Kadis Pendidikan Bursel, Edison Biloro |
Namrole, Kompastimur.com
Aduan ini disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bursel, Edison Biloro lantaran SD Negeri 4 Namrole yang dipalang ahli waris pada Sabtu (28/8/21) disertai dengan pengrusakan pintu dan tembok sekolah.
Bukan hanya itu, menurut Biloro, yang sangat fatal adalah para ahli waris yang datang untuk menghentikan aktifitas belajar mengajar dan pekerjaan di lahan SD Negeri 4 Namrole terkesan melecehkan Bendera Merah Putih yang ada di ruang kelas.
Pasalnya, Bendera Merah Putih yang merupakan kebanggan bangsa Indonesia diangkat dari dalam kelas dan ditelantarkan begitu saja diluar kelas.
"Selama ini pemalangan kami dari dinas tidak pernah lapor, yang kami lapor ini karena Bendera Merah Putih sebagai lambang negara, sebagai kehormatan negara ini mereka angkat dari tempatnya di dalam kelas lalu keluarkan di luar ini," ujar Biloro.
"Kita tau bahwa pendidikan ini telah meletakan dasar kepada murid - murid bahwa bendera adalah lambang negara. Banyak nyawa melayang hanya untuk membela bendera. Tapi ini di angkat dan dibuang - buang seperti itu," sambungnya.
Menurutnya, Bendera Merah Putih di kelas tidak boleh diangkat oleh siapa pun apalagi diperlakukan seperti bendera - bendera biasa. Sebab perjuangan untuk mempertahankan Bendera Merah Putih oleh para pejuang yang telah gugur sangatlah sulit sehingga hal itu harus dihargai.
"Jadi kami punya laporan itu tidak terkait dengan ganti rugi, terkait bendera dan bongkar kelas," terangnya.
Biloro mengatakan, jika laporan mereka tidak digubris oleh Polsek Namrole, maka masalah ini akan dilaporkan secara berjenjang sampai masalah ini dilirik oleh pihak yang berwenang.
"Sudah kami sampaikan ke Polisi jika laporan kami tidak digubris akan kami laporkan ke atas sampai laporan kami di gubris," tegasnya.
Ditanya terkait lahan, Biloro menjelaskan bahwa untuk pembayaran lahan sudah siap dibayarkan tinggal ahli waris menyelesaikannya dengan dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Pertanahan Kabupaten Bursel.
Biloro menuturkan, sebenarnya pembayaran ini sudah terjadi kesekian kali tapi ternyata ada maksud dan alasan lain dari ahli waris sehingga proses pembayaran ini belum bisa terlaksana.
"Ini kan mereka putar - putar supaya mereka punya anak kembali jadi kepala sekolah disini. Saya sudah kordinasi dengan Pa Asisten, Pa Asisten sudah tanya ke Dinas Perumahan dan Dinas Perumahan sampaikan semua administrasi sudah siap terkait ganti rugi tapi harus kembalikan anaknya. Ini sudah tidak sehat lagi," jelasnya.
"Anak perempuannya sudah kami tugaskan di Dinas Pendidikan sebagai Kepala Seksi Di Bidang SD kenapa masih begini lagi," tambahnya.
Menurutnya, jabatan seorang ASN ini kan tidak tetap, selalu saja ada rotasi dalam pemerintahan dan hal itu sudah biasa terjadi. Lagian seorang ASN itu mau ditetapkan dimana saja harus ikut karena ASN adalah abdi negara.
"Jabatan ini kan ada waktu - waktu diganti," tandasnya.
Terkait aduan itu, Kapolsek Namrole, AKP Zainuddin saat dihubungi wartawan terkait laporan dari Dinas Pendidikan itu mengaku bahwa kedua bela pihak sudah dimediasi oleh Bhabinkamtibmas Desa Labuang.
"Mereka sudah di mediasi oleh Bhabinkamtibmas Desa Labuang," ucap Kapolsek singkat.
Diberitakan sebelumnya, SD 4 Namrole dipalang untuk yang kesekian kalinya. Penyebabnya lahan yang saat ini telah dibangun SD Negeri 4 Labuang ternyata belum dibayarkan oleh Pemda Bursel.
Jika sebelumnya hanya dilakukan palang dan memblokade pintu sekolah dengan kayu, tapi kali ini keluarga Arwah Waris merusaki pintu dan tembok sekolah.
Informasi yang berhasil dikumpulkan wartawan dilokasi, salah satu pintu kelas yang masih terkunci di pukul oleh anak Ahli Waris hingga remuk.
Setelah merusaki pintu dan masuk ke dalam kelas, mereka kemudian mengeluarkan semua kursi dan meja belajar yang ada dalam ruangan tersebut.
Tak hanya itu, dinding kelas tersebut juga di coret dengan tulisan, "DILARANG BERAKTIFITAS", TTD AHLI WARIS.
Menurut penuturan sejumlah pekerja yang sedang mengerjakan proyek lanjutan di sekolah itu, keluarga ahli waris yang datang sekitar 4 orang. Mereka datang sekitar pukul 16.30 WIT.
"Mereka datang dengan emosi sambil marah-marah dan meminta supaya para pekerja segera menghentikan proses pekerjaan karena pihaknya belum menerima sepeser pun dari Pemda Bursel," ucap sejumlah pekerja bangunan yang menyaksikan aksi tersebut.
Saking emosinya, salah satu keluarga sempat ingin menghancurkan pintu kelas lainnya yang masih terkunci, namun berhasil dinasehati oleh para pekerja bahwa itu adalah fasilitas milik negara.
"Tadi ada satu yang pukul pintu pakai martil yang mereka bawa. Setelah itu mereka keluarkan kursi sambil marah - marah dan minta supaya kami jangan kerja dan lakukan aktifitas apapun di atas lahan itu," ucap salah satu pekerja yang biasa di panggil Mas.
"Mereka ingin rusaki pintu yang lain tapi kami nasehati. Kami ini kan hanya pekerja, tidak tahu soal bayar lahan dan urusan lain, kami hanya tau kerja saja, diluar itu kami tidak tahu," sambungnya.
Aksi pemblokiran gedung SD Negeri 4 Labuang ini bukan untuk yang pertama kali, namun ini sudah terjadi ke sekian kalinya.
Tetapi pemalangan kali ini sangat sadis, karena pintu sekolah dipukul dengan martil, kursi dan meja belajar dikeluarkan bahkan tembok ikut dicoret oleh pemilik lahan.
Aksi ini mendapat perhatian dari sejumlah masyarakat yang berlalu lalang di jalan depan sekolah tersebut.
Setelah ahli waris ini selesai melakukan aksinya, Kepala SD Negeri 4 Labuang, Kima Loilatu terlihat datang ke lokasi dan melakukan dokumentasi untuk di laporkan ke Kadis Pendidikan, Edison Biloro.
Menyikapi hal ini, Kepala Dinas Pendidikan, Edison Biloro yang dihubungi mengatakan hal itu terkait belum adanya pembayaran lahan kepada ahli waris.
Namun Biloro mengaku bahwa untuk anggaran pembayaran lahan tersebut ada di Pemda Bursel melalui Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Pertanahan.
"Itu soal pembayaran lahan dan anggarannya tidak ada di Dinas Pendidikan tapi di Dinas Perumahan. Sudah disepakati untuk bayar tapi tidak tahu kenapa Dinas Perumahan belum bayar," ucapnya Biloro via Handphone.
"Nanti hari Senin kami akan turun ke lokasi untuk lihat itu sekolah," tandasnya.
Sementara Kepala Dinas Perumahan Kawasan Pemukiman dan Pertanahan Kabupaten Bursel, Dominggus Lesnussa saat dihubungi sedang mengikuti ibadah dan belum bisa memberikan keterangan. (KT/02)
0 komentar:
Post a Comment