Jakarta, Kompastimur.com
PENGAMAT pollitik dan hukum dari
Universitas Nasional (Unas) Jakarta Saiful Anam menilai, safari politik yang
dilakukan Ketua umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) akhir-akhir
ini hanya untuk menunjukkan eksistensinya diranah politik.
Menurutnya, safari politik yang
dilakukan AHY tidak lebih sekedar silaturahmi yang ingin menunjukkan bahwa
dialah penerus Susilo Bambang Yudhoyono
(SBY).
"Saya melihat safari politik
AHY ke sejumlah tokoh akhir-akhir ini hanya seremoni saja dan ingin menunjukkan
jati dirinya semata. Karena, pamor AHY yang masih minim dikancah politik
ditanah air," ujar Saiful Anam, Sabtu 11 Juli 2020.
Patut diketahui, AHY akhir-akhir
ini gencar melakukan safari politik ke sejumlah tokoh nasional. Seperti bertemu
Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Sirodj, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, kemudian
Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Saiful menduga, ada upaya AHY
untuk merapat ke pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin, baik secara langsung, maupun
melalui putri KH Ma'ruf Amin Siti Nur Azizah yang duduk sebagai Wasekjen Partai
Demokrat dan Ahmad Syauqi di Partai Kebangkitan Bangsa (PKB).
Langkah partai Demokrat, lanjut
Saiful Anam, akan sulit dan akan sia-sia jika berharap menjadi menteri pada
koalisi Kabinet Indonesia Maju yang begitu solid menjaga barisan, ada
resistensi dari partai pendukung Jokowi.
"Mereka masih merasakan
penatnya berjuang untuk menangkan Jokowi-Amin pada Pemilu tahun 2019
lalu".
"Saya melihat, ada pendekatan
kearah situ baik langsung maupun melalui putra putri KH. Ma'ruf Amin yang ada
di Demokrat dan PKB. Upaya masuk kabinet lewat koalisi partai pendukung akan
sangat sulit jadi kenyataan. Saya kira Jokowi tidak akan salah ambil Menteri.
Dan ibu Megawati pun pasti akan lebih waspada kok. Karena bukan tidak mungkin
Mega akan meninggalkan Jokowi," jelas Saiful.
Masih menurut Saiful Anam, orang
terdekat di lingkaran Jokowi perlu mengingatkan, bagaimana konstalasi politik
ketika Megawati menjadi Presiden dan SBY menjadi Menkopolkamnya.
"Namun, kemudian SBY malah
menjadi pemenang pada Pilpres tahun 2004. Saat itu, saya kira ibu Megawati
merasa 'dikhianati' oleh SBY" saat itu".
Saiful mengungkapkan
perkiraannya, bahwa hingga saat ini masih ada keengganan komunikasi politik
antara Megawati terhadap SBY. Torehan yang begitu mendalam akibat
peristiwa politik masa lampau yang sulit terlupakan.
"Kedepan, Ibu Megawati juga
berkepentingan bahkan berkewajiban menjaga kecemerlangan karir politik Puan
Maharani, yang sampai saat ini masih on the track. Tentu beliau tidak ingin
putrinya yang sudah begitu panjang berjuang dan mengabdi mendapatkan hambatan
menuju puncak karir politiknya, dengan kata lain tidak ingin masuk lubang yang
sama untuk kedua kalinya," jelas Saiful.
"Perhitungan saya, jika
Jokowi akan mengangkat AHY jadi menteri, itu seperti membesarkan anak macan
yang bisa menerkam PDI Perjuangan pada Pilres tahun 2024 mendatang. Upaya AHY
masuk ke kabinet akan terganjal kisah 2004 tersebut, dan tentu akan memecah
belah parpol koalisi pemerintah," ungkapnya.
Dosen Politik Hukum Tata Negara
ini menyarakan, jika presiden Jokowi melakukan reshuflle kabinet alangkah
baiknya mengambil tokoh dengan latar belakang ekonomi mikro, Koperasi dan UMKM.
Yang dibutuhkan saat ini adalah pelaku usaha yang sangat mengerti bagaimana
membangun ketahanan ekonomi masyarakat.
Disamping itu, bisa memahami
bagaimana Binur dibudidayakan jadi lobster, singkong menjadi tapioka atau getah
aren menjadi gula sehat berkualitas dan lain sebagainya.
"Basis pemilih Jokowi kan
disitu. Merekalah yang mesti disasar karena sektor tersebut terbukti mampu
menjadi penyelamat ketahanan pangan dan ekonomi nasional disaat krisis. Tokoh
seperti ini pasti ada di relawan Jokowi yang begitu banyak orang
hebatnya," tutur Saiful.
Dikatakan Saiful Anam, jika ini
dilakukan, maka Jokowi akan dikenang sejarah yang memakmurkan rakyat dan
memajukan Indonesia.
"Lebih baik utamakan penguatan
koalisi yang ada saat ini diparlemen dan dipemerintahan. Mengangkat para tokoh
militannya dari kalangan relawan yang paham Koperasi dan UMKM atau profesional
non parpol. Meninggalkan pejuang dan mengabaikan kekuatan relawan dapat membuat
Jokowi ditinggal sendirian oleh para sahabat yang sudah diehard menghantar dia
menuju puncak kekuasaan," tutup Saiful Anam. (Rls)
0 komentar:
Post a Comment