Namlea, Kompastimur.com
Jubir Satgas
Kabupaten Buru, Nani Rahim mengumumkan temuan pasein positif COVID 19 di
Kabupaten Buru, kini bertambah sebanyak lima orang, sehingga total menjadi
tujuh orang , satu sembuh dan satu meninggal dunia.
Kata Nani, Lima
pasien baru ini, masing masing GW, HT, JL, JS dan almarhum AS, PDP berusiah 70
tahun yang sempat dirawat di RSU Namlea sejak tanggal 6 Mei lalu dan telah
wafat tanggal 13 Mei lalu.
FN juga di test
lewat PCR dan hasilnya masih positif alias belum sembuh dari COVID 19.
"Kemarin
sore tepat pukul 17.18 wit, tgl 15 Mei 2020, kami mendapat laporan hasil
pemeriksaan PCR terhadap pasien di Kab. Buru 5 orang yang reaktif dengan rapid test, telah diperiksa
sampel swabnya termasuk 1 org yg
meninggal di RSU Namlea AS (70 thn), 4 org lainnya yaitu GW, JL, HT, dan terakhir JS semuanya positif PCR.," terang Nani Rahim kepada
wartawan lewat Group WA Media Satgas COVID
Buru, Sabtu (16/5).
Sedangkan 1
orang lainnya yaitu FN masih positif COVID 19."FN dilakukan pemeriksaan
PCR untuk evaluasi juga masih positif,"tambahkan Nani Rahim.
Lanjutnya, dari
lima positif COVID 19 itu, terdapat tiga nama baru hasil tracking klaster
pertama terhadap pasien 17 Maluku (01 Buru) , bernama Halik Moka yang diumumkan
positif COVID 19 sejak tanggal 17 April lalu.
Halik Moka kini sudah dinyatakan sembuh .Waktu itu ia
datang berlibur ke Namlea mengekor mahasiswa Buru dari Jakarta menggunakan
identitas orang lain bernama Ansarudin Ekay alias Ansar dan tiba di Namlea
tanggal 31 Maret lalu.
Ia jelaskan, setelah
Halik terpapar, satgas melakukan tracking terhadap 22 orang termasuk rekan
kontak eratnya FN dan hasil PCR-nya dinyatakan
positif COVID 19 sejak tanggal 28 April lalu.
FN dalam
beberapa kicauannya menggunakan facebook Alfatih Putra Nacikit, pernah berdebat
dengan sejumlah netizen dan dengan netizen bernama Jamal Samual, ia menepuk dada mengaku bertanggungjawab
mendatangkan Halik ke Buru.
Dengan demikian,
Halik Moka yang sejak beberapa hari lalu telah diumumkan sembuh dari COVID 19,
turut menjangkiti rekannya FN ditambah dua rekan mahasiswa GW dan HT serta
orang tua JL, ayah dari mahasiswa EL, rekan kontak Halik."Iya, mereka
klaster pertama HM,"benarkan Nani Rahim.
Walau PCR bpk JL
positif COVID 19, anaknya EL yang diswab tenggotokan bersama delapan orang
lainnya tanggal 20/21 April lalu, hasilnya negatif saat diumumkan tanggal 28
April lalu.
Nani Rahim
menegaskan tiga positiv COVID 19 dari Halik Moka ini jika memungkinkan, dua
orang yang dari Waekase II, Desa Waekase, Kec.Airbuaya, akan jalani karantina
di kecamatan tersebut karena secara lahiriah, fisik mereka dari luar tidak
menunjukan gejala sedang sakit."Kami sedang berkoordinasi dengan satgas COVID
kecamatan Airbuaya untuk proses karantina.Jika memungkinkan akan dikarantina di
wilayah kecamatan," terangkan Nani.
Sedangakan HT
mahasiswa asal Waelana, Kec.Fenalisela dievakuasi ke Namlea. "1 orang dari
kec. Fenalisela akan dievakuasi siang ini ke Namlea,"tegas Nani Rahim.
Nani Rahim lebih
jauh mengungkapkan, satgas juga telah mengambil langkah tracking terhadap PDP
yang meninggal dan menantunya yang juga terpapar COVID 19.
Almarhum AS dan
menantunya bukan klaster Halik Moka. PDP usia 70 tahun yang sudah almarhum ini
juga bukan pelaku perjalanan dan juga ada punya Riwayat sakit.
Karena itu ia
rentan tertular dan sangat beresiko. Ada
dugaan ia tertular dari OTG pembawa carrier.
Dari tracking
ini ditemukan ada 15 orang kontak beresiko tinggi. "Semua kontak erat
risiko tinggi ada 15 orang akan dilakukan pemeriksaan swab,"tegas Nani
Rahim.
Dari 15 kontak
resiko tinggi ini termasuk istri almarhum berinitial S, istri JS, berinitial
YTA dan anak lelaki berusia lima tahun. Ketiganya sudah pernah dirapid test dan
hasilnyacreaktif.
" Tinggal
kita tracking sisa yang belum terdata,” tandasnya. (KT/10)
0 komentar:
Post a Comment