Namlea, Kompastimur.com
Namlea ditetapkan sebagai zona merah karena episentrum penyebaran Covid 19 di Kabupaten Buru terjadi di kecamatan tersebut.
"Sejauh ini hanya Kecamatan Namlea yang menjadi episentrum penyebaran C-19 di Kabupaten Buru," jelas Jubir Satgas Covid 19 Kabupaten Buru Nani Rahim lewat WA Group Media Covid, Senin malam (1/6).
Menurut Nani Rahim, kalau Bupati yang juga ketua satgas sudah perintahkan melakukan pemetaan wilayah. Untuk wilayah yang terdapat kasus konfirmasi, masuk zona merah.
Wilayah yang masuk zona merah ini akan diperketat masuk keluar orang, sehingga masyarakat tidak leluasa masuk keluar di kecamatan Namlea.
"Istilah kasarnya kecamatan Namlea akan di blokade biar penyebaran C19 tidak menyebar ke kecamatan lain," terangkan Nani.
Dalam rangka mengupayakan Kabupatrn Buru yang masuk zona kuning kembali ke zona biru, satgas terus mengupayakan agar 6 pasein yang masih terpapar segera sembuh.
Pasien positif C-19 berinitial HT yang dikarantina di Desa Waelana Kecamatan dua hari berturut-turut 30/31 Mei dibawa ke Namlea guna diswab lagi untuk memastikan apakah yang bersangkutan masih terpapar atau sudah sembuh.
Sebelum itu, Ny S (69) dan menantu lelaki JS juga sudah kembali diswab dan sampelnya telah dikirim ke Ambon dari tanggal 29 Mei lalu.
Sedangkan esok baru tim kesehatan pergi menjemput dua pasien C-19, GW dan JL di Kampung Waekase II, Kecamatan Airbuaya untuk dibawa ke Namlea guna diswab lagi.
GW dan JL tidak diswab bersamaan dengan HT, karena alat pengambilan swab habis.
"Malam ini kita kirim sampel swab HT dari Namlea ke Ambon. Malam ini dari Ambon kita juga dikirim alat pengambilan swab," jelas Nani Rahim.
Nani Rahim dan satgas Covid 19 Buru sangat bersyukur dengan kondisi 6 pesien Covid dari Buru, FN, HT, GW, JL JS dan Ny S karena fisik mereka berenam dalam kondisi bagus.
"Kondisi ibu S, alhamdulillah sehat.Walaupun usianya rentan tapi beliau tidak ada komorbid (penyakit penyerta yang bisa memperberat kondisi pasien)," ungkap Nani Rahim.
Nani menambahkan, harusnya hari ini sudah ada hasil swab ulang dari 3 orang pasien C19, FN, JS dan Ny S, serta hasil swab PDP berinitisl HB pasien rujukan dari RSU Namrole, Kabupaten Buru Selatan.
Ditambah hasil swab tracking tiga orang lagi, yakni dua nakes RSU, DS dan Nf, juga Ny Sap clining service RSU, serta satu pegawai BKD Buru, berinitial MS ysng memilih minta dirapid test karena ada masalah dipenciumannya.
"MS mengeluh gngguan penciuman, jadi minta dirapid test karena salah satu gejala covid adalah hilangnya fungsi penciuman. RDT nya reaktif jadi langsung diswab,"bungkap Nani Rahim.
Dari delapan sampel swab itu, diperoleh khabar sudah empat yang PCR nya sudah keluar. Tapi surat resminya belum ditandatangani kadis kesehatan provinsi.
Menjawab wartawan lebih jauh tentang langkah yang diambil guna mengembalikan Kabupaten Buru dari Zona Kuning ke hijau khusus lagi kota Namlea dari wilayah merah ke normal, Nani Rahim menambahkan, kalau satgas akan gencar melakukan deteksi dini dan karantina bagi orang-orang yang terindikasi terpapar dengan kasus covid, baik melalui rapid test maupun hasil PCR, untuk memblokir penyebarannya lebih awal.
Menyoal pintu pelabuhan pesisir pantai Namlea yang terus membawa orang dari zona merah Kota Ambon, Nani Rahim mengakui kalau satgas memang sering kecolongan. Salah satunya karena pintu masuk di Buru banyak.
"Ini juga sudah menjadi bahan evaluasi satgas untuk bekerja lebih serius agar C19 lenyap dari Buru," tegas Nani Rahim.
Guna menangkal orang yang datang tidak sampai lolos dari pengawasan satgas, telah disediakan tempat karantina di Pasar lLTatanggo yang dapat menampung lebih banyak orang terpapar C19.
"Ini merupakan salah satu langkah satgas untuk memutus mata rantai penularan dan menekan penyebaran C19," papar Nani Rahim.
Tindakan selanjutnya yang dilakukan tetap mewajibkan penggunaan masker, sosial distancing dan penerapan PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat).
"Ini menjadi kegiatan wajib untuk seluruh masyarakat. Rencananya juga pedagang pasar akan dipisahkan, untuk menerapkan phisical distancing bagi penjual dan pembeli," pungkas Nani Rahim.(KT/LTO)
0 komentar:
Post a Comment