• Headline News

    Thursday, August 12, 2021

    Dr. Septinus Saa, Sos.,M,Si: Uncen Unggul, Menuju Universitas Riset Tahun 2030



    Jayapura, Kompastimur.com

    Di Papua salah satu lembaga pendidikan negeri di Universitas Cenderawasih (Uncen) adalah perguruan tinggi negeri di Jayapura, Indonesia, yang berdiri pada 10 November 1962. Uncen merupakan perguruan tinggi negeri tertua di tanah Papua. Kisahnya tentu tak terlepas dari perjalanan panjang sejarah pendidikan di Papua.


    Uncen didirikan 10 November 1962 bertepatan dengan hari pahlawan. Uncen sendiri didirikan awalnya dengan Tiga Fakultas (FIK, FHKK,dan FPPK). Pendirian UNCEN merupakan keinginan masyarakat Papua serta menanggapi keinginan Pemerintah Republik Indonesia, sebagai upaya membangun SDM Papua yang diharapkan akan berperan aktif dalam pembangunan di tanah Papua, maupun NKRI. Saat ini Uncen telah berusia 65 tahun dengan membina 79 Prodi, 23 Jurusan, 9 Fakultas, 79 jenjang (D3 ,S1, S2, S3). Sementara untuk kepentingan menunjang pendidikan, Uncen memiliki 2 lembaga dan 3 UPT (Perpustakaan, Museum, dan Komputer).


    Adalah Dr. Septinus Saa, Sos.,M,Si yang berpikiran ke depan agar Uncen menjadi univeristas riset, sebab ke depan yang dibutuhkan adalah Riset dan Teknologi. Suami dari Juliana Hendrika Kocu, S.Th. Ayah lima anak; Paskalia Carolin Rakamputri Saa, Dianzefana Anthoneta Rakamputri Saa, Imanuela Korina Rakamputri Saa, Aprilia Alberzontin Rakamputri Saa, Yusuf Samuel Rakamputra Saa ini, melihat lembaga pendidikan mesti kompetitif, dan yang dibutuhkan adalah lembaga pendidikan yang menguasai Riset dan Teknologi. 


    Dalam rangka menuju Papua sebagai daerah yang menguasai teknologi di tahun 2030, Dr. Septinus Saa mengajak Uncen punya kemampuan untuk memanfaatkan dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi antar lembaga, sumber daya manusia dalam menguasai dan memanfaatkan iptek dan inovasi. Uncen diharapkan menjadi pelopor kemajuan dibidang riset di Papua.


    Tuntutan masyarakat pada Universitas Cenderawasih untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas, serta memiliki kemampuan penunjang seperti menguasai hard skill dan soft skill agar mampu bersaing di tingkat nasional dan global,, kami bisa wujudkan jika diberi kesempatan memimpin Uncen, ujar pria kelahiran Aifat/Sorong, 24 September 1968.



    Uncen memiliki keunggulan

    Alih-alih Dr. Septinus Saa rindu ke depan memimpin Uncen oleh karena menurutnya, lebih dari 90 % Program studi sudah terakreditasi. 


    “Program studi yang belum terakreditasi adalah program studi yang baru di usulkan dan telah disetujui oleh Kemdikbud. Universitas Cenderawasih memiliki unit pelaksana penjaminan mutu yang telah dilembagakan secara struktural, serta prosedur pelaksanaan penjaminan mutu yang telah disahkan. Tersedianya unit dan prosedur audit internal yang mapan baik dibidang akademik maupun non akademik Universitas Cenderawasih memiliki Unit Pusat Pengembangan Karir Career Development Center (CDC) untuk menjawab komitmen universitas dalam membekali calon lulusan memasuki dunia kerja," ujarnya.


    Dia juga menambahkan, Universitas Cenderawasih memiliki dosen tetap dengan kualifikasi S2 dan S3, sebanyak 585 orang yang telah memenuhi syarat sebagai staf pengajar sebagaimana menurut peraturan perundang-undangan, yakni minimal bergelar Magister (S-2). 


    “Universitas Cenderawasih memfasilitasi perolehan sertifikasi pendidik professional bagi para Dosen Universitas Cenderawasih dan lebih dari 75 % dosen telah tersertifikasi, ujar lulus Universitas Cenderawasih (S1) Jayapura-Papua 1994 Ilmu Administrasi Negara. Magister Universitas Gadjah Mada (S2) Yogyakarta (Provinsi Daerah Istimewah Yogyakarta) 2008 Ilmu Administrasi. Dan lulusan Universitas Hasanuddin (S3) Makassar (Provinsi Sulawesi Selatan) 2016 Ilmu Administrasi," ujarnya.


    Menurutnya, tersedianya kurikulum yang berstandar nasional yang disesuaikan dengan visi dan misi Universitas Cenderawasih. Universitas Cenderawasih memiliki Prasarana dan sarana fisik berupa gedung, ruang kuliah, ruang pertemuan, laboratorium, museum, GOR serta perpustakaan yang cukup memadai. Universitas Cenderawasih memiliki lahan yang masih luas untuk pengembangan gedung perkuliahan, laboratorium, fasilitas olahraga, tempat rekreasi, dan lain-lain. Adanya lembaga mandiri yang mengelola penelitian dan pengabdian masyarakat secara khusus (LPPM).


     “Universitas Cenderawasih mengelola jurnal ilmiah untuk kepentingan publikasi hasil penelitian dosen dan juga mahasiswa. Universitas Cenderawasih memiliki sumber daya manusia (tenaga pakar) yang sesuai dengan kajian yang ingin dilakukan oleh mitra baik pemerintah maupun swasta," ujar Lektor Kepala Dengan Pangkat/Golongan (Pembina/IV.a).


    Ketua Program Studi Administrasi Negara FISIP-UNCEN 2009-2013 147/H20/KP/2009. Pembantu Dekan II (Bidang Administrasi Umum Dan Keuangan FISIP-UNCEN 2009-2013 072/H20/KP/2009. Sekretaris Senat Perguruan Tinggi FISIP Uncen 2009-2013, jika terpilih menjadi rektor Uncen akan memimpinnya menjadi lembaga pendidikan yang kompetitif.


    "Saya ingin membangun sebuah proses pembelajaran sebagaiman Tri Darma Pendidikan. Saya melihat di Uncen selama ini belum berjalan dengan baik. Tetapi saya optimistis  program ini bisa berjalan dengan baik," ujar Kepala Pengelola Ruang Baca Jurusan Ilmu Administrasi FISIP-UNCEN 1999-2002 ini. 


    Sementara terkait dengan pengembangan teknologi informasi, termasuk sarana menerapkan dengan model elektronik yang sekarang belajar dengan virtual, dia mengeluhkan kendala di Papua listrik sering padam.


    Mengubah kelemahan jadi kekuatan


    Dia melihat lain. Kendala yang dihadapi adalah insfrastuktur perkuliahan belum memadai sehingga belum menunjang pembelajaran masa kini berbasis revolusi industri 4.0 berbasis pengembangan masyarakat modern berbasis 5.0.


    “Konektivitas jaringan TIK di kampus Waena dan Abepura yang belum memadai sehingga belum mendukung pengembangan sistem informasi akademik secara optimal. Muatan OTK sudah tidak relevan dengan perkembangan Uncen dan belum terintegrasinya sistem-sistem informasi manajemen yang dimiliki untuk mendukung pengembangan keputusan dan kebijakan," sebutnya.


    Disadari masih banyak program studi yang terakreditasi C, program studi yang belum terakreditasi, dan program studi yang belum mengusulkan akreditasi. Belum maksimalnya upaya-upaya dan hasil-hasil penggalian sumber dana alternatif (revenue generating) untuk menunjang anggaran operasional dan pengembangan kelembagaan.


    Oleh karena itu, pelayanan kepada mahasiswa dalam bentuk: pembinaan dan pengembangan soft skill mahasiswa belum memadai; belum adanya layanan dan asuransi kesehatan bagi mahasiswa; koperasi mahasiswa di tingkat universitas belum terbangun. Maka cara terbaik baik adalah memanfaatkan ikatan alumni sudah terbentuk, namun belum berfungsi secara optimal. Terbatasnya mahasiswa yang memanfaatkan tawaran hibah karya ilmiah secara nasional dan kewirausahaan untuk mengembangkan bakat dan minatnya. Fenomena kebebasan mimbar akademik yang kurang terkontrol yang disertai dengan pemalangan kampus yang berdampak pada menurunnya kualitas mutu pendidikan, kompetensi lulusan dan berkurangnya animo mahasiswa untuk masuk ke Uncen ke depan.


    Kelemahan lain menurut Dr. Septinus Saa belum optimalnya jumlah hasil penelitian yang dipublikasikan di jurnal terakreditasi nasional dan internasional bereputasi.


    “Pendidikan, pelatihan, serta training peningkatan profesionalitas tenaga pendidik dan kependidikan terbatas. Lemahnya kontrol dan pemantauan proses pelaksanaan kurikulum di tingkat prodi oleh Lembaga Penjaminan Mutu sehingga berdampak pada proses dan hasil pembelajaran. Penggunaan teknologi informasi (internet) melalui e-learning telah dilakukan walaupun belum optimal dan selama ini baru tersedia sarana prasarananya di fakultas dan universitas, namun mahasiswa dan dosen melakukannya secara mandiri, serta terbatasnya fasilitas komputer yang terkoneksi ke internet," sebutnya.


    Terbatasnya dosen yang kreatif dalam mengembangkan media pembelajaran, materi, metode pembelajaran, penggunaan teknologi pembelajaran, dan evaluasi. Belum optimalnya keterlibatan pemangku kepentingan dan para pengguna lulusan dalam memberi masukan terhadap penyusunan kurikulum. Lemahnya manajemen pengelolaan aset dalam pengelolaan aset-aset Universitas Cenderawasih baik di kampus Jayapura maupun lokasi lain. Keterbatasan fasilitas pendukung perpustakaan, minimnya koleksi, serta minimnya sarana dan prasarana pendukung bagi layanan perpustakaan yang prima. 


    Dosen masih kurang aktif mengakses kebijakan dan tawaran penelitian nasional dan instansi mitra, serta belum optimalnya keikutsertaan dosen dalam berbagai kegiatan pengabdian masyarakat. Kurangnya keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan P2M oleh dosen dibarengi dengan rendahnya minat mahasiswa untuk melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Terbatasnya fasilitas dan anggaran penelitian serta publikasi ilmiah dan kurangnya dokumentasi/pendataan publikasi tiap kegiatan penelitian. Belum optimalnya pemanfaatan teknologi informasi yang tersedia untuk mendukung pelaksanaan penelitian, pengabdian kepada masyarakat serta kerja sama.


    Uncen punya peluang


    Namun Dr. Septinus Saa punya optimisme Uncen punya peluang dalam pengembangan Ipteks terbuka luas bagi perguruan tinggi. Terbukanya kesempatan luas bagi Universitas Cenderawasih untuk berperan dalam masyarakat internasional seiring dengan perhatian dunia terhadap lingkungan. Terbitnya UU No.12 Tahun 2012 memberi peluang melakukan diversifikasi pendidikan akademik, vokasi, dan profesi. Dukungan pengembangan oleh pemerintah melalui skema BOPTN. Semakin meningkatnya kepercayaan publik terhadap Universitas Cenderawasih. Penugasan Pemerintah sebagai pusat unggulan pendidikan profesi guru. 


    Kemitraan dengan institusi baik di dalam maupun di luar negeri yang ditujukan untuk pengembangan kelembagaan dan tata kelola. Pembaharuan dalam sistem pendidikan, meliputi pembaharuan kurikulum secara profesional, penyusunan standar kompetensi lulusan yang berlaku secara nasional dan daerah menyesuaikan dengan kondisi setempat; penyusunan standar kualifikasi pendidik yang profesional; penyusunan standar pendanaan pendidikan sesuai prinsip pemerataan dan keadilan; pelaksanaan manajemen berbasis sekolah dan otonomi perguruan tinggi; serta penyelenggaraan pendidikan yang terbuka.


    Sementara untuk pemberlakuan otonomi daerah khusus (Otsus), baginya, dibutuhkan kontribusi optimal dari Universitas Cenderawasih dalam rangka penyediaan sumberdaya manusia dan karya penelitian bermutu untuk mendukung pembangunan di tanah Papua. Kemajuan teknologi informasi sebagai kebutuhan pokok masyarakat, menuntut sumbangsih Universitas Cenderawasih dalam mengembangkan sistem informasi untuk meningkatkan pelayanan publik, kemudahan publikasi serta membangun jaringan yang lebih luas dengan alumni, institusi pemerintah dan swasta serta masyarakat yang lebih luas. Banyak tawaran beasiswa dan hibah karya ilmiah untuk mengembangkan bakat dan minat mahasiswa baik pada jenjang lokal, regional, nasional dan internasional. (KT-Rls/rk)

    Jangan Lewatkan...

    Baca Juga

    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Dr. Septinus Saa, Sos.,M,Si: Uncen Unggul, Menuju Universitas Riset Tahun 2030 Rating: 5 Reviewed By: Kompas Timur
    Scroll to Top