Namrole, Kompastimur.com
Siang tadi
saya ketemu Rektor Universitas Iqra Buru Muhammad Muhamad Sehol.
Kita
bincang-bincang ringan soal temuan inovatif civitas akademika yang mampu
memproduksi hand sanitizer dan sabun kayu putih dari bahan baku minyak kayu
putih, tanaman alam khas Pulau Buru.
Setelah cerita
panjang lebar atas kreasi yang sangat berguna di saat musim pandemik covid 19
di Indonesia ini, rektor yang juga ahli kimia ini, mengaku lagi terus berpacu
dengan waktu untuk mengolah sabun minyak kayu putih yang kini masih diproduksi
dalam bentuk padat, akan diramu produk yang baru dalam bentuk cair.
"Secepatnya
hal ini akan kita lakukan dan akan kita sumbangkan kepada masyarakat untuk
dapat dipergunakan menangkal penyebaran virus covid 19,"pungkas Sehol.
Sehol sangat
puas, karena sumbangih civitas akademika Uniqbu yang memanfaatkan bahan dasar
minyak kayu putih ini, ternyata tumbuhan alam khas Pulau Buru ini, minyaknya
diakui oleh banyak kalangan dapat menghambat replikasi covid 19.
Pengalaman itu
dialami oleh ilmuan Unhas Makassar, Prof Idrus Paturusi yang divonis dokter
terpapar Covid 19.
"Pak
Idrus ini sembuh juga dengan perantaraan minyak kayu putih. Kita di Uniqbu juga
sudah dapat memproduksi hand sanitizer dan sabun dari minyak kayu putih yang
mampu menangkal peredaran virus,"ucapnys senang.
Lantas
bagaimana kisah Prof Idrus Paturusi sembuh dari Covid 19?? Berikut di bawah ini
kisahnya yang ditulis sendiri oleh anak perempuan Prof Idrus yang juga seorang
dokter, dr. Indrianti Idrus SP.KK, sebagaimana dimuat di Navigasinews.com di
bawah ini.
Setelah
divonis positif COVID-19, Bapak langsung masuk ke ruang isolasi RS Unhas
ditemani dengan belahan hatinya Ibu saya. Banyak orang orang baik memberikan
suplemen, kurma ajwa, madu herbal dan jamu racikan seorang dokter, termasuk
adik-adik bapak yang langsung ke Makassar membawakan suplemen.
Hari kedua
atau hari ketiga Bapak di ruang isolasi, saya ditelepon oleh sahabat beliau dr.
Murni Sp.B dan menyarankan agar Bapak diberikan minyak kayu putih.
FYI, ibu saya
memang pecinta minyak kayu putih dan minyak tawon sedari dulu, dan rajin
menggosokan minyak minyak ini di tubuhnya. Bapakpun sangat suka dengan minyak
kayu putih karena pengalamannya saat kecil selalu dibalur minyak kayu putih.
Jadi masuk di kamar isolasi pun persediaan minyak kayu putih sudah ada.
Singkat cerita
Bapak dan Mama memang sudah memakai minyak kayu putih dan memang merasakan
dadanya makin plong dan lega.
Alhamdulillah
setelah swab ketiga dan keempat Bapak negatif, bisa keluar RS dan akhirnya
banyak yang telepon ke Bapak, termasuk salah satu pejabat pusat yang kenal
sangat dekat dan ketika itu hasil rapid-test beliau adalah positif. Karena
teman, Bapak beritahukan tentang semua pengobatan dan suplemen yang Bapak
pakai, termasuk minyak kayu putih ini.
Saya sempat
kesal karena semua suplemennya ini belum tentu bisa menyembuhkan COVID-19,
tetapi banyak yang memanfaatkan situasi dan mengklaim kalau ini suplemen
tersebut adalah obat COVID-19.
Karena kami
akademisi jadi tentunya harus melakukan beberapa penelitian tertentu untuk
mendapatkan suatu terapi and its a long journey.
Akhirnya Bapak
membentuk tim di awal bulan April 2020 untuk meneliti efek minyak kayu putih
ini, karena bagi Bapak sangat masuk akal kalau minyak kayu putih bisa
menghambat replikasi virus.
Bapak pun
melakukan sedikit literature review dan mendapat beberapa jurnal pendukung
kalau minyak kayu putih ini, ternyata manfaatnya sangat banyak.
Selain
mempunyai efek sebagai antibakteri, anti jamur, ternyata juga bisa
menginaktivasi airborne virus. 1,8-cineol yang merupakan zat aktif minyak kayu
putih bisa sebagai anti-inflamasi dan kandungan eucalyptus-nya berfungsi
sebagai ekspektoran, mukolitik dan decongestan.
Dan ketika
kita melakukan pertemuan melalui Zoom dengan anggota Tim Peneliti yang diketuai
oleh Prof. Elly dari Farmasi, maka kami mendapatkan lagi tambahan beberapa
jurnal pendukung bahwa Eucalyptus bisa bertindak sebagai anti virus. (Untuk
metode pemberian kami masih pelajari untuk dosis pemberian, jadi sebaiknya
tulisan ini di jadikan sekedar pengetahuan saja).
Nah,
penelitian kamipun berjalan sejak itu. Tim kami ini adalah gabungan para dosen
Unhas yang berada di Makassar, Inggris, Jepang dan Korea Selatan. Semoga dengan
penelitian ini bisa menghasikan sesuatu yang berguna untuk para pasien
COVID-19. (KT/11)
0 komentar:
Post a Comment