Jakarta, Kompastimur.com
Menjelang hari sumpah pemuda pada 28 Oktober 2020 nanti, Ketua Himpunan Mahasiswa Politik Nusantara, Ibrahim Malik Fatsey mengajak masyarakat terutama kaum muda untuk bersama rekonsiliasi untuk membangun negeri.
Ibrahim sapaan akrabnya menyebut, indonesia saat ini tengah menghadapi berbagai gejolak, baik dalam negeri maupun gejolak dunia internasional. Menghadapi hal demikian menurutnya, pemuda sebagai garda terdepan bangsa harus turut andil memberikan solusi atas permasalahan bangsa, bukan malah ikut membuat kegaduhan.
“Pemuda itu pondasi bangsa kita saat ini, pemuda cerdas dan sadar akan tanah airnya tidak pernah diam atas segala permasalahan bangsanya, serta terus menyalurkan gagasan dan solusi pembangunan guna terwujud kesejahteraan dan kemajuan negara,” ucap Fatsey melalui pesan tertulisnya, Senin, (19/10/2020).
Selain itu, aktivis HMI ini juga menyebutkan sejarah dan peristiwa besar indonesia dan dunia dimulai dari kaum muda.
“Kaum muda yang berfikiran visioner, kreatif, dan solutif bukan pemuda yang justru menjadi pelaku profokator yang dapat membuat kegaduhan dan disentegrasi bangsa hingga akhirnya mewujudkan cita-cita bangsa yakni kesejahteraan dan keadilan sosial menjadi terhambat,” ajaknya.
Selain pemuda, Fatsey juga menyinggung pudarnya kesadaran pembangun dari sebagian elit pemerintahan negara. Menurutnya, pemerintah yang memiliki kesadaran pembangunan yang baik juga akan sangat menentukan kesejahteraan dan cita-cita.
“Mereka (pemerintah) tatkala memiliki kesadaran yang kokoh, saya rasa akan sangat mudah mencapai cita-cita bangsa. Sebab apa, ditangan mereka juga penentuan kebijakan arah kiblat pembangunan bangsa,” paparnya.
Lebih jauh, ia menyebutkan banyak pemangku kebijakan (pemerintah) yang juga tidak perduli dengan nasib masyarakat. Pelaku pemerintahan yang beginian, biasanya menjadi motor kehancuran dan perpecahan, kerjanya profokatif, dan gemar membuat kegaduhan. Olehnya persiden perlu berhati-hati mengambil pembantunya.
“Jalang hari sakti sumpah pemuda 28 oktober 2020 esok, semoga menjadi warna tersendiri dan menjadi pemantik rekonsiliasi kesadaran bangsa saat ini ditengah banyaknya masalah bangsa yang ada,” pungkasnya. (KT-01)
0 komentar:
Post a Comment