkan persyaratan yang diminta Basarnas Maluku, untuk kita mendirikan satu unit siaga pencarian dan pertolongan di SBT," ucap Noaf.
Menurut Politisi PKS ini, Kabupaten Seram Bagian Timur yang berbasis Kepulauan ini harus menjadi perhatian khusus dan serius untuk membangun unit siaga atau pos SAR sebagai upaya antisipasi akan kejadian naas tersebut di tahun-tahun mendatang.
"SBT harus dibangun unit siaga pencarian dan pertolongan, harus ada karena ini sebagai upaya antisipasi," katanya.
Ketua Komisi A DPRD SBT, M. Umar Gassam mengatakan, saat pertemuan tersebut, mereka meminta Basarnas Maluku untuk membangun satu unit siaga.
Usulan tersebut disampaikan oleh Komisi A DPRD SBT sebagai langkah antisipasi atau ikhtiar jika kejadian serupa akan terjadi di tahun-tahun mendatang.
Menurut Politisi Partai Gerindra tersebut direspon baik oleh pihak Basarnas Maluku.
"Komisi A berkunjung ke Basarnas Maluku, untuk meminta membangun posko atau unit siaga, mengantisipasi kejadian kedepan," ucap Gassam. (KT-FS)
0 komentar:
Post a Comment