Namlea, Kompastimur.com
Tim kesehatan Satgas C-19 Kabupaten Buru telah melakukan Rapid Test (RDT) terhadap 29 orang kontak pasien HB positif covid 19 di kampungnya Desa Seith, Kecamatan Teluk Kayeli. Hasilnya 29 orang ini seluruhnya non reaktif.
"Hari ini baru terperiksa 29 orang, semuanya non reaktif," jelas Jubir Satgas C-19 Buru, Nani Rahim kepada wartawan lewat WA Group Media Covid, Kamis malam (11/6).
Menurut Nani 29 yang telah di RDT ini bagian dari tracking HB yang positif C-19. Tracking sehari sebelumnya, mencatat ada 9 kontak erat yang akan diswab dan juga terdapat kontak kurang beresiko sebanyak 52 orang.
Dari rencana RDT terhadap 52 orang ini, siang hingga sore tadi baru 29 yang selesai jalani RDT dan sisanya akan dilakukan pada hari Sabtu nanti (13/6)."InsyaAllah akan dilanjutkan pada hari Sabtu sekalian dengan pengambilan sampel swab," jelasnya.
Nani Rahim menambahkan, kalau ada riak-riak di masyarakat yang mulai antipati dengan pemeriksaan rapid test. Banyak yg menolak bukan hanya di Seith, tapi di semua desa," ungkap Nani Rahim.
Saat petugas datang semua menghilang. Penolakannya ada dua hal, yakni takut ketahuan turut terinfeksi C-19 dan takut namanya viral di media.
Beberapa hari lalu, Nani Rahim juga meluruskan informasi beredar di masyarakat yang mengeluhkan pungutan biaya RDT. Punya satgas tetap gratis untuk ODP/PDP dan masyarakat yang ada indikasi medis, atau ASN dan TNI/polri yang tugas dinas memang gratis.
Warga Buru yang mau menengok keluarganya di Ambon yang sedang sakit, masih dapat ditolerir di-RDT gratis, asalkan mereka punya bukti surat keterangan dari RS tempat perawatan.
Sedangkan masyarakat yang tanpa indikasi medis atau permintaan sendiri di suruh ke klinik swasta.
"Kita sudah konsultasikan dengan instansi terkait kalau rappid test yang dibeli dari dana covid tidak bisa dipergunakan untuk pelaku perjalanan yang mau bepergian. Oranf yang mau kelaur daerah apapun urusanbya yang bersangkutan harus rappid tes mandiri " ujar Nani Rahim.
Walau RDT mandiri, satgas C-19 Buru telah mengingatkan agar biayanya tidak boleh lebih dari Rp.300 ribu per orang.
Diakuinya, ada keinginan masyarakat agar RDT digratiskan. Tapi satgas tidak mungkin menghandel RDT semua orang yang hendak bepergian keluar Kabupaten Buru.
"Kalau rapid test harus gratis, maka daerah harus menyediakan anggaran bermilyar-milyar. 1 dos rapid test harganya Rp. 8 jt isi 20 test. Pelaku perjalanan tiap hari 30 sampai 40 org, kalau ada yangg reaktif perlu konfirmasi ulang 2-3 kali. Bayang berapa rapit test yang kita butuhkan tiap hari," papar Nani Rahim.
"Intinya rappid tes yang sekarang sudah dikonsultasikan dengan instansi pengawasan. Dilarang dipergunakan pelaku perjalanan secara gratis,"timpal Sekertaris Satgas C-19 Buru, Azis Tomia.
Tambahkan Azis kebijakan RDT untuk yang hendak bepergian ke Ambon ini bukan maunya Satgas C-19 Kabupatrn Buru, melainkan adanya surat Walikota Ambon yang mewajibkan orang yang maduk ke kota itu eajib kantongi surat keterangan sehat dari tempat asal dan bukti RDT non reaktif.(KT-10)
0 komentar:
Post a Comment