Namrole, Kompastimur.com
Diusianya ke-52 tahun, Wadah Pelayanan Wanita (Pelwata) GPM Jemaat Imanuel Waenono-Kamlanglale, Klasis Buru Selatan berbagai aksi sosial dengan warga.
Ditengah
ganasnya Corona virus, membuat perempuan GPM Jemaat Waenono-Kamlanglale terus
bergerak untuk melakukan edukasi serta membagikan masker, sembako, bahkan
membangun rumah pada masyarakat yang membutuhkannya.
Sebelumnya
mereka telah berbagi kasih pada masyarakat yang berada dikilometer 5, Dusun
Waenewen, Dusun Fatmory, dan kilometer 9, serta kota Namrole dan sekitarnya.
“Kita
bersyukur sekaligus memberikan apresiasi bagi perempuan-perempuan GPM, terlebih
khusus perempuan GPM Jemaat Imanuel waenono-Kamlanglale atas kepedulian terhadap
sesama yang membutuhkan,” kata Sekbid PTPU Klasis GPM Bursel Pdt E. Sapulete/S,
dalam sambutannya pada ibadah syukur HUT Perempuan GPM ke-52 tahun yang
berlangsung di dusun Fatsinan, Selasa (5/5/2020).
Menurut Sapulete,
mesbah kita semua ada dirumah masing-masing, jadi lewat kesempatan ini kita
akan memberikan perenungan dan penghayatan di mesbah pergumulan kita.
“Hai perempuan
GPM jangan lupa berdoa dan terus berikan kepedulian bagi mereka yang
membutuhkan dalam rasa solidaritas dalam gerakan peduli sesama ,” ucapnya.
Ia menuturkan,
hal ini harus di akui karena faktanya, perempuan jemaat GPM Waenono-Kamlanglale
telah peduli dengan cara membagi sembako dan membangun rumah.
“ini bukti
nyata kepedulian Perempuan GPM dengan membangun rumah bagi ibu Claudia Latbual,
jadi harus diakui bahwa perempuan punya kerja, perempuan hebat dan mereka bukan
sebatas kata dibibir, tapi itu fakta yang harus menjadi spirit dan perlu
mendapat dukungan dari semua kita,” akuinya.
“Laki-laki juga
tidak harus kalah dengan perempuan dan jangan mundur dari perempuan, sebab
perempuan siap untuk membantu seluruh aktivitas pelayanan dan membangun
kemanusiaan,” pintanya.
Ia mengajak
supaya semua warga jemaat dapat merawat kehidupan, rawat kehidupan dalam
pengertian seperti berperilaku hidup bersih dan menjaga lingkungan dan berbagi
kasih.
"Prilaku
Hidup Bersih Dan Sehat bukan baru sekarang, karena itu jangan sampai corona ini
berakhir lalu kita tidak hidup bersih dan sehat lagi, jadi Prilaku Hidup Bersih
Dan Sehat yang sudah di kumandangkan oleh GPM, termasuk perempuan GPM wajib
melaksanakan itu, jadi ini harus menjadi kesadaran bersama kita dan terus
berdoa, karena pademic pasti berakhir,” paparnya.
“Jadi mari
rawat kesehatan, rawat hubungan Kai-wait dengan tetap menjadi berkat dalam
bentuk berbagi kasih pada mereka yang membutuhkan karena itu diusia perempuan
GPM yang Ke-52 ini, tetaplah menjadi berkat bagi mereka yang membutuhkan, sebab
itu panggilan iman kita,” harap Sapulete.
Dilokasi yang
sama, Ketua Majelis Jemaat GPM Waenono-Kamlanglale
Pdt Nita Mairima mengatakan, Allah adalah pencipta sejarah dalam hidup manusia
termasuk perempuan dan laki-laki GPM.
Oleh sebab itu
lewat HUT perempuan GPM yang ke-52 tahun ini, Allah telah membuat suatu sejarah
baru dalam hidup seorang perempuan Claudya Latbual dan anak Erik Latbual lewat
gereja dan jemaat GPM Waenono-Kamlangl.
Kata Mairima, Tuhan
tidak pernah diam, untuk melakukan yang baik bagi umatnya, jadi, mungkin Nene
Claudya adalah Hana yang tidak pernah berhenti berdoa.
“Oleh karena
itu teruslah berdoa hai perempuan GPM, jangan pernah bosan,” pintanya.
Ia menjelaskan,
Perempuan GPM jemaat Waenono-Kamlanglale dalam gambar menyongsong HUT perempuan
GPM yang ke-52 tahun ini, menampakkan kasih untuk mereka yang jauh dari
sentuhan banyak orang, terutama mereka yang berada di Dusun kilometer 5, Dusun
kilometer 6 Dusun Waenewen kilometer 7,
Dusun kilometer 9 dan dusun Mory.
“Mereka-mereka
ini yang menjadi target kami, dan sudah kami sentuh mereka lewat peduli kasih,”
jelas Mairima.
Mairima juga
mengajak jemaat untuk terus berkarya bersama dalam memutus penyebaran virus Corona dengan selalu memakai masker jika
keluar rumah. Jaga kebersihan diri dan lingkungan, rajin cuci tangan, dan yang
paling penting jaga hubungan baik dengan Tuhan dan semama, serta saling
menopang dalam doa.
“Dibalik
perempuan yang sukses, ada laki-laki bae yang menopangnya, dan dibalik
suksesnya laki-laki bae, ada perempuan setia yang menopangnya. perempuan dan laki-laki GPM merupakan ciptaan
Allah yang setara, bermisi untuk membangun bentuk dalam konteks catur panggilan
gereja,” jelas Mairima.
“Jadi
perempuan dan laki-laki GPM merupakan agen kemitraan, oleh sebab itu perempuan
dan laki-laki GPM harus menjadi mitra
sejati,” tutup Mairima.
Turut Hadir
dalam perayaan Hut Perempuan GPM yang ke-52 tahun ini, Anggota DPRD Kabupaten
Buru Selatan, Vence Titawael, Aselany A Seleky, Viktor Hukunala, dan para Pendeta
dari denominasi gereja, warga dusun Fatsinan serta jemaat GPM
Waenono-Kamlanglale. (KT/RL)
0 komentar:
Post a Comment