Namrole, Kompastimur.com
Akibatnya, masyarakat kota Namrole menjadi resah. Pemadaman listrik ini kemudian menjadi keluhan berbagai elemen masyarakat di kabupaten tersebut.
Bahkan akibat keresahan itu, masyarakat meminta pimpinan PLN Wilayah Maluku dan Maluku Utara segera mencopot kepala PLN Ranting Namrole, Hafis Sardika dari jabatannya karena dinilai tidak becus melihat kondisi listrik di Kota Namrole.
"Kepala PLN Namrole tidak becus mengurus listrik di Kota Namrole. Ini harus menjadi perhatian pimpinan PLN Wilayah Maluku dan Maluku Utara. Kami minta kepala PLN Ranting Namrole di copot tanpa harus mempertimbangkan apapun, sebab kondisi saat ini sudah membuktikan bahwa yang bersangkutan tidak mampu menjalankan amanah negara untuk melayani kebutuhan masyarakat," ucap salah satu warga Desa Labuang, kecamatan Namrole, Marni Bugis, Sabtu (31/7/21).
Dirinya menjelaskan, saat ini kondisi kota Namrole ditengah malam bagaikan hutan rimba. Namun begitu, pihak PLN Namrole melalui akun facebook ULP Namrole, masih saja memberikan alasan kerusakan yang sama tanpa ada kepastian kapan listrik akan normal.
Padahal, alasan - alasan kerusakan yang PLN Namrole sampaikan adalah alasan-alasan yang sudah seringkali terjadi bahkan sebelum Hafis Sardika menjabat sebagai kepala ranting.
"Kota Namrole sudah dikategorikan gawat darurat listrik. Ini sangatlah lucu, sebab kerusakan yang mereka sampaikan adalah kerusakan yang sudah terjadi sejak lama dan sering kali terjadi. Ini membuktikan mereka tidak terampil, tidak peduli dan tidak becus melayani masyarakat. Harusnya kerusakan yang sama sudah diantisipasi jauh-jauh hari," paparnya.
Dirinya meminta Pemda Bursel dan DPrD tidak menutup mata terhadap permasalahan tersebut.
"Ini sangat merugikan kami masyarakat kecil, dan ini harus menjadi perhatian serius Pemda Bursel dan DPRD," tambahnya.
Tak hanya Bugis, salah satu sumber terpercaya kepada wartawan di Namrole, Sabtu (31/721) sore, mengungkapkan informasi yang lebih menggegerkan lagi.
Dimana menurut sumber tersebut, pihak PLN Namrole diduga kuat telah bermain "nakal" dengan mengambil kesempatan dalam kondisi tersebut yaitu hanya mengalirkan listrik pada jalur-jalur tertentu dengan sistim order.
"Kami menduga kuat ada oknum PLN Namrole cari untung dengan kondisi ini. Ada sekelompok warga yang lampunya bisa menyala jika di order atau melakukan pesanan ke pihak PLN. Ini yang sungguh disesalkan sebab kalau order itu berarti pasti uang sudah bermain, lalu bagaimana dengan masyarakat kecil," ungkap sumber.
Sumber yang mengaku dekat dengan orang PLN ini, meyakini jika dugaan yang dia sampaikan bukanlah rahasia umum lagi, tapi sudah menjadi konsumsi publik dikala pemadaman terjadi dengan berbagai alasan kerusakan.
"Ini terjadi dan tolong ditanya langsung ke pihak PLN karena sangat merugikan masyarakat. Nanti kalau masyarakat terlambat membayar satu hari langsung listrik diputus, tapi kalau terjadi pemadaman, mereka malahan bermain nakal," tandasnya.
Sementara Kepala PLN Ranting Namrole, Hafis Sardika saat dikonfirmasi media ini terkait dugaan tersebut terkesan cuek dan terlihat mengabaikan kepentingan masyarakat, sebab sejumlah pesan yang dikirim tak satupun digubrisnya. Bahkan saat ditelepon beberapa kali pun Hafis Sardika tetap cuek dan tidak mengangkat HPnya. Sampai berita ini dikirim belum ada balasan dari Kepala PLN Ranting Namrole, Hafis Sardika. (Tim)
0 komentar:
Post a Comment