Ambon, Kompastimur.com
Fenomena aneh
kembali terjadi di dunia pendidikan, kali ini Siswa Kelas IX pada SMP Negeri 6
Ambon dibiarkan belajar di lantai salah satu ruang kelas baru pada sekolah
tersebut.
Padahal pihak
sekolah sendiri tahu pasti bahwa ruangan tersebut belum dilengkapi dengan
meubeler. Namun entah mengapa pihak sekolah menutup mata dan malahan menyuruh
siswanya melakukan proses belajar mengajar pada ruangan yang masih kosong itu.
Peristiwa kelas
“Tiarap” pada SMP Negeri 6 Ambon ini terjadi Rabu (26/2/2020). Dimana saat itu
pihak sekolah diduga menyuruh siswa pada salah satu kelas IX di sekolah
tersebut guna melakukan proses belajar mengajar di dalam ruangan yang tidak
memiliki bangku dan meja itu.
Akibatnya, proses
belajar mengajar pada kelas “Tiarap” di SMP Negeri 6 ini mendapat protes keras
dari beberapa orang tua siswa. Mereka menilai pihak SMP Negeri 6 Ambon diduga
sengaja menyuruh siswanya untuk belajar pada ruangan kosong yang belum ada
meubelernya. Dan hal tersebut merupakan modus dari pihak sekolah agar orang tua
siswa membeli meubeler.
“Kalau hal ini
terjadi maka sudah untuk ketiga kalinya. Awalnya sudah dua kali kami orang tua
diminta membeli meubeler untuk mengisi dua ruangan kelas yang kosong. Lalu dana
bantuan pemerintah buat sekolah dimana?” kesal beberapa orang tua siswa yang
meminta namanya tidak disebutkan.
Ternyata, lanjut
mereka, selain membeli meubeler guna mengisi ruang kelas yang kosong. Siswa
sekolah ini juga pernah dibebankan menyumbang uang sebesar Rp.250.000 persiswa
guna membeli AC dan juga rehab sekolah.
“Ini merupakan
bentuk baru dari pungli dengan modus sumbangan pada sekolah dan hal ini tidak
bisa dibiarkan mesti diberantas lantaran sekolah harus bebas dari semua bentuk
pungli, ” tegas salah satu orang tua siswa.
Bahkan mereka
meminta agar pihak dan dinas terkait segerah merespon cepat masalah ini, sebab,
ditakutkan akan ada modus – modus lain yang akan diterapkan sekolah dengan
membodohi siswa dan orang tua.
“Kami minta
pemerintah melihat hal ini dengan serius. Ini fatal dan sangat berbahaya jika
dibiarkan terus menerus. Kami takutkan ada modus-modus baru bermunculan
disekolah ini. Ini memberatkan kami orang tua,” tandasnya. (KT/05)
0 komentar:
Post a Comment