• Headline News

    Friday, July 17, 2020

    Pensiun Dalam Kebahagiaan


    Terima Kasih Ayah 
    Terima Kasih Opa
    Semua kata indah dipikiran hilang  saat mau menuangkan semuanya melalui ucapan ini. Hanya kata, Terima kasih ayah, Terima kasih Opa.

    Alberth S. Amtu, itulah nama ayah dari kami lima orang bersaudara. Dan opa dari lima orang cucu.

    Sosok tegas, disiplin ala militer berhati mulia itu selalu menjadi yang  terbaik. Kami sangat bersyukur kepada Tuhan karena dapat memberikan ayah yang sabar dan penuh kasih sayang.

    Hari ini, 17 Juli 2020 engkau mengakhiri tugas ( pensiun) sebagai Guru di SD Inpres Letmasa, Kecamatan Dawelor Dawera, Kabupaten Maluku Barat Daya.

    Terhitung 17 Juli 1984 sampai saat ini genap 36 Tahun masa kerjamu dimedan pengabdian. Tuhan maha pengasih memberikan umur panjang, rezeki dan kesehatan selama menjalankan tugas sebagai pahlwan tanpa tanda jasa.

    Pria kelahiran Letwurung 17 Juli 1957 adalah guru pertama yang membuka SD Inpres Letmasa Tahun 1984 dengan jumlah murid 15 orang. Dalam pengabdian seorang diri kurun waktu satu tahun ada penambahan satu orang guru bernama ibu Forwet (Alm) yang selanjutnya menjabat sebagai kepala sekolah. Tujuh tahun alm. Ibu Forwet akhirnya pindah tugas di Desa Wiratan. Dan pada Oktober 1992, Pak Amtu ( sapaan akrabnya) menjabat Kepala Sekolah ( Kepsek) hingga pensiun di Tahun 2020. Selama 28 Tahun menjadi Kepsek dia mampu melewati semua tantangan yang datang silih berganti.

    Terlepas dari seorang anak kandungnya, saya juga bekas anak murid di SD Inpres Letmasa. Dia tak membeda- bedakan murid. Urusan dirumah tetap anak. Disekolah tetap saja murid. Disiplin ala militernya tetap saja dilaksanakan. Wajib harus menjadi contoh. Kalau salah pasti dikenakan sanksi berat dibanding lainnya.

    Disiplin dalam berkata dan tindakan, membuat kami menjadi kuat dalam menghadapi masalah saat merantau.

     Pesan yang masih terpahat rapi dihati sanubari ini"
     Biar bapa gaji kecil dong( kita) semua harus sekolah. Bangunan rumah itu bendah mati. Biar bapa dan mama tinggal di gubuk. Asalkan semua berhasil. Tapi jangan lupa jaga nama baik bapa dan mama. Kunci merantau dimana- mana harus sabar, baik dan jujur untuk siapa saja" itu pesannya  sebelum merantau.

    Fondasi rumah yang sudah terlanjur bangun tak bisa dilanjutkan. Dia memilih bangun rumah berdinding "pelupu" ( Bahasa Dawelor/berdinding bambu) untuk tinggal.

     Sesekali pulang liburan dan tinggal dirumah berdinding pelupu itu benar- benar merasa nyaman. Karena memang hidup tak bisa dibohongi dan tak harus malu dengan membandingkan kelebihan orang lain.

    Tinggal dirumah itu, banyak motivasi  terlahir dalam hati yang terus memberontak agar jangan pernah menyerah dalam perjuangan

    Dimana saja, kapan saja. Nasihatmu 30 Tahun yang lalu tak akan pernah kadaluarsa termakan zaman. Setiap ada masalah, selalu ingat pesanmu. Itu membuat selalu kuat dan tegar. Kau idola dan sosok inspirasi kami sepanjang masa.

    Ekspresimu yang selalu tegar walau lagi masalah tak bisa disembunyikan. Debar Detak jantungmu sama kami rasakan. Hanya bisa berdoa di dalam hati. Tuhan Berikan umur panjang untukmu ayahku. Ingin bahagiakanmu walau sederhana. Sampai kapanpun tak bisa terbalas semua cintamu kepada kami.

    Kau selalu mengalah disaat kebutuhan studi kami meningkat. Semua gajimu utuh dikirim ke kami. Kau memilih berkebun menanam jagung untuk bisa bertahan hidup. Dalam situasi pendidikan yang mahal,  kata yang terucap dari mulutmu "Kalau mau berhasil studi harus pakai bapa punya gaji. Karena itu hasil keringat bapa. Tapi Kalau bapa korupsi pakai  biayai studi pasti dong ( kalian) tidak berhasil".
    Perkataan tulusmu itu adalah doa ayahku. Dan Tuhan mengabulkan semuanya.

    Kami berlima menyimpan setiap kata yang keluar dari mulutmu lebih dari emas dan permata sampai detik ini. Kehormatan dan nama baik ayah dan ibu itulah segalanya bagi kami.

    Kami tauh air mata dan keringat yang keluar darimu adalah tulus tak meminta balasan.

    Masyarakat Desa Letmasa, tak ada ukiran kata yang bisa diucapkan . Hanyalah ucapan Terima kasih banyak- banyak, telah menopang ayah kami dalam menjalankan tugasnya.

    Tak mungkin dilupakan apa yang telah dibuat bagi kami semua. Semenjak Ibu kami, Since Saily ( alm) sampai ibu Aca Mairessy.

    Ayah kami boleh pensiun di SD Inpres Letmasa hari ini,  17 Juli 2020. Tapi perhatiannya melalui kami anak -anak untuk Desa Letmasa terus kami lakukan sekuat kemampuan.

    Dan kami menyampaikan permohonan maaf jika dalam tugas ada menyakiti sesama.

    Ayahh, mimpimu saat pensiun, kami lima orang anak dan lima orang cucu  harus berkumpul denganmu. Karena terhitung saat merantau sampai saat ini belum berkumpul semuanya secara utuh. Namun apalah daya covid 19 merajalela. Semua rencana menjadi tertunda.

    Beribu- ribu maaf ayah. Kalau memang saat pensiun bertepatan dengan usiamu 63 Tahun kami tak bisa hadir, penuhi permintaanmu.

     Tuhan hanya sejauh doa. Kami cuma bisa berdoa. Ayah diberikan kesehatan dan umur yang panjang untuk tetap kuat menjadi sombar bagi anak dan cucu. 

    Ayah, kami tak bisa bersalaman denganmu. Rindu kami ini hanya dititipkan melalui doa. Tuhan itu adil dan lebih tauh apa yang kami mau.  Rencana Tuhan indah pada waktunya. (Kalbu)
    Jangan Lewatkan...

    Baca Juga

    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Pensiun Dalam Kebahagiaan Rating: 5 Reviewed By: Redaksi
    Scroll to Top