Namlea, Kompastimur.com
Dirjen Dikti mengumumkan klaster perguruan tinggi di Indonesia dan Universitas Iqra Buru (Uniqbu) berada di peringkat pertama dari 22 perguruan tinggi swasta se-Maluku.
Rektor Uniqbu, Dr Moh Sehol SPd MSi MPdSi ditemui di ruang kerjanya, Sabtu (22/8), menyampaikan rasa syukurnya atas khabar menggembirakan dari Dirjen Dikti ini."Ini kado terindah di HUT RI ke 75 sekaligus di bulan hijriah bagi kami di Universitas Iqra Buru,"ucap Sehol.
Sehol mengumpamakan Uniqbu lagi berhijrah, karena sebelumnya Uniqbu berada di perguruan tinggi klaster binaan. Namun kini berpindah dari klaster binaan kepada klaster madya.
Yang lebih menggembirakan lagi, setelah berpindah klaster, Uniqbu langsung menempati klaster peringkat pertama dari 22 PTS yang ada di Maluku dan peringkat kedua dari seluruh PTS dibawa binaan P2LTDIKTI Maluku dan Maluku Utara.
"Kita hanya dibawah Universitas Muhammadiyah Ternate, Maluku Utara. Khusus Maluku, kita yang teratas dari seluruh perguruan tinggi swasta yang ada,"ucap Sehol.
Secara nasional Uniqbu telah keluar dari klaster universitas binaan dan berada di klaster madya di peringkat 513 dari 1000 PTN dan PTS yang berada di klaster tersebut.
Selama berada di klaster binaan, Uniqbu banyak dibantu oleh Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar sebagai perguruan tingggi yang ditunjuk pemerintah untuk membina satu-satunya PTS yang ada di Namlea, Ibukota Kabupaten Buru ini.
Berkat tangan dingin UMI yang sejak awal Unigbu berdiri selalu setia mememani dan membina maka PTS swasta di Kabupaten Buru ini dari sisi kualitas, kini sudah berada sejajar dengan beberapa PTN di Indonesia, termasuk di Maluku dan Maluku Utara.
Walau sudah tidak lagi berada di klaster binaan, Sehol yakinkan, kerjasama dengan UMI Makassar akan terus dilanjutkan dalam rangka meningkatkan mutu PTS yang dipimpinnya.
Dengan Unpatti juga terus dijalin kerjasama.
"Kita ada MoU dengan Unpatti dan jalinan kerjasama ini akan terus berlanjut,termasuk mendatangkan dosen tamu untuk mengajar matakuliah di Uniqbu,"ucap Sehol.
Kata Sehol, Uniqbu kini keluar dari klaster binaan, setelah Dirjen Dikti melihat input dari perguruan tinggi tersebut, kemudian proses, seperti tata kelola akademik dan output atau hasil dan yang terakhir adalah outcome.
Indikator yang digunakan untuk menilai kinerja perguruan tinggi pada aspek input antara lain persentase dosen berpendidikan S3, persentase dosen dalam jabatan lektor kepala dan guru besar, rasio jumlah dosen terhadap jumlah mahasiswa, dan jumlah dosen bekerja sebagai praktisi di industri minimum 6 bulan.
Pada aspek proses, terdapat 9 indikator yang digunakan antara lain Akreditasi Institusi, Akreditasi Program Studi, Pembelajaran Daring, Kerjasama perguruan tinggi, Kelengkapan Laporan PDDIKTI, Jumlah Program Studi bekerja sama dengan DUDI, NGO atau QS Top 100 WCU by subject.
Pada aspek output, terdapat empat indikator yang digunakan antara lain jumlah artikel ilmiah terindeks per dosen, kinerja penelitian, kinerja kemahasiswaan, jumlah program studi yang telah memperoleh Akreditasi.
Sementara pada aspek outcome, terdapat lima indikator yang digunakan antara lain kinerja inovasi, jumlah sitasi per dosen, jumlah patent per dosen, kinerja pengabdian masyarakat, dan persentase lulusan perguruan tinggi yang memperoleh pekerjaan dalam waktu 6 bulan.(KT-10)
0 komentar:
Post a Comment