Jakarta, Kompastimur.com
Organisasi
Relawan Benteng Jokowi (BeJo) mengecam tindakan Adian Napitupulu politisi PDI
Perjuangan yang terus menyerang subjektifitas Erick Thohir Menteri BUMN.
Apalagi dilakukan secara terbuka dan membawa-bawa nama Presiden Jokowi dalam
penentuan usulan nama-nama calon komisaris BUMN.
Pernyataan ini
disampaikan oleh Jak TW Tumewan, SE., Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional
Benteng Jokowi (BeJo) saat dihubungi, Jumat (24/07/2020) di Jakarta.
“Adian
Napitupulu sebagai kader PDI Perjuangan, orang dikenal dekat dengan Presiden
Jokowi dan Mantan Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Amin 01, tidak sepatutnya
menyerang Erick Thohir dan melibatkan nama Jokowi dalam perdebatan usulan
komisaris. Terlalu rendah kalau Jokowi hanya mengurus usulan nama-nama
komisaris BUMN,” kritik Papa Jak sapaan akrabnya.
Menurutnya,
perlu diingat yang berjuang yang memenangkan Jokowi-KH Ma’ruf Amin bukan Adian
Napitupulu saja. Kata Papa Jak, perlu diingat yang berjuang sangat banyak.
Tercatat ratusan bahkan ribuan organisasi relawan dan masyarakat yang
mendukung.
“Enak saja Adian
Napitupulu minta jatah komisaris BUMN sebanyak-banyaknya. Mengusulkan boleh,
akan tetapi kalau tidak diterima jangan memaksa dan menyerang Erick Thohir yang
pilihan Jokowi,” terang Papa Jak.
Sebelumnya kata
Papa Jak, bahkan Adian dengan bungkusan mengkritisi hutang BUMN. Padahal,
hutang BUMN dilakukan pada masa menteri-menteri sebelumnya, bukan zaman Erick
Thohir.
Apa
yang dikatakan Adian Napitupulu sama saja menyerang kepemimpinan
Jokowi-Amin. Sebab, tidak ada visi menteri, yang adalah visi Presiden Jokowi,
SDM Unggul untuk Indonesia Maju.
“Adian
Napitupulu mengangkat isu hutang, padahal isu ini yang selalu dilemparkan oleh
kelompok yang berseberangan dengan Jokowi menyerang Jokowi. Tentu ini untuk
menghantam wibawa pak Jokowi, akan tetapi memakai kasus hutang BUMN, seolah-olah
di jaman Erick Thohir sebagai argumentasinya,” jelasnya.
Seharusnya Adian
Napitupulu tahu diri kata Papa Jak. Dimana pada periode sebelumnya Adian
memperjuangkan Pospera relawan bentukannya, mendapat jatah 30 komisaris
diberbagai BUMN, mulai dari PTPN sampai Semen bahkan Damri.
Adian Napitupulu
melalui lobi, diduga memasukkan jatah 30 komisaris lagi dengan total 60
komisaris untuk Pospera. Tapi apa, bukan jatah komisaris yang didapat, yang ada
anak buahnya dicopot dari Komisaris PTPN, ini yang membuat Adian Napitupulu
sakit hati.
Lanjut Papa Jak,
pencopotan komisaris adalah hal biasa dalam BUMN dan kebetualan anak buah Adian
Napitupulu dicopot dari Komisaris BUMN. Dimulai dari dicopotnya Komisaris asal
relawan Pospera di DAMRI dan Komisaris PTPN. Pencopotan ini membuat Adian Napitupulu
meradang dan menyerang langsung ke isu sensitif hutang BUMN sama seperti pihak
oposisi melawan Jokowi.
“Adian sebagai
mantan Aktivis 98 boleh saja mengusulkan nama-nama untuk jadi komisaris, tapi
jangan sakit hati, karena temannya dicopot. Apalagi nyerang Erick Thohir yang
menjadi kaki tangan Presiden Jokowi. Seharusnya sebagai politisi ulung harus
belajar lebih dewasa,” tukas Papa Jak.
Terakhir
katanya, perdebatan ini sangat tidak baik bagi pelajaran politik kedepan. Kalau
Adian Napitupulu berani tarik sekalian semua anak buah dia dari
Komisaris-Komisaris BUMN dan tidak perlu menambah jabatan baru bagi Pospera di
BUMN.
“Kami dari
Benteng Jokowi menyarankan, Adian Napitupulu kembalilah ke jalan yang benar.
Berjuang jangan hanya rebutan kekuasan dan jabatan. Berjuang juga bisa di luar
pemerintahan mendukung program-program Pak Jokowi,” pungkas Papa Jak menyindir.
(KT/SB)
0 komentar:
Post a Comment