Oleh :
Moh. Ridwan Litiloly
(Ketua Umum HMI Cabang Namlea)
Mimpi yang hampir sirna selama kurang lebih tujuh tahun yang lalu, kini muncul kembali meskipun masih dengan wujud yang belum paripurna.
Kehadiran sosok kakanda Akbar Tandjung dalam rangka peletakan batu pertama pembangunan Graha Insan Cita HMI Cabang Namlea pada Kamis 07Februari 2013 yang lalu, sekalipun kondisi laut kurang baik tapi bang tetap datang ke Namlea dengan kapal KM Siwalima dalam rangka Peletakan batu pertama Graha HMI cabang Namlea, menghadirmemberikan pengharapan kepada seluruh kader dan alumni HMI yang berada di Kabupaten Buru dan Buru Selatan tentang sebuah tempat berteduh.
Tempat mempertemukan puluhan, ratusan bahkan ribuan isi kepala, untuk saling mengasih, mengasuh dan mengisi pada wacana-wacana intelektual. Mimpi atau ekspektasi yang sempat surut, kini kembali bersinar pasca adanya pertemuan pengurus HMI Cabang Namlea dan alumni lintas generasi.
Pertemuan ini untuk membicarakan proses percepatan pembangunan Graha Insan Cita pada tanggal 03 September 2020 yang lalu.
Dalam kesederhanaanya pertemuan yang dilaksanakn disekretariat HMI Cabang Namlea tersebut, seakan memberikan energi positif untuk mengafirmasi percepatan pembangunan Graha Insan Cita tersebut.
Spirit Gotong Royong HMI
Dalam perjalananya, saat membuat tulisan ini. Presentase pembangunan Graha Insan Cita kurang lebih telah mencapai kondisi 30%. Presentase ini cukup progresif. Apalagi langkah ini diambil ketika hampir seluruh dunia sedang dilanda wabah Covid-19 yang menyebabkan munculnya wacana resesi ekonomi yang berdampak pada perputaran keuangan hampir diseluruh daerah.
Langkah ini bisa dikatakan cukup nekat jika kita merelevansikan kondisi dan keputusan untuk melaksanakan pembangunan. Apalagi sumber anggaran hanya melalui swadaya dan kontribusi alumni dan pihak lain yang tidak mengikat.
Bukan HMI namanya jika tidak mampu beradaptasi dengan segala kondisi. Nilai historis HMI dalam perjalananya menghinggapi segala hiruk pikuk dan tampil di setiap episode bangsa ini, telah mewariskan kemampuan dan kematangan kadernya untuk dapat bersahabat dengan segala situasi.
Rekonsiliasi yang terbangun dengan pendekatan “Tanggung Jawab Bersama” mampu memupuk rasa keterpanggilan bagi setiap orang yang pernah berproses di HMI. Baik kontribusi materil sampai kontribusi pikiran, saran dan kritikan terus mengalir selama proses pekerjaan terus berlangsung.
Semangat gotong royong hadir di tengah-tengah kader dan alumni. Ekskalasi perekonomian akibat dampak Covid-19 tidak menyurutkan semangat pembangunan Graha.
Pusat Perkumpualan Calon Intelektual Muda
Sebagi pusat yang nantinya akan mempertemukan antara sesama kader dan alumni HMI, pembangunan graha menjadi sangat urgen. Belajar dari perjalanan baginda Nabi Muhamad, SAW yang menjadikan masjid sebagai pusat peradaban umat Islam, kiranya spirit tersebut harus dikutip dan diwujudnyatakan dalam pembangunan Graha Insan Cita.
Graha harus menjadi wadah pusat rekonsiliasi bagi seluruh kader dan alumni Hmi. Sebagi masyarakat intelektual, gerakan HMI dan KAHMI harus selaras terstruktur dan sistematis dalam menterjemahkan tujuanya.
Semua itu bisa terjadi ketika terfasilitasi dengan sebuah tempat yang menjadi simbol pemersatu untuk semua kader dan alumni HMI. Simbol yang mampu meruntuhkan faksi-faksi kepentingan eksternal para alumni, simbol yang memediasikan agar setiap alumni menyisipkan tujuan HMI dan KAHMI dalam keseharian para kader dan alumni, dan simbol yang mempertegas tanggung jawab Hmi dan KAHMI bagi umat, bangsa dan Pembangunan di daerah Kabupaten Buru.
Urgensi pembangunan Graha Insan Cita hasur dipertegas sebagai tempat melahirkan kader-kader umat dan bangsa. Membantu mewujudkan amanah Undang-Undang dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.
Kolaborasi dan Elaborasi Pemikiran HMI-KAHMI
Tentunya tidak berlebihan apabila dikatakan semua aspek kehidupan berbangsa dan bernegara saat ini sedang mengalami keguncangan dan kegamangan yang mengancam aspek kehidupan social masyarakat.
Hal ini menuntut semua pihak dalam merespon segala perubahan yang terjadi, sehingga menghindari persoalan-persoalan destruktif di tengah-tengah masyarakat.
Semua ini terpulang kepada masing-masing individu untuk kita menilainya (self assessment), mari sejenak renungkan kembali masing-masing, sebagai sesama Kader dan Alumni HMI yang dalam syair lagu Hymne HMI ditorehkan salah satu bait: “Turut Qur’an dan Hadis, Jalan Keselamatan”.
HMI sebagai organisasi kemahsiswaan mempunyai tujuan: ”Terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernapaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah Subhanahu wata’ala” (vide Pasal 4 AD HMI). sebagai suatu entitas elemen bangsa maka HMI-KAHMI mempunyai tanggung jawab besar dalam menjamin kelangsungan keutuhan, kedaulatan, kemajuan bangsa yang tercinta, serta perwujudan keadilan sosial dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Indonesia untuk itu.
HMI-KAHMI secara organisatoris harus tampil di garis depan dengan konsep yang konkrit , semua itu dapat terkatakan khusus nya untuk HMI dan KAHMI yang berada di kabupaten buru, buru Selatan apabila pembangunan Graha insan ini di anggap sebagai konstruksi simbol soliditas kader dan Alumni Hmi (*)
0 komentar:
Post a Comment