SBT, Kompastimur.com
Puluhan anggota Satpol PP menjadi berang, karena merasa ditipu oleh Pimpinan. Meraka pun akhirnya membakar pos jaga yang ada di Kantor sebagai bentuk protes, lantaran gaji yang merupakan hak mereka belum terima.
Selain membakar pos jaga, ada dua kursi juga ikut terbakar dan bagian kiri bangunan roboh.
Salah satu Anggota Satpol PP yang tak mau namanya dipublikasikan mengaku, palang pertama pada Minggu lalu telah dibuka pada Senin 19 April 2021 atas permintaan Kepala Satpol (Kasat) Abdullah Rumain, dengan perjanjian besoknya bendahara akan memproses honor para Satpol, namun janji tersebut tidak direalisasikan.
"Katanya antua (Kasat) mau selesaikan hari ini, ternyata hari ini katong (kita) kordinasi, cek ke Keuangan ternyata dong (Bendahara) belum melakukan apa-apa di sana" ungkapnya.
Bukan saja membakar pos jaga, sebagian dari anggota Satpol PP yang berada di tempat kejadian juga kembali memalang pintu masuk kantor tersebut dengan kayu balok dan papan. Mereka juga meletakkan bangku dan tumpukan kayu pada pintu masuk kantor.
Anggota Satpol PP itu menjelaskan, sebelum melakukan aksi bakar pos jaga, sejumlah rekannya ingin melakukan pengerusakan terhadap fasilitas kantor, Namun dilerai oleh dirinya.
"Jangan rusak kantor, lebih baik rusak pos saja, karena itu katong (kita) punya hak yang dibangun dengan gaji," tegasnya.
Jelang beberapa saat kemudian, anggota Polres SBT langsung mendatangi tempat kejadian perkara (TKP). Personil Polres ini langsung melakukan pemadaman api dan dilanjutkan dengan memasang garis polisi di TKP.
Sementara Kapolres SBT, Andre Sukendar yang meninjau langsung kejadian ini berharap, permasalahan tersebut segera mendapatkan solusi penyelesaiannya oleh Kasatpol PP Abdullah Rumain.Dirinya juga menghimbau kepada para anggota Satpol PP agar tidak ceroboh sehingga nantinya dapat berdampak menjadi masalah besar yang pada akhirnya dapat mengorbankan mereka.
"Jangan sampai permasalahan ini melebar, jangan sampai ceroboh yang pada akhirnya menimbulkan permasalahan baru. Bahkan tidak hanya di organisasi tapi sampai ke pribadi nanti yang menjadi rugi" harap Sukendar. (KT/FS)
0 komentar:
Post a Comment