Keterangan foto: Naldi N Haroen |
Jakarta, Kompastimur.com
LANGKAH Menteri Badan Usaha
Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengangkat sejumlah jenderal
Polisi dan TNI untuk mengisi posisi sejumlah komisaris di BUMN menuai
kritikan.
Ketua Koordinator BUMN Watch
Naldi N Haroen SH mengatakan, pengangkatan sejumlah jenderal Polri-TNI duduk di
jajaran komisaris BUMN itu kurang etis. Bahkan, Naldi menyebut langkah Erick
itu menunjukkan sikapnya yang kurang profesional.
"Kita harus lihat fungsi
daripada komisaris di BUMN. Fungsi komisaris adalah mengawasi kinerja jajaran Direksi
di BUMN itu. Kalau orang yang ditempatkan disitu tidak pada bidangnya buat
apa," kata Naldi Minggu 14 Juni 2020.
Naldi melanjutkan, posisi
komisaris biasanya dijadikan "bahan bacakan" sejumlah orang dan upaya
balas budi. Sehingga, kata dia, jika yang duduk di komisaris bukan profesional
dibidangnya maka mereka harus bekerja mempelajarinya dari awal.
"Posisi komisaris itu
biasanya hanya untuk balas budi. Saya tidak tahu, apa maksud Erick Thohir
mengangkat jenderal Polri-TNI aktif sebagai komisaris. Hanya Erick Thohir dan
Tuhan yang tahu," ucap Naldi.
Naldi mengingatkan, agar Eerick
Thohir bekerja secara profesional sebagai menteri BUMN. Sebab, lanjut Naldi,
sebagai seorang pengusaha sekelas Erick pasti tahu betul dalam melakukan
managemen di suatu perusahaan.
"Ingat BUMN ini bukan milik
pribadinya. BUMN ini adalah milik negara. Jadi harus benar-benar amanah dalam
mengelolanya," ujar Naldi.
Pria yang berprofesi sebagai
pengacara ini menegaskan, jika pengangkatan sejumlah jenderal Polri-TNI itu
bukan dibibangnya maka sama saja saja
mempelajari hal-hal yang baru.
"Saya kira bisa saja dengan
masuknya jenderal itu bisa mendongkrak
BUMN yang kebanyakan merugi. Akan tetapi prosesnya lama. Karena mereka harus
belajar dari awal," ucap Naldi.
Saat ditanya apakah pengangkatan
jenderal Polri-TNI itu adalah upaya ancang-ancang Erick Thohir untuk maju
menjadi calon presiden tahun 2024 nanti. Naldi menegaskan, dirinya tidak mau
berandai-andai.
"Saya tidak tahu soal itu.
Saya hanya kritisi soal sikap Erick yang kurang profesional saja. Sekali lagi,
maksud Erick Thohir mengangkat jenderal Polri-TNI hanya dia dan Tuhan yang
tahu," pungkas Naldi Haroen.
Sebelumnya, Erick Thohir
mengangkat sejumlah jenderal polisi dan TNI untuk mengisi posisi
sejumlah komisaris Badan Usaha Milik Negara. Erick mengatakan mengangkat mereka
karena ada kebutuhan organisasi.
"Ini balance saja,
sama juga di Kementerian
BUMN, background saya entrepreneur dan dua Wamen saya
perbankan. Tapi deputi saya ada yang backgroundnya hukum, ada juga
yangbackgroundnya keuangan dari sektor swasta. Ini balance yang baik,"
kata Erick dalam konferensi video, Jumat, 12 Juni 2020.
Seperti diketahui, Erick
mengangkat Komisaris Jenderal Polisi Bambang Sunarwibowo sebagai Komisaris PT
Aneka Tambang (Persero) Tbk. Dia ditunjuk untuk menggantikan posisi Zaelani
sebagai salah satu anggota dewan komisaris. Bambang saat ini tercatat aktif sebagai
Sekretaris Utama Badan Intelijen Negara.
Dilain kesempatan, Erick menunjuk
dua jenderal aktif TNI dan Polri untuk menempati posisi komisaris di Bukit
Asam. Mereka adalah Marsekal Madya Andi Pahril Pawi, serta Irjen Carlo Brix
Tewu, yang saat ini juga menjabat sebagai Deputi Bidang Hukum dan
Perundang-undangan Kementerian BUMN.
Anggota militer maupun penegak
hukum lain yang menjabat posisi di BUMN misalnya Komisaris Utama Pelindo I
Achmad Djamaluddin. Selain di perseroan, perwira tinggi TNI ini juga menjabat
Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional. Di perusahaan yang sama pun ada
Deputi Pemberantasan Badan Narkotika Nasional Inspektur Jenderal Arman Depari
yang menempati posisi komisaris. (KT/Wit)
0 komentar:
Post a Comment