Namrole, Kompastimur.com
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Diasparbud) Kabupaten Buru Selatan menggelar kegiatan Pelatihan Tata Kelola dan Destinasi Wisata Bidang Pariwisata di Kabupaten Buru Selatan Tahun 2010, Kamis (6/8).
Kegiatan yang dipusatkan di ruang Aula Kantor Bupati itu dibuka oleh Asisten III Bidang Administrasi Umum Setda Kabupaten Buru Selatan, Hamis Souwakil.
Souwakil ketika membaca sambutan Bupati saat membuka kegiatan itu mengatakan, pariwisata merupakan salah satu sektor yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat, meningkatkan apresiasi terhadap budaya daerah, menjalin persahabatan antar bangsa maupun individu yang lebih baik secara nasional maupun global.
“Sektor Pariwisata bukanlah sektor yang berdiri sendiri tetapi merupakan industri yang multisektor,” katanya.
Ia menjelaskan ada beberapa permasalahan yang terjadi dalam pengelolaan pariwisata, seperti: keberadaan infrastruktur penunjang pariwisata yang belum memadai, serta kurangnya pemahaman dan kesdaran masyarakat tentang pentingnya pengelolaan potensi wisata secara terpadu yang terintegrasi antara masyarakat dengan kawasan pariwisata.
“Hal ini disebabkan karena keberadaan kawasan pariwisata belum sepenuhnya dimanfaatkan oleh masyarakat secara mandiri dan berkesinambungan,” ucapnya.
Dengan demikian, lanjutnya, diperlukan langkah dan upaya untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat yang berkaitan dengan kepariwisataan di Buru Selatan.
Selain itu, diperlukan juga upaya untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan kepada para pengelola dan pelaku usaha pariwisata, serta para perangkat desa yang desanya memiliki potensi pariwisata untuk dikembangkan dan dikelola secara baik, agar dapat berperan secara aktif guna menciptakan peningkatan kualitas produk, pelayanan pariwisata, yang berdampak pada tingginya minat wisatawan, baik domestik, regional maupun internasional untuk berkunjung ke Buru Selatan, yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan daerah dari sektor pariwisata.
Ia menceritakan, dalam beberapa tahun terakhir, pariwisata Buru Selatan telah berkembang menjadi salah satu sektor unggulan dan memberikan kontribusi positif terhadap perekonomian dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat. Olehnya, sektor pariwisata Buru Selatan mesti menjadi sektor andalan sebagai salah satu penyumbang bagi pendapatan daerah.
Menurutnya, tolak ukur keberhasilan pariwisata dapat diukur dari terciptanya iklim yang kondusif dalam bentuk dukungan dan penerimaan masyarakat terhadap pengembangan pariwisata di daerah, serta penyiapan sarana prasarana penunjang.
“Pengembangan pariwisata tidak dapat dilepaspisahkan dari kesiapan SDM yang berkualitas dalam merencanakan dan mengelola potensi-potensi yang tersedia dan dikerjakan dengan mengedepankan semangat profesionalisme dan tanggung jawab bersama antara pemerintah, masyarakat dan dunia usaha,” jelasnya.
Lanjutnya, pemerintah sebagai penentu kebijakan berupaya meningkatkan kapasitas, peran dan inisiatif dalam pembangunan pariwisata; kemudian masyarakat sebagai subyek atau pelaku penting dalam menciptakan masyarakat yang sadar wisata dan juga sebagai penerima manfaat; sedangkan dunia usaha atau pelaku usaha/industry pariwisata dengan sumber daya, modal dan jejaring yang dimilikinya menjalankan peran atau sebagai pelaksana pembangunan kegiatan kepariwisataan.
Katanya, Kabupaten Buru Selatan mempunyai daya tarik dan keunikan yang takkalah menarik dengan daerah lain di Maluku maupun di Indonesia, baik itu potensi alam, sejarah, budaya dan adat istiadat. Bumi Fuka Bipolo, itulah sebutan untuk masyarakat Kabupaten Buru Selatan bagi daerah ini.
“Salah satu bagian dari Pulau Buru ini memang belum banyak tersentuh oleh dunia, namun jangan sangsikan keindahan pariwisata yang ada di wilayah ini. Hal ini dapat dibuktikan dengan dinominasikannya daerah tujuan wisata 10 destinasi wisata sebagai tempat wisata unik terpuler 2020,” pungkasnya.
Namun, katanya lagi, mengingat Kabupaten Buru Selatan sedang berbenah diri, sehingga perlu menyiapkan berbagai pihak yang berkaitan dengan pariwisata ke depan, sebab daerah ini memiliki berbagai potensi yang dapat dikembangkan dan berdampakk pada multiplier effect demi kesejahteraan masyarakat, dengan tetap memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang disandingkan dengan kaidah-kaidah dan pranata adat budaya sebagaibentuk kearifan lokal dan modal sosal kita yang mesti dilestarikan oleh seluruh komponen masyarakat yang ada di Kabupaten Buru Selatan.
“Saya atas nama pemerintah daerah Kabupaten Buru Selatan member apresiasi yang tinggi kepada Kementerian Pariwisata RI yang dapat bekerja sama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Buru Selatan, dalam menyelenggarakan kegiatan ini,” ucapnya.
Harapan kami, tambahnya, kegiatan ini memberikan masukan yang positif demi pengembangan pariwisata daerah terkhusus di Kabupaten Bursel. Kiranya jalinan kerja sama ini akan terus ditingkatkan di masa yang akan datang.
Sementara itu, dalam laporan Panitia kegiatan yang dibacakan oleh Kepala Sub Bagian Perencanaan Keuangan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Buru Seatan, Alex Sigmarlatu menjelaskan, ada empat tujuan dilakukannya kegiatan ini, yaitu : Pertama, Menyiapkan Sumber Daya Manusia yang handal dalam mengelola Destinasi Wisata di Kabupaten Buru Selatan, baik itu yang bersifat kemandirian masyarakat maupun Destinasi wisata yang dibangun dengan DAK Fisik Bidang Pariwisata, yaitu Destinasi Wisata Wamsoba Eco – Resort;
Kedua, Terlaksananya tertib manajemen guna meningkatkan kualitas SDM dalam pengelolaan Destinasi Wisata di Kabupaten Buru Selatan;
Ketiga, Menguatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat terhadap pentingnya Pariwisata dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat; dan
Keempat, Mencapai keserasian dan langkah-langkah yang mendukung pencapaian sasaran pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Buru Selatan.
“Dari tujuan tersebut kiranya dapat bermanfaat dalam pelaksanaan pembangunan kepariwisataan yang dilakukan sesuai kebutuhan dan tuntutan pasar pariwisata saat ini,” jelasnya.
Sedangkan untuk sasaran kegiatan ini, lanjutnya, disasarkan kepada: Pertama, Tenaga pengelola Destinasi Wisata milik Pemerintah Daerah dan masyarakat umum; Kedua, Kelompok jasa usaha pariwisata;
Ketiga, Pemerintah desa, dan dari perwakilan desa. Khususnya bagi desa-desa yang memiliki potensi dan daya tarik untuk dikembangkan menjadi destinasi pariwisata;
Keempat, Defersifikasi produk dengan fokus kepada Desa-Desa yang berpotensi dalam pengembangan Destinasi pariwisata unggul di Kabupaten Buru Selatan.
“Kegiatan pelatihan ini akan berlangsung selama tiga hari, yaitu sejak tanggal 06-08 Agustus 2020 dan bertempat di Aula Kantor Bupati,” terangnya.
Sedangkan, tambah Sigmarlatu, para narasumber yang turut berbagi cerita terkait dengan kegiatan ini adalah: Direktur Bumdes Tirta Mandiri Desa Ponggok Sleman, Jogjakarta, Joko Winarno; Kepala Bidang Destinasi Pariwisata Provinsi Maluku, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Buru Selatan, Amelia Solissa; Kepala Sub Bagian Perencanaan Keuangan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Buru Seatan, Alex Sigmarlatu.
Sedangkan untuk peserta kegiatan ini terdiri dari para Kepala Desa dan perwakilan dari Badan Usaha Milik Desa (BumDes), terhususnya bagi Desa-Desa yang memiliki potensi dan daya tarik untuk dikembangkan menjadi Destinasi pariwisata.
Selain itu, peserta lainnya terdiri dari tenaga pengelola Destinasi wisata milik Pemerintah Daerah, dan masyarakat umum serta kelompok jasa usaha pariwisata. (KT-01)
0 komentar:
Post a Comment