Namrole, Kompastimur.com
Ternyata praktek kampanye yang dilakoni oleh Camat Kepala Madan, Kabupaten Buru Selatan yang mengkampanyekan pasangan Calon Bupati-Wakil Bupati Buru Selatan nomor Urut Tiga, Safitri Malik Soulisa-Gerson Eliaser Selsily (SMS-GES) sudah sering dilakukan.
Sebab, setelah beredarnya video kampanye Camat berdurasi delapan menit tujuh detik, kini beredar lagi video kampanye sang Camat berdurasi 10 menit 25 detik.
Dimana, di dalam video tersebut terlihat jelas Camat sedang menggelar rapat bersama seluruh Kepala Desa se Kecamatan Kepala Madan di kantornya awal September 2020 lai.
Di dalam rapat tersebut, materi yang disampaikan oleh Camat mirip dengan materi yang disampaikan Camat dala video berdurasi delapan menit tujuh detik yang telah ramai beredar.
Dimana, dalam arahan yang disampaikan Camat berdasarkan arahan yang diduga Bupati Buru Selatan, Tagop Sudarsono Soulisa, maka setiap Kepala Desa diwajibkan untuk membuat data peta block untuk mengetahui kekuatan SMS-GES di Kecamatan Kepala Madan untuk nantinya dipersentasikan.
"Peta block by name by Address dan semua masing-masing desa persentase ke Antua dan Antua mau lihat data itu. Karena Antua berfikir yang pertama, orang kan baku lapor, to? Orang baku tusuk kesana kemari dengan ada kalanya orang itu tidak kerja tapi dong topu dada bilang dong kerja sehingga dong salahkan kepala desa," kata Camat.
Menurut Camat, Kepala Desa harus menunjukkan loyalitas untuk memenangkan pasangan SMS-GES.
"Dong bilang Kepala Desa tar kerja, dong turun evaluasi begini-begini, dong tuduh Kepala Desa tar kerja, padahal kepala desa kerja. Antua inikan tar bisa bacarita begitu, harus data," paparnya.
Camat pun menjelaskan bahwa ia sudah diarahkan untuk mengarahkan para Kepala Desa agar para Kepala Desa dapat segera menyiapkan peta block pendukung SMS-GES dan calon lainnya.
"Antua tadi baru SMS Beta lai, antua kasih ingat Beta lai. Beta bilang Bapa Katong ada rapat ada pertemuan ini Pak. Antua bilang sampaikan kepada kepala desa. Sampaikan Bapa pesan sampaikan by name by Address data peta block. Yang pertama Bunda (SMS) di Desa Waepandan berapa, yang abu-abu berapa. Jadi dia punya nama-nama langsung, yang lawan," jelasnya.
Menurutnya dalam video itu, Pilkada Bursel akan digelar dengan tiga pasangan Calon.
"Inikan kemungkinan cuma tiga kandidat, kemungkinan. Uli Pawa-Masrudin berapa, Hadji Ali-ZB berapa, bunda su berapa? Biking data nanti Katong iko perkembangan, semua berapa, semua pakai tulis begitu, bawa masing-masing persentase. Antua pung salam begitu for Beta," terangnya.
Lanjutnya lagi, setelah data block itu disiapkan, maka setiap Kepala Desa wajib mempersentasekannya langsung.
"Beta tar sampaikan sendiri, nanti Katong semua pigi, lalu masing-masing cerita dengan Antua," katanya.
Iapun membeberkan bahwa dari evaluasi yang dilakukan, ternyata sejumlah desa di Kepala Madan belum memberikan dukungan yang maksimal kepada SMS-GES.
"Karena memang dari hasil evaluasi Kepala Madan Katong masih eror sedikit Balpetu, Air Ternate, terus di desa Kecil Waeha, Waeha itu masih eror. Waepandan untuk sementara masih diangka persentase 50:50 karena sapa lawan itu, mantan Kepala Desa lawan, Ketua BPD lawan," ucapnya.
Sedangkan, lanjutnya, untuk Desa Bala-Bala dan Desa Batu Layar sejauh ini telah aman.
"Emguhen belum aman, permintaannya hanya 1, ganti Kepala Desa, makanya surat sudah masuk ke Beta dan Pak Sekda untuk segera evaluasi Kepala Desa sampai selama 1 bulan tidak ada perubahan, maka Beta siapkan, Beta usulkan penjabat Caretaker untuk dimasukkan ke Pak Bupati. Ini su tingkat surat masuk begitu, untuk Emguhen," tegasnya.
Ia mengaku sangat serius mengevaluasi Kepala Desa Emguhen untuk segera diganti dengan Caretaker.
"Makanya evaluasi dari bulan delapan sampai September tanggal 3, 4 kalau tidak bisa lai, maka Katong cari Caretaker Pejabat untuk masuk ke Emguhen. Mungkin dari pegawai kantor Camat. Begitu," tuturnya.
Sebelumnya diberitakan, Asisten Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) Pengawasan Bidang Penerapan Nilai Dasar, Kode Etik dan Kode Perilaku ASN dan Netralitas ASN, Nurhasni mengaku akan menunggu hasil kajian Bawaslu Kabupaten Buru Selatan terkait dengan kasus kampanye Camat Kepala Madan, Masri Mamulati yang mengkampanyekanCalon Bupati-Wakil Bupati Buru Selatan nomor urut 3, Safitri Malik Soulisa-Gerson Eliaser Selsily (SMS-GES).
"Dari pemberitaan dan video dimaksud, kami belum dapat menyimpulkan karena kami prinsipnya menunggu hasil kajian Bawaslu Buru Selatan," kata Nurhasni kepada Kompastimur.com melalui pesan WhatsApp, Senin (12/10).
Lanjut lulusan S2 Jurusan Kebijakan Publik Yokohama National University Japan Tahun 2008 ini, setelah ada kajian tersebut, KASN akan mendalaminya lagi sebrlum memutuskan bentuk pelanggaran dan sanksi yang harus diberikan.
"Dan selanjutnya kami dalami untuk memutuskan pelanggaran dan sanksinya," ucap mantan Kabag Pelayanan, Pengaduan dan Informasi - Biro Hukip Kementerian PANRB tahun 2013-2015 tersebut.
Walau begitu, wanita yang memulai karier sebagai Sekertaris Lurah Kampung Baru-Parepare tahun 2000 ini menjelaskan bahwa perbuatan yang dilakukan di oleh camat tersebut berpotensi telah melanggar Undang-Undang (UU) Pilkada dan terancam dijatuhi sanksi pidana dan sanksi administrasi.
"Namun kami bisa mengatakan bahwa kalau perbuatan yang dilakukan oleh yang bersangkutan terbukti dann adanya klarifikasi dan didukung bukti yang kuat, maka yang bersangkutan berpotensi melanggar UU Pilkada dan berpotensi dijatuhi sanksi pidana dan sanksi adminisratif berupa hukuman disiplin berat," papar mantan Asisten KASN Bidang Pengaduan dan Penyelidikan tahun 2015-2019 ini.
Sementara itu, Ketua Bawaslu Kabupaten Buru Selatan, Umar Alkatiri yang hendak dikonfirmasi perihal tindak lanjut Bawaslu Kabupaten Buru Selatan atas kasus tersebut mengaku lagi pusing dan tak bisa memberi keterangan.
"Maaf Ketua lagi pusing jadi belum bisa memberikan keterangan," kata Alkatiri kepada anak buahnya untuk disampaikan wartawan yang sedang menunggu dan turut di dengar oleh wartawan.
Sementara dari pantauan media ini, Alkatiri memang terlihat agak sibuk dan sejak kedatangan wartawan di Kantor Bawaslu, Alkatiri diketahui sedang mengikuti rapat bersama Sentra Penegakan Hukum Terpadu (GAKKUMDU) di ruang rapat Kantor Bawaslu.
Alkatiri terlihat beberapa kali keluar dari ruangan tersebut, tapi tak lama masuk lagi. Begitupun dengan personil GAKKUMDU lainnya, baik dari Satreskrim Polres Pulau Buru maupun Kejaksaan Negeri Buru.
Sebelumnya, Camat Kepala Madan, Kabupaten Buru Selatan, Masri Mamulati diduga mengarahkan Kepala Desa, BPD, KPM, KPMD dan Kader Posyandu di Desa Biloro untuk mengamankan pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Buru Selatan, Safitri Malik Soulisa-Gerson Eliaser Selsily (SMS-GES).
Arahan camat yang terekam dalam video berdurasi delapan menit tujuh detik itu, kini sudah beredar luas.
Dalam video yang diterima Kompastimur.com, Jumat (09/10) terlihat camat yang didampingi Kepala Desa Biliro Sirajudin Longa sedang memimpin rapat di malam hari.
Di awal video itu, camat menjelaskan, yang dilakukan saat itu merupakan rapat koordinasi yang terkait dengan teknis pelaksanaan akuntabilitas tupoksi masing-masing yang ada pada APBDes.
Kemudian camat pun menjelaskan, rapat yang dilakukan akan berujung pada sebuah kajian teknis terkait dengan Surat Edaran Menteri Desa, yaitu terkait dengan program 500 masker yang diperuntukkan lewat anggaran Dana Desa dan bantuan dari dermawan yang khusus dispesifikasi masuk mulai dari anak umur 4 tahun ke atas.
“Dan prosesi data ini juga bagian dari formulasi buku induk desa sehingga ini secara administrasi terinstal semua penduduk desa yang ada di desa masing-masing,” kata camat.
Namun, pada menit 01.20 detik, tiba-tiba camat memerintahkan semua peserta rapat yang hadir untuk segera mengumpulkan handphone yang memiliki kamera.
Atas perintah camat itu, terlihat perekam video yang telah melakukan perekaman secara diam-diam sejak awal rapat pun turut mengumpulkan handphonenya di depan tanpa mematikan proses perekaman, sehingga hanya terdengar suara pembicaraan hingga pada menit 02.10 detik, camat memulai pembicaraannya.
Tapi, tanpa sepengetahuan camat, rekaman itu masih berlanjut dan kemudian diambil oleh pemilik handphone lagi dan mengarahkan kamera ke camat yang asyik berbicara.
“Terkait sadar atau tidak sadar perangkat desa, BPD, KPM, KPMD yang mendapatkan insentif dari Alokasi Dana Desa maupun DD, itu tetap mengacuh pada sebuah sistem komando,” kata Camat.
Camat menjelaskan, sesuai arahan bupati, semua pihak yang mendapatkan insentif dari Alokasi Dana Desa dan Dana Desa harus tertib mengamankan kepentingan pemimpin.
“Yang pertama bahwa katong semua berada dalam satu police dalam konteks pengamanan kepentingan, bahwa dalam tertib administrasi maupun tertib loyalitas, semua mengacuh pada 1 komando sesuai arahan Pak Bupati, bahwa salah satu angka presentasi untuk mendapatkan peta blok masing-masing kekuatan pada momentum 2020 tanggal 9, maka semua yang memiliki insentif dari Alokasi Dana Desa maupun Dana Desa itu tetap tertib dan patuh pada kepentingan policy untuk mengamankan kepentingan kepentingan pemimpin yang di atas. Itu pertama,” tandas Camat.
Camat mengancam akan memberhentikan perangkat desa maupun BPD yang tidak bermain di luar policy. “Kalaupun nanti ada temuan, beta sebagai camat lewat PP 43 akan merekomendasikan buat kepala desa untuk segera memasukkan nama-nama untuk beta kasih rekomendasi pemberhentian. Baik BPD, beta akan eksekusi lewat pak Bupati, bahwa ada yang coba-coba mau main diluar dari policy pengamanan kepentingan, maka tidak segan-segan untuk beta eksekusi,” tegasnya.
Selain itu, camat mengarahkan setiap KPMD dan KPM untuk mendata setiap penduduk desa di setiap desa di Kecamatan Kepala Madan agar bisa diketahui peta jumlah dukungan masyarakat kepada SMS-GES maupun kepada dua pasangan calon bupati dan wakil bupati lainnya.
“Yang ketiga, terkait dengan validasi data kependudukan, maka disitu ada salah satu item, yaitu ketika Bapak Ibu KPMD, KPM maupun BPD maupun perangkat desa, tapi fokusnya adalah KPM dan KPMD, ketika validasi data setiap rumah, maka disitu akan dilakukan observasi, peninjauan langsung untuk mengetahui dimana yang tidak mendukung Bunda (Safitri), maka disitu ada titik simpul cross check. Ada di lembaran ini nantinya bapak ibu bisa cross check sehingga sesuai dengan komitmen bahwa kita bisa tahu peta kekuatan untuk Bunda berapa, yang lain berapa untuk Desa Biloro,” kata camat.
Terlihat seseorang di samping kanan camat yang belum diketahui nama dan jabatannya menjelaskan, secara detail cara pengisian data kependudukan yang akan dipakai untuk mendeteksi kekuatan pasangan SMS-GES dan kedua pasangan calon lainnya.
Sementara, Camat Kepala Madan, Masri Mamulati yang dihubungi melalui pesan singkat dan pesan WhatsApp, Jumat (9/10) tak direspon. Teleponnya pun tak bisa dihubungi.
Sedangkan Ketua Bawaslu Kabupaten Buru Selatan, Umar Alkatiri yang dihubungi melalui pesan WhatsApp, mengaku belum mengetahui informasi soal arahan yang dilakukan camat untuk mendukung Safitri. “Mohon maaf beta belum mendapat info ini, nanti beta cari tahu kebenaran info-info ini,” kata Alkatiri.
Ditanya soal video itu sudah beredar luas di media sosial facebook, yang diposting oleh dua orang tim pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Nomor Urut 2, Abdurrahman Soulisa-Elisa Ferianto Lesnusa, yakni Basir Mony melalui akun facebooknya bernama Basir Mony dan Helmy Lesbassa melalui akun facebooknya bernama Lesbassa Helmy Uous, Alkatiri mengatakan, dirinya akan konfirmasi ke Panwaslu Kecamatan.
“Iya, tapi sebelumnya beta harus konfirmasi ke beta pung Panwaslu Kecamatan Kepala Madan dulu, kalau info ini benar mereka akan segera menindak,” tuturnya.
Sementara Bupati Tagop Sudarsono yang dikonfirmasi melalui telepon seluler Jumat (9/10) malam malah balik bertanya ke wartawan. “Menurut ale bagaimana,” tanya Tagop.
Wartawan kembali menjelaskan, dalam video tersebut camat membawa-bawa namanya, Tagop kemudian menjelaskan, selaku Bupati yang juga kader PDIP memang mengarahkan, tetapi tidak untuk memilih calon si A atau si B.
“Bupati PDIP, masa Bupati seng mengarahkan bagaimana, arahkan mayoritas, seng pernah minoritas,” paparnya.
Lanjut Tagop, dibutuhkan loyalitas, apalagi PDIP yang menghidupkan. “Yang terpenting itu loyalitas, kan PDIP yang menghidupkan,” paparnya. (KT-01)
0 komentar:
Post a Comment