Demi mencegah covid-19, kapal bongkar muat dari Pulau Jawa ke pelabuhan Pulau Gorom dan pelabuhan Geser harus diawasi secara ketat.
Hal ini diungkapkan oleh Ketua DPRD SBT Noaf Rumauw dalam arahan singkatnya pada kegiatan latihan Tactical Floor Game (TFG) di Lantai dua Aula Prama Satwika Polres, Selasa (14/04/2020).
Rumauw mengatakan, tim gugus covid-19 harus berkoordinasi dengan pihak terkait, agar terus melakukan pengawasan secara ketat terhadap kegiatan bongkar muat di Pelabuhan di Kecamatan Pulau Gorom (Kataloka-ondor) dan pelabuhan Geser, karena rata-rata Kapal yang melakukan bongkar muat tersebut lansung dari Pulau Jawa.
Kapal-kapal tersebut lebih banyak mengangkut muatan dari Pulau Jawa berupa sembako, material bangunan dan jenis barang lainnya.
"Tim Gugus Covid-19 agar dapat koordinasi dengan pihak terkait untuk melakukan pengawasan ketat terhadap Kapal Barang yang melaksanakan Bongkar muat dari Pulau Jawa di Pelabuhan Geser dan Pelabuhan Ondor Kecamatan Gorom," ucap Rumauw.
Dirinya menambahkan, pada prinsipnya sangat mendukung langka Pemerintah Daerah melalui tim gugus tugas covid-19 dalam melakukan tugas pencegahan dan penanganan terhadap wabah ini di Kabupaten SBT.
"DPRD SBT pada prinsipnya mendukung penuh Pemda SBT melalui Tim Gugus tugas Covid-19 untuk melakukan tugas penanganan dan pecegahan wabah di SBT," kata Rumauw.
Ketua DPRD yang berasal dari Partai keadilan sejahtera (PKS) ini berharap, Dinas Kesehatan Kabupaten SBT segera mendistribusikan alat pelindung diri (APD) ke setiap Kecamatan dalam wilayah Kabupaten SBT, jika Dinas kesehatan telah mendapatkan APD dari Pemerintah Provinsi Maluku.
"Kepada Dinas Kesehatan apabila telah mendapatkan APD dari Provinsi Maluku agar segera mendistribusikan kepada Kecamatan masing-masing berjumlah 5 buah," harapnya.
Ditempat yang sama, Kepala Bidang perencanaan Dinas Kesehatan SBT, Samaun Rumakabis menambahkan, sampai saat ini, terdapat 6 pasien berstatsus ODP yang ditangani Dinas Kesehatan SBT.
Namun 1 orang telah selesai masa pemantauannya dan 5 orang lainnya dinyatakan negatif berdasarkan hasil rapid test.
"Sampai saat ini baru terdapat 6 pasien ODP yg ditangani pihak Dinas Kesehatan SBT dan 1 orang sudah selesai massa pemantauannya serta 5 orang lainnya saat ini dinyatakan negatif berdasarkan hasil rapid test," tutur Rumakabis.
Menurutnya, kendala yang dihadapi Dinas kesehatan saat ini adalah melakukan pemantauan terhadap pasien yang melakukan isolasi mandiri, karena mereka berada pada lingkungan atau Rumah keluarga.
"Kendala bagi Tim Medis saat ini adalah melakukan pemantauan terhadap pasien ODP yang isolasi mandiri karena berada pada lingkungan atau rumah Keluarga," kata Rumakabis.
Sementara itu, dr Endo dari perwakilan RSUD Bula menambahkan, penggunaan alat pelindung diri (APD) sangat penting saat berada ditempat keramaian seperti Pasar, Pelabuhan atau bandara.
Selain itu, setiap orang yang datang atau masuk dari wilayah lain harus dikarantina di perbatasan atau pintu masuk. Hal ini dilakukan demi memutus mata rantai penyebaran covid-19.
"Penggunaan APD sangat penting dan Perlu digunakan pada saat di tempat keramaian seperti Pasar, Pelabuhan, Bandara fan lain-lain. Sebaiknya orang yang datang atau masuk dari wilayah lain perlu dikarantina di Perbatasan," tandasnya. (KT/FS)
0 komentar:
Post a Comment