Namrole, Kompastimur.com
Pasca diberitakan oleh media ini terkait pemukulan Fadli Solissa yang mengaku dirinya sebagai ketua DPD PAN Buru Selatan (Bursel) mendapat bantahan dan penolakan keras dari para kaders PAN yang ada di kabupaten tersebut.
Bantahan ini dilontarkan para kader PAN kerena mereka mengaku hingga kini tidak ada kepengurusan yang sah baik itu Ketua maupun Sekretaris PAN Kabupaten Bursel, sebab kepengurusan PAN Bursel telah dibekukan pasca Kongres V PAN di Kendari beberapa waktu lalu.
“Ini kan terkait pemberitaan di beberapa media yang mengatakan bahwa ketua DPD PAN Bursel dikeroyok dan dilakukan tindakan kekerasan terhadap yang bersangkutan atas nama ketua DPD PAN Bursel, saya atas nama Kader DPD PAN mengutuk keras soal pengakuan dirinya sebagai ketua DPD. Soal peristiwa pemukulan itu benar bahwa saudara Fadli itu dianiaya oleh beberapa pemuda tapi tidak benar bahwa Ketua DPD PAN di keroyok seperti yang disebut-sebut itu, sebab hasil kongres V di Kendari, DPD PAN bersama beberapa DPD lainya dibekukan, sehingga kami menolak ada pihak-pihak terkait yang mengatasnamakan kepengurusan yang sah dan atas nama Ketua dan Sekretaris DPD PAN Bursel,” ujar Wakil Ketua DPD PAN Bursel, Ujianudin Temarwut kepada wartawan, Senin (2/3) di Namrole.
Temarwut mengatakan, untuk kepengurusan 6 DPD di Maluku termasuk DPD PAN Bursel telah dibekukan, dan itu terbukti saat kongres V PAN beberapa waktu lalu di Kendari, DPD PAN Bursel dan DPD lain yang dibekukan tidak memiliki hak suara untuk memilih di Ketua di Kongres tersebut.
“Maka dari itu, ini bentuk klarifikasi saja kepada masyarakat Bursel dan media yang telah menyampaikan bahwa saudara Fadli sebagai Ketua DPD PAN dan Sudirman sebagai Sekretaris itu tidak benar, dan mereka telah melakukan pembohongan publik terhadap masyarakat di Bursel maupun di Provinsi Maluku pada umumnya. Di Bursel dan beberapa Kabupaten itu tidak ada Ketua dan Sekretaris DPDnya karena telah dibekukan,” jelasnya.
Dirinya mempertanyakan legalitas Fadli Solissa dan Sudirman Buton sebagai Ketua dan Sekretaris DPD PAN Bursel, sebab menurutnya, kalaupun mereka (Fadli dan Sudirman-red) merupakan Ketua dan Sekretaris yang sah DPD PAN Bursel, mengapa waktu Kongres di Kendari kemarin mereka tidak memiliki hak suara untuk memilih, malahan hanya sebagai penyimak.
Untuk itu, dirinya mengajak kepada semua simpatisan dan kader PAN Bursel, untuk menjaga ketentraman, menjaga keharmonisan dan saling membuka diri sambil menunggu keputusan yang tepat, dan keputusan tertinggi apabila DPP atau DPW mengeluarkan kembali SK Pelaksana harian (PLH) atau PLT.
“Jadi disitu kami mengutuk keras, tidak boleh ada lagi pihak-pihak yang mengklaim sebagai Ketua dan kepengurusan DPD PAN Bursel yang sah, yang ada saat ini adalah kita semua kader PAN Bursel. Bertepatan dengan hasil kongres yang juga dihadiri oleh saya saat itu, saudara Fadli itu tidak punya wewenang atau mengambil langkah menggunakan atribut partai dan mengatasnamakan Ketua partai, dia tidak berwenang karena kapasitas kita yang ada sekarang adalah sesama kader,” tegasnya.
Dirinya menjelaskan, polemik kepengurusan DPD PAN Kabupaten Bursel telah mendapat titik terang ketika pelaksanaan Kongres V PAN di Kendari diantaranya ; Pertama; Bahwa Sterring Comitte (SC) Kongres PAN V telah memutuskan bahwa DPD PAN Bursel hasil Musda yang diperkuat oleh surat DPP PAN dan Surat Mahkamah PAN adalah Pengurus DPD PAN yang berhak sebagai peserta Voter Kongres V bersama 5 DPD PAN lainnya dan Sekwil PAN Maluku Piter Tatipikalawan adalah yang sah.
Kedua; Pada saat registrasi Peserta ada mediasi dari SC (Ketua SC Edy Soeparno, Totok Daryanto, Wa Ode Zainab, Viva Yoga dan Ahmad Hanafi Rais) terhadap 6 DPD PAN se-Maluku plus Sekwil PAN Maluku Piter Tatipikalan untuk menindaklanjuti Putusan SC akan tetapi mediasi belum mendapatkan titik terang.
Ketiga; Ada rapat ulang SC dan memutuskan bahwa 6 DPD PAN di Maluku plus Sekwil PAN Maluku dibekukan untuk tidak menggunakan hak suaranya bersamaan dengangn 5 DPD PAN di Maluku Utara, 6 DPD PAN di Bengkulu serta Provinsi lainnya.
Keempat; Dari kronologis itu DPD PAN Kabupaten Bursel tidak menjadi peserta kongres V PAN, maka otomatis yang mengklaim sebagai pengurus itu tidak sah, kecuali diajukan ke pengadilan untuk mendapatkan kepastian hukum karena dari aspek internal, Kongres adalah Forum Permusyawaratan tertinggi di PAN dan tidak ada forum lain.
“Kelima, dari itu semua harus menyadari diri bahwa tidak lagi ada klaim-klaim sepihak yang mengatasnamakan DPD PAN Bursel, karena itu bagian dari pembohongan publik dan perbuatan melawan hukum. Dan keenam, kami minta kepada semua warga PAN di Bursel untuk tetap menjaga suasana kekeluargaan dan tidak boleh melakukan langkah-langkah inkonstitusional dan menebarkan isu-isu hoaks yang bisa berakibat fatal, dan mengganggu ruang-ruang publik,” tandasnya.
Sementara Ketua DPD BM PAN Bursel, Gusti Souwakil di tempat yang sama menyinggung soal peristiwa pemukulan terhadap Fadli Solissa adalah murni perbuatan simpatisan dan pendukung Ahmadan Loilatu yang tidak terima kalau anggota DPRD hasil perjuangan mereka akan di PAW.
“Kejadian pemukulan itu murni dari militan saudara Ahmadhan Loilatu yang tidak menerima terhadap sikap teman-teman yang sengaja memainkan isu bahwa Ahmadan akan segera di PAW. Jadi tidak ada konspirasi, dan tidak ada bentuk perencanaan pemukulan itu dari pada imbas Ahmadan Loilatu mau di PAW kan. Bukan, tapi mereka merasa bahwa Ahmadan adalah hasil perjuangan mereka dari keringat darah, harta dan sebagainya telah diperjuangkan pada Pileg yang lalu,” ucapnya.
Souwakil menyampaikan, kalaupun misalnya Faldi Solissa berkedudukan sebagai anggota DPRD Bursel seperti Ahmadan Loilatu, ketika dia diisukan akan di PAW apalagi tidak sesuai prosedur maka sudah barang tentu sikap dan kejadian yang sama pun akan terjadi.
“Jadi yang terjadi itu adalah kader-kader militan dan konstituen Ahmadan Loilatu yang tidak terima terhadap sikap dan isu Ahmadan Loilatu yang akan di PAW. Tidak ada sedikitpun, beta tegaskan sekali lagi tidak ada konspirasi dari Ahmadan Loilatu dan teman-teman yang lain tapi itu murni sikap dari kader militan sekaligus saudara-saudara tim pemenangan Pandawa yang sudah berjuang berdarah-darah kemudian mengorbankan segala hal untuk memenangkan Ahmadan Loilatu,” tutupnya. (KT/02)
0 komentar:
Post a Comment