Namrole, Kompastimur.com
Warga Waefusi
yang terkena dampak banjir mengeluhkan pelayanan Pemda Bursel. Dimana,
masyarakat yang mengungsi di di pos II Batu Itam (Desa Fatmite) ini mengaku
tidak diberi makan pagi oleh Dinas Sosial, dan baru diberikan makan siang
sekitar pukul 15.30 WIT.
“Tidak ada,
katanya kami mengunsi saja nanti kami punya segala barang itu mereka jamin
akang, padahal makan pagi saja tidak ada. Kalau bantuan lain itu ada dan kasih
hanya selimut dari dinas sosial dan bencana belum ada,” kata Nusadia, salah
satu warga desa Waefusi kepada awak media, Jumat (17/07).
Nusadi katakan,
banjir awal yang terjadi pada hari Selasa kemarin memang ada bantuan yang
diberikan tetapi itu pun hanya untuk warga-warga tertentu dan hanya 27 keluarga
saja yang menerima bantuan tersebut.
“Kalau banjir
hari Selasa itu bantuan ada tapi itu juga tidak merata dan hanya
masyarakat-masyarakat tertentu saja yang dapat. Ada mie kadaluarsa, beras 5
kilo, mie 8 bungkus dan marjan 2 botol. Yang dapat itu 27 KK saja, padahal
semua ada 123 KK lalu sisanya ini bagaimana,” ucapnya.
Dia menuturkan,
jika Pemda mengambil kebijakan untuk mengungsikan warga Desa Waefusi,
seharusnya dibarengi dengan perhatian dan pelayanan yang memadahi.
“Kalau bencana
itu pelayanan kesehatan dan pelayanan makan itu harus lengkap kalau tidak lalu
bagaimana. Kami yang dewasa kalau tidak makan pagi dan makan siang sudah sore
begini bagaimana tidak cilaka. Katong dewasa saja bisa mati apalagi anak
kecil,” keluhnya.
“Kejadian itu
sudah terjadi kepada ibu hamil pak, ibu hamil itu Halena Solissa, dia sampe
pingsan dan munta kuning taggal lapar. Jadi kami samua balik ka desa dari pada
kami bisa mati di tempat pengungsian,” sambungnya.
Ditempat yang
sama, salah satu wargadesa Waefusi, Juida Solissa menambahkan, pada awal
terjadi banjir, masyarakat diberikan bantuan selimut dan tikar serta makanan
malam.
“Yang banjir
kemarin itu kami dapat selimut dan tikar dan tadi malam itu katong makan nasi
bungkus. Katong tadi di pengusngsian Posko II Fatmite,” beber Juida Solissa.
Disamping itu,
mereka juga mengeluhkan pelayanan kesehatan, dimana saat mereka mengungsi
banyak anak-anak mereka yang mengalami perut sakit tapi pelayanan kesehatan
untuk anak-anak mereka tidak ada.
“Kalau anak anak
itu selain makan, mereka juga mengalami perut sakit dan tidak ada pelayanan
untuk mereka jadi terpaksa kami yang beli obat sendiri,” terangnya.
Mereka berharap,
Pemda Bursel lewat dinas-dinas terkait dapat lebih intens dalam meningkatkan
pelayan mereka kepada pengungsi korban banjir desa Waefusi.
“Jadi harapan
kami pemerintah harus perhatikan kami baik untuk makan, minum dan kesehatan
serta hal-hal lain yang seharusnya diberikan kepada pengungsi. Kami hanya minta
pemerintah perhatikan kami soal semua. Jadi harus pelayanan lengkap,”
tandasnya.
Sementara itu
Plt Kadis Sosial, Victor Lesnussa kepada wartawan di balai pertemuan desa
Waefusi mengaku akan menindaklanjuti keluhan-keluhan masyarakat Waefusi yang
sudah disampaikan kepada pihaknya.
“Kedatangan kami
untuk memberikan makanan siap saji dengan harapan kami juga akan memperbaharui
kelemahan-kelemahan yang terjadi tadi sehingga mulai dari sebentar proses untuk
persoalan makan dan seterusnya itu tidak akan menjadi masalah lagi,” kata
Lesnussa.
Lesnussa juga
mengaku, bantuan yang baru diberikan kepada 92 KK yang mengungsi kemudian ada
406 jiwa hanya selimut dan tikar.
“Jadi itu yang
dapat bantuan selimut dan tikar, kita akan tindaklanjuti lagi bantuan-bantuan
untuk warga berupa beras dan sarimi,” tegasnya.
Sementara itu,
ditanya apakah ada alternatif lain dari Pemda dalam mengantisipasi jika terjadi
banjir kembali, Lesnussa mengaku belum ada gambaran soal itu.
“Kalau itu belum
ada gambaran. Kalau itu nanti dengan PU, namun petugas kami selalu stand by disini
untuk siaga,” paparnya. (KT/02)
0 komentar:
Post a Comment