Namlea,
Kompastimur.com
Pemerintah Kabupaten Buru menghimbau
masyarakat di wilayah barat agar sementara waktu tidak dahulu melaut, menyusul
adanya gelombang pasang akibat Strom surge yang menghantam pemukiman warga di
Desa Bara, Kecamatan Airbuaya, Senin (2/12) malam.
Himbauan itu disampaikan Wakil Bupati
Buru, Amos Besan SH dan Kepala BPBD Kabupaten Buru, Ir Hadi Zulkarnaen saat
bersama Kadis Tata Kota, Ilyas Bin Hamid, SH., MHB beserta rombongan turun
langsung ke Desa Bara serta beberapa desa pesisir di Kecamatan Airbuaya serta
Kecamatan Fenalisela.
Di Desa Bara yang langsung terdampak
banjir air laut ke pemukiman warga, Pemkab Buru dipimpin Wabup bersama Forkopimda
melakukan tanggap darurat dengan menyerahkan bantuan sembako kepada masyarakat
terdampak.
Di Desa yang berjarak 100 kilometer dari
Namlea ini, kini masyarakatnya tetap beraktifitas seperti biasa. Namun warga yang
selalu melaut memilih tetap di rumah.
"Dari kemarin sore, kondisi laut
tiba-tiba saja ekstrim dan tidak seperti
tahun-tahun sebelumnya saat pergantian musim dari timur ke barat," papar
Kantun Buton yang ikut mengungsi karena rumahnya turut terendam air laut.
Hadi yang melihat langsung dampak Senin
malam, telah mendata ulang rumah yang rusak sebanyak empat unit dan satu unit
rusak ringan.
Empat rumah yang rusak berat itu milik
Alam Tomari, Nasarudin, Ibrahim Buamona dan Junai Limau. Yang rusak ringan milik
Yakub Boeng.
Sedangkan rumah lainnya hanya terendam
air laut setinggi lutut orang dewasa. Kini air lautnya telah surut.
Sementara itu Wabup Amos Besan, SH
kepada wartawan menjelaskan, setelah berkoordinasi dengan Kantor BMKG, Ia
mendapat informasi kalau kejadian air pasang di wilayah barat Kabupaten Buru
ditinjau dari sisi Meteorologi ada sedikit kaitan dengan kejadian Siklon
tropis Kammuri yang terjadi di Filipina,
sehingga terjadi Strom Surge.
Storm Surge adalah kenaikan muka air
laut yang terjadi karena ada Siklon tropis, Badai besar atau sering disebut
Topan.
Siklon tropis atau badai besar ini telah
menyebabkan angin yang kuat, sehingga mendorong anginnya ke daerah
pesisir. Angin ini yang memaksa
permukaan air laut ke daerah pesisir pantai menyebabkan banjir/pasang air laut.
"Storm Surge sangat berbahaya bagi
masyarakat yang mendiami daerah pesisir. Karena itu kami sudah menghimbau agar
masyarakat tetap waspada dan sementara ini jangan dahulu ke tengah laut," tegas
Amos.
Amos turun langsung ke lapangan untuk
menyaksikan sendiri dampak dari Strom Surge ini. Ia bertanya langsung ke
masyarakat apa yang mereka butuhkan.
Selanjutnya Wabup akan berkoordinasi
dengan Bupati dan OPD terkait guna melakukan tindakan pemulihan pasca bencana.
Sebagaimana diberitakan, sejumlah warga
yang tinggal dekat tepi pantai di Desa Bara, Kecamatan Airbuaya, Kabupaten Buru
dilaporkan mengungsi karena air laut naik tiba-tiba dan merendam sejumlah
pemukiman warga, pada pukul 20.00 Wit, Senin (2/12) malam.
Data yang berhasil dikumpulkan media ini
dari Kantor BPBD Kabupatrn Buru menyebutkan, sampai tengah malam sejumlah Kepala
Keluarga yang rumahnya terendam air laut, kini telah mengungsi ke rumah warga
yang letaknya jauh dan berada di ketinggian.
Dalam laporan itu disebutkan air laut
yang masuk ke pemukiman warga itu akibat gelombang pasang dan ombak tinggi.
Kantor BPBD Kabupaten Buru mencatat,
kalau bencana masih belum diketahui
jelas penyebqb indikasi Gelombang Pasang dengan ombak menghantam pemukiman
penduduk di pesisir.
Kondisi cuaca di Kecamatan Airbuaya
sendiri dilaporkan cerah berawan.
Akibat dari kejadian ini, Kantor BPBD
Kabupaten Buru mencatat ada empat rumah warga rusak berat dan tujuh lainnya
rusak ringan.
Kepala BPBD Kabupaten Buru, Ir Jadi
Zulkarnain, menjelaskan, kalau pihaknya melakukan kaji cepat dan koordinasi
dengan perangkat Desa/Dusun setempat serta penyuluhan terkait penanganan awal
jika terjadi bencana.
"Kita pertama kali mendapat laporan
dari Kepala Desa Bara dan tim sudah dikirim ke TKP," jelas Hadi.
Bencana di Desa Bara itu juga dibenarkan
Ode Fenti dengan turut memposting peristiwa itu lewat Facebook. Sontak
postingannya telah mendapat banyak tanggapan dari warga dumay seraya mendoakan
agar tidak terjadi bencana lebih dashyat lagi di daerah itu.
Anggota DPRD Maluku, Aziz Hentihu ikut
kaget dengan kejadian ini dan ia turut menerima laporan dari Ode Fenti, kalau
di Kampung Siompo Desa Wamlana, Kecamatan Fenalisela, warga yang tinggal dekat
pantai juga telah menyingkir, akibat ombak kencang yang datang silih berganti
dari arah laut.
Ode Fenti menyebutkan, kalau talud di
tepi pantai Desa Wamlana ini kini banyak yang rusak.
Menurut Kabid Penanggulangan Bencana
BPBD Kabupaten Buru, Lukman Tukuboya, kalau Kejadian Gelombang Pasang/RoB, di
Desa Bara pukul 08.00 WIT ini merupakan Fenomena tahunan yg kadang sering
terjadi di akhir tahun (Musiman Barat).
Akui Lukman, tetapi kali ini skala gelombang pasang
tersebut agak besar.
"Mudah-mudahan tidak terjadi hal-hal yang diinginkan. Investigasi lokasi segera
dilakukan," jelas Lukman.(KT-10)
0 komentar:
Post a Comment