Namlea, Kompastimur.com
Mahasiswa asal
Alor, NTT, berinitial A, 25 tahun,
diisolasi tim satgas covid 19 Kabupaten Buru ke RSUD Lala, karena hasil
rapid test yang bersangkutan menunjukan positif terinfeksi Corona. Sementara 11
rekannya yang mengajak korban berlibur ke Buru, masih dinyatakan negatif.
Menyusul
ditemukannya satu kasus baru ini, Ketua Satgas Covid 19 Kabupaten Buru, Ramly
Ibrahim Umasugi kepada media ini, mengaku malam ini sedang melakukan rapat
khusus terbatas dengan tim satgas.
Dalam rapat ini
akan dibahas khusus masalah tersebut dan langkah-langkah penting yang harus
diambil Pemerintah Kabupaten Buru.
Ketika ditanya
apakah status waspada akan berubah menjadi status darurat menyusul munculnya
satu kasus ini, Ramly mengaku juga akan dibahas dalam rapat.
"Mungkin
kita akan ikut jejak kota Ambon, naikkan status dari waspada menjadi
darurat,"pungkas Ramly.
Sementara itu,
Jubir Covid 19 , Nani Rahim dalam jumpa pers terbatas dengan wartawan Rabu
malam (8/4), mengungkapkan, pasein
initial A ini telah dievakuasi dari Penginapan Senyum Bupolo pada pukul
18.10 wit.
Yang
bersangkutan bersama 11 rekan-rekannya mahasiswa asal Kabupaten Buru sedang
menjalani karantina di Penginapan Senyum Bupolo setelah datang dari Jakarta
sepekan lalu dengan KM Dorolonda.
Ketika ditanya
kenapa mahasiswa asal Alor (NTT) ini bisa berada di Buru, jubir covid 29 ini
mengungkap, kalau yang bersangkutan tidak pulang ke Alor, tapi diajak
rekan-rekannya sekampus mahasiswa asal Buru di Jakarta datang berlibur di
daerah ini.
Menurut Nani
Rahim, walau hasil rapid test menunjukan positif, dan telah diisolasi,
mahasiswa asal Alor ini masih berstatus Pasein Dalam Pengawasan (PDP), karena masih
harus menunggu diambil swab tenggorokan untuk uji PCR.
Sehari
sebelumnya, tim satgas juga menjemput satu mahasiswa Buru berinitial YN, 23
tahun. "Belum sempat YN pulang ke rumah dan sudah diisolasi. sehubungan
dengan info dan video yang beredar di masyaralat terkait pasien ini, dia tiba di Namlea dengan kapal feri. Gejala yang dialami PDP tersebut adalah batuk dan
sesak nafas akibat penyakit TB yang dideritanya. Oleh karena itu yang
bersangkutan butuh perawatan intensif di RS,"jelas Nani rahim.
Hasil rapid test
negatif. Sehingga statusnya PDP karena masih perlu pemeriksaan ulang dalam 1
minggu - 10 hari ke depan. Yang bersangkutan merupakan mahasiswa Buru yang
belajar di mataram,"sambungnya lagi.
Lebih jauh
dijelaskan, sejak tanggal 17 Maret sampai 8 April, sudah 74 ODP ditangani sejak
screning kesehatan di pintu masuk pelabuhan dan bandara.
Ditemukan juga
1.074 Orang Dengan Resiko (ODR), di dunia kesehatan disebutkan dengan Orang
Tanpa Gejala (OTG).
Dari jumlah 74
ODP, 17 orang selesai menjalani isolasi
mandiri dan dinyatakan sehat. Tersisa,
56 ODP dan 2orang Pasein Dalam Pengawasan (PDP) .
"Tadi 28
ODP telah dilakukan rapid test. sesuai hasil rapid test, satu orang berinitial
A positif dan telah dievakuasi ke RSUD. Kondisi masih kita masukan ke PDP,
sambil menunggu pemeriksaan swab tenggorokan dari Dinas Kesehatan Propinsi Maluku,"ujar
Nani Rahim.
Pasein A ini diisolasi
terpisah dengan YN yang menderita TB Paru. Pasein A yang bersangkutan menunjukan
gejala masih ringan, baru mengalami flu dan sedikit hidung tersumbat, sehingga
mampu ditangani tim dokter di RSUD Lala.
Selain
berkoordinasi dengan Dinkes Maluku, tim satgas juga sudah melakukan tracking
terhadap rekan bersangkuta. 11 orang itu hasilnya negatif, tetapi mereka tetap
wajib karantina mandiri sampai selesai batas 14 hari dan hasil pemeriksaan
kesehatan terakhir dinyatakan negatif.
Pihak Satgas
covid 19 Kabupaten Buru akan mengabari keluarga A di Alor perihal kondisi
pasein tersebut.
Namun pihak
keluarga tidak diperbolehkan datang menengok anaknya ke Namlea.
Sekertaris
Satgas, Azis Tomia dan Nani Rahim menambahkan,
yang bersangkutan tetap dirawat di RSUD Lala, dan tidak dievakuasi ke
RSUD Haulussy Ambon. Keduanya optimis, Pasein A dapat disembuhkan.
Alasan tidak
dilakukan langkah evakuasi Pasein A ke Ambon, seperti Pasein yang juga positif sesuai
hasil rapid test di Bursel, Nani Rahim dengan nada yakin menjelaskan kalau
Bursel tidak siap fasilitas kesehatannya. Pasein A ini baru akan dievakuasi
kalau menunjukan gejala berat.
"Kita ini
punya dokter spesialis penyakit dalam, spesialis penyakit paru.Bahkan ada
dokter patologi klinik untuk mendiagnosa rapid test di sini," ucap Nani
Rahim. (KT/10)
0 komentar:
Post a Comment