SBT, Kompastimur.com
Kegiatan Bacarita dengan Tema "Pemanfaatan Media Sosial Bagi Kalangan Pemuda dan Pelajar" ini menghadirkan narasumber dari Dinas komunikasi dan informasi (Kominfo), Kabid Media dan Informasi, S. Resti Mutia, S.sos, MM, Kepala Sekolah SMA Negeri 9 SBT, Abdul Wahid Rumbouw, PWI SBT yang diwakili Oleh, Ferdi Suwakul dan Fasilitator Irwansyah TP-BIS, diskusi ini dipandu langsung oleh M Isah Rumbory.
Mutia dalam paparannya menjelaskan, sosial media (Facebook, WhatsApp, Twitter) dan yang lainnya harus dimanfaatkan dengan baik dan benar oleh semua kalangan, terutama para pelajar, karena jika salah dimanfaatkan maka akan berdampak buruk.
Selain itu, orang tua diharapkan agar dapat mengontrol Anak-anak dalam penggunaan sosmed di zaman modern ini.
"Sosmed harus dimanfaatkan dengan baik, sehingga tidak menimbulkan hal-hal negatif, karena jika itu terjadi maka dapat melanggar hukum dalam hal ini UU ITE," ucap Mutia.
Sementara, Rumbouw selaku kepala Sekolah mengatakan, di sekolah, para Siswa dibatasi untuk membawa Handphone (HP), karena dikhawatirkan akan berpengaruh terhadap proses belajar para siswa/siswi saat jam belajar.
Selain itu, dirinya juga berharap, para orang tua di Rumah agar dapat mengontrol para anak-anak dengan baik, serta mengarahkan anak mereka agar dapat memanfaatkan perkembangan teknologi sesuai kebutuhannya.
"Di Sekolah pernah kami buat aturan untuk membatasi siswa membawa HP, orang tua juga harus mengarahkan anak untuk memanfaatkan teknologi untuk keperluan, misalnya membuat tugas sekolah," ucapnya.
Irwansyah Rumbouw dalam paparannya menjelaskan, Perpustakaan Desa (PerpusDes) saat ini tidak lagi seperti dulu, namun telah diperbaharui oleh PerpusNas dengan Transformasi perpustakaan berbasis Inklusi sosial, sehingga Perpustakaan Desa (PerpusDes) atau taman baca yang dulunya hanya monoton pada baca, meminjam buku untuk membuat tugas, namun dengan transformasi ini mengalami beberapa pembaruan pada PerpusDesa/taman Baca, sehingga selain dari baca, kegiatan-kegiatan lain juga bisa dilaksanakan di taman baca.
"Dulu fokus di taman baca hanya untuk baca buku, sekarang ini bisa buat pelatihan pembuatan tikar, pelatihan komputer, bakar sagu, semuanya bisa saja dilakukan di Taman Baca," tandas Rumbouw. (OR/FS)
0 komentar:
Post a Comment