Jakarta, Kompastimur.com
Masa pandemi Covid-19 tak menghalangi berbagai pihak untuk berbuat baik kepada masyarakat. Seperti yang dilakukan Pusdokkes Polri, Yayasan Smile Train Indonesia dan Perhimpunan Dokter Spesialis Bedah Plastik Indonesia (PERAPI).
Mereka bekerjasama menggelar bakti sosial (baksos) berupa operasi bibir sumbing di Indonesia pada era adaptasi kebiasaan baru. Kegiatan amal tersebut sekaligus untuk memperingati HUT Bhayangkara ke-74.
Kegiatan operasi bibir sumbing dilakukan di RS Bhayangkara yang tersebar di Tanah Air. Tercatat, pasien yang mengikuti operasi sebanyak 268 anak.
Di RS Bhayangkara Tingkat I R. Said Sukanto Kramatjati, Jakarta, terdapat 13 pasien. Semuanya tak dikenakan biaya alias gratis.
Ketua PERAPI Brigjen TNI dr Budiman SpBP-RE mengatakan, operasi bibir sumbing kali ini berbeda dengan biasanya. Sebab, praktik dilakukan di saat pandemi Covid-19 yang belum mereda. Dengan kondisi seperti itu, semua dijalani dengan prosedur protokol kesehatan yang ketat mulai dari pemeriksaan awal hingga operasi berlangsung.
“Baksos sekarang sangat khusus karena dikerjakan dalam suasana pandemi, menggunakan protokol pencegahan Covid supaya tidak terjadi klaster baru. Ini luar biasa karena kami belum pernah mengadakan baksos harus memakai alat yang lengkap dan pemeriksaan yang ketat,” kata dr Budiman saat Media Gathering Pelaksanaan Bakti Sosial Bibir Sumbing di Lantai 3 Gedung Utama RS Bhayangkara Tingkat I R. Said Sukanto Kramatjati, Jakarta, Jumat (14/8).
Turut hadir pada acara itu, antara lain Kepala Rumah Sakit RS Bhayangkara Tingkat I R. Said Sukanto, Brigjen Pol dr Asep Hendradiana SpAn KIC, Kabag Opsnalmed Pusdokkes Polri Kombes Pol Dr Budi Heryadi SST MK MM, Koordinator Baksos Operasi Bibir Sumbing Nasional AKBP dr Huntal Napoleon SpBP-RE dan Ketua Yayasan Smile Train Indonesia Deasy Larasati.
Menurut dr Budiman, faktor keamanan menjadi sangat penting pada baksos kali ini. Pihaknya perlu memeriksa riwayat pasien sebelum operasi benar-benar dilaksanakan. Contohnya adalah kondisi pasien harus betul-betul sehat, tak boleh sakit panas atau pilek misalnya. Selain itu, dilihat juga hasil lab dari dokter spesialis anak harus baik.
Mengenai durasi operasi, dr Budiman menyebut bervariasi, rata-rata satu jam untuk bibir sumbing baik satu maupun dua sisi, kemudian langit-langit satu setengah jam.
Pihaknya juga perlu cermat dalam operasi supaya hasilnya bagus dan tidak asal-asalan. Dokter yang melakukan praktik juga tak boleh berlama-lama mengingat objek yang dioperasi berada di sekitar wajah yang rentan.
Kemudian masa kesembuhan pasca operasi sekitar tiga bulan.
Ketua Yayasan Smile Train Indonesia, Deasy Larasati mengatakan, jumlah pasien bibir sumbing di Indonesia masih tergolong tinggi di Asia. Pihaknya terus berusaha membantu masyarakat yang mendaftarkan operasi bibir sumbing, akan dibantu secara maksimal. Harapannya, mereka kembali tersenyum di tengah pandemi ini.
Menurut Deasy, Smile Train Indonesia telah membantu operasi bibir sumbing secara gratis sebanyak 9.000 – 10.000 pasien per tahun. Kegiatan amal ini sudah berlangsung sejak 2016. Dengan jumlah itu, dipastikan masih banyak pasien yang belum tertangani, karena perbandingannya setiap 700 bayi lahir di Indonesia, satu di antaranya memiliki bibir sumbing.
Apalagi saat pandemi Covid-19, kegiatan amal sempat terhenti sejenak sehingga jumlah pasien yang belum tersentuh operasi dipastikan masih banyak.
“Bayangkan, mereka pasti mengalami tekanan psikologis. Saya membayangkan mereka dikucilkan dari lingkungan, tidak sekolah karena malu dan akhirnya tidak mendapatkan pendidikan yang selayaknya. Karena itu, ketika mendapatkan kesempatan berkolaborasi dengan Polri, ini jadi anugerah buat kami. Kami juga bersyukur PERAPI ikut berada di belakang kami,” ungkap Deasy.
Sementara Kepala Rumah Sakit RS Bhayangkara Tingkat I R. Said Sukanto, Brigjen Pol dr Asep Hendradiana SpAn KIC, mengatakan, pihaknya selalu memberikan dukungan terkait kegiatan baksos operasi bibir sumbing. Apalagi, pasien yang mendaftar dipermudah persyaratan administrasinya supaya penderita bibir sumbing di Tanah Air terus berkurang.
“Pasien juga tidak dibatasi untuk anak-anak, orang dewasa juga bisa mengikutinya. Kami akan senantiasa memberikan support dan dukungan sebagai bentuk kepedulian dan pengabdian organisasi kepada masyarakat. Diharapkan, kegiatan ini membuat masyarakat semakin produktif,” jelasnya.
Kabag Opsnalmed Pusdokkes Polri Kombes Pol Dr Budi Heryadi SST MK MM menambahkan, pihaknya juga akan mendukung baksos operasi bibir sumbing sampai kapan pun. Bahkan, program amal ini akan disupport sampai Indonesia bebas dari kasus bibir sumbing.
“Mulai anak sampai dewasa akan kita kerjakan semua. Yang penting sesuai syarat, akan kami laksanakan semua,” tuturnya.
Koordinator Baksos Operasi Bibir Sumbing Nasional AKBP dr Huntal Napoleon SpBP-RE mengatakan, secara nasional kegiatan baksos berjalan sesuai rencana. Namun di Ternate, operasi ditunda karena ada calon pasien yang reaktif Covid-19. Sehingga mereka harus menjalani isolasi mandiri selama dua minggu, setelah itu baru bisa diambil tindakan operasi. (KT/Rls)
0 komentar:
Post a Comment