Namrole, Kompastimur.com
Bupati Bursel Tagop Sudarsono Soulisa menegaskan bahwa persoalan tentang JW alias JP, warga Desa Leku yang di vonis postif Covid-19 versi Rapid Test telah melalui uji kesehatan sesuai protap yang berlaku.
Bahkan kata Tagop, JW telah menjalani pemeriksaan melalui Rapid Test sebanyak dua kali dan hasilnya reaktif (positif 80 persen) Covid-19.
"Itu provokasi ke masyarakat, itu bukan dari masyarakat itu Nasir Huat dan kepala desa yang bilang tidak sakit itu nanti kita masukan mereka sama-sama dengan pasien di ruang isolasi, nanti bilang dia pigi ke sana. Bilang dia jangan kenyang bicara lain lapar bicara lain. Bilang saya bilang kepala desa paling terbodoh di muka dunia itu Leku," ujar Tagop di kantor Bupati, Sabtu (2/5/2020).
Ia juga meminta wartawan untuk menyampaikan ke Nasir Huat dan Kepala desa Leku untuk tidak memprovokasi masyarakat di desa Leku.
"Sampaikan ke mereka jangan provokasi masyarakat, karena masyarakat saat ini didunia dalam situasi tegang jangan memprovokasi seakan-akan tidak ada masalah, jangan karena mereka punya kepentingan politik, silakan mereka punya kepentingan politik tapi jangan bawa kepentingan itu ke kondisi seperti ini," papar Tagop.
Bupati dua periode ini juga mengaku, kepentingannya saat ini hanya bagaimana mengamankan masyarakat Bursel dari bahaya Covid-19 dan itu sudah dilakukan Pemda lewat Gugus Tugas.
"Saya punya kepentingan bukan kepentingan politik, saya punya kepentingan saat ini adalah bagaimana menyelamatkan masyarakat Bursel, nanti kepentingan politik itu kemudian, tapi saat ini tugas sebagai Bupati bukan sebagai politisi. Kalau mereka sebagai politisi ya silakan," ujar Tagop.
Dirinya menjelaskan, seharusnya mereka bisa membantu Pemda dengan cara memberi edukasi yang baik kepada masyarakat, bukan memprovokasi masyarakat.
"Harusnya bantu masyarakat, berikan pemahaman, berikan konseling kepada masyarakat, jangan provokasi masyarakat Leku seakan-akan penanganan yang dilakukan Pemda itu salah. Tidak ada yang salah," tegasnya.
Lebih jauh Tagop sampaikan bahwa saat ini seseorang terpapar itu bukan saja dari pelaku perjalanan, tetapi ada sentuhan-sentuhan dan komunikasi-komunikasi lain dan kemudian terpapar akibat menyentuh sesuatu atau melalui barang maupun uang.
"Itu bisa saja terjadi, yang banyak terjadi di Jakarta itu bukan saja pelaku perjalanan, bukan dan itu sudah mulai merambat ke daerah-daerah termasuk Maluku. Ini hasil rapid test bukan air ludah. Ini terkonfirmasi Rapid Test jadi 80 persen," terangnya.
Langkah ini, lanjutnya, diambil Pemda lewat Gugus Tugas untuk mencegah hal-hal yang sama-sama tidak diinginkan, sebab jika sudah terjadi berarti akan tambah fatal.
"Seperti kemarin kan yang pasien 01 Bursel yang terkonfirmasi positif, si SB itu. Kalau kemarin kami tidak ambil langkah cepat, berarti Simi itu semua kena. Padahal disitu dia sudah jelas sesuai hasil Rapid Test empat kali," jelasnya.
Jika nanti dalam satu dua hari ini dilakukan Rapid Test dan masih reaktif maka yang bersangkutan akan segera di evakuasi ke Ambon.
Ditempat yang sama, Sekda Bursel Iskandar Walla menegaskan bagi siapupun yang mengatakan bahwa pasien JW tidak sakit silakan datang ke dirinya dan akan diberikan insentif untuk ditempatkan bersama dengan pasien JW di dalam ruang isolasi.
"Bagi masyarakat yang mengatakan bahwa tidak ada masalah silakan datang ke Sekda, Sekda akan berikan insentif untuk kita tenpatkan dia bersama-sama dengan pasien di dalam ruang isolasi. Datang kita berikan dia insentif dan masukan dia sama-sama keruang isolasi dengan Pasien," tegas Sekda.
"Lebih hari lebih baik karena lebih banyak insentifnya. Kalau mau masuk silakan," tandas Sekda. (KT/Tim)
0 komentar:
Post a Comment