Jakarta, Kompastimur.com
SEBANYAK 200 pesantren dan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang diwakili oleh para kyai dan pengusaha mendeklarasikan gerakan Closed Loop Economy di Pesantren Riyadhul Jannah, Pacet Mojokerto, Jawa Timur (Jatim).
Inisiatif yang dilakukan oleh para kyai dari berbagai pesantren Jatim ini tidak lepas karena dipicu oleh kekhawatiran akan berlanjutnya krisis ekonomi dan antisipasi atas kemungkinan kesulitan kelangkaan pangan yang harus dihadapi oleh masyarakat.
Sebagaimana kita ketahui sejak Covid-19 keadaan ekonomi masyarakat semakin tertekan, Bapenas memperkirakan akan terdapat pengangguran baru setidaknya 12 juta orang akibat Covid-19 ini.
Closed Loop Economy ini dilakukan untuk menyelamatkan perekonomian dengan memanfaatkan konsumsi yang ada di lingkungan pesantren sendiri. Dengan tema "Beli Pesantren, Bela Pesantren" para tokoh yang tergabung di dalamnya berharap bisa melakukan upaya penyelamatan ekonomi "Dari pesantren, oleh pesantren, dan untuk pesantren".
Dalam pertemuan tersebut, Yayasan Penguatan Peran Pesantren Indonesia (YP3I) yang menjadi motor dari gerakan ini juga memperkenalkan dua platform digital yaitu platform eCommerce Trenpedia.id dan platform eMoney EIDUPay.
Wakil Ketua umum YP3I bidang ekonomi Heppy Trenggono dalam kesempatan tersebut menyatakan, dengan upaya membangun ekonomi berbasis komunitas ini kita berharap bisa membuat pesantren lebih mandiri, produktif, dan bisa berperan dalam menyelamatkan ekonomi masyarakat terutama membantu UMKM.
Lebih lanjut Heppy menyatakan, dengan mengutamakan membeli produk-produk sendiri maka pertumbuhan ekonomi akan terjadi di kalangan mereka sendiri.
"YP3I didirikan oleh para kyai dan tokoh-tokoh nasional diantaranya Prof (DR) KH Makruf Amin, alm Gus Sholahudin Wahid, KH Mahfudz Syaubari, DR Marzuki Alie, Heppy Trenggono, Prof Ahmad Zahro, Prof Amal Fathullah Zarkasyi, Prof Muhammad Nuh, KH Ihya Ulumuddin, dan para Kyai dari berbagai pesantren," ujarnya Sabtu 15 Agustus 2020.
Pemimpin gerakan Beli Indonesia ini menambahkan, YP3I mentargetkan pilot proyek pembangunan ekonomi pesantren di Jatim ini bisa berjalan dengan baik.
"Sehingga pola yang sama bisa diterapkan pada pesantren di seluruh Indonesia yang berjumlah 28.000 lebih," pungkas Heppy Trenggono. (KT/Wit)
0 komentar:
Post a Comment