Skandal politik Ketua DPW Partai Berkarya Maluku, Sofyan Harihaya yang menggembosi caleg partai sendiri untuk caleg DPR RI seraya menyuruh pengurus partai mengarahkan pendukung memilih istri Bupati Bursel yang juga caleg DPR RI dari PDIP, Safitri Malik Soulisa (SMS), kini terbongkar.
Wartawan media ini melaporkan, skandal politik di pemilihan anggota legislatif (Pilegis) untuk kursi DPR RI dari Dapil Provinsi Maluku ini terkuak di masyarakat setelah beredar rekaman video berdurasi 10.22 detik yang juga sampai di kalangan pers.
Rekaman ini dibocorkan ke luar, setelah SMS yang gagal melangkahkan kaki ke Senayan, ternyata didukung pula oleh Partai Berkarya dalam proses pemilihan bupati Buru Selatan (Bursel) tahun 2020 nanti.
Dari bukti video yang juga beredar di kalangan wartawan ini, lebih banyak terdengar suara percakapan dari pada wajah orang-orang yang hadir mengikuti pertemuan di Sekertariat DPD Partai Berkarya Maluku.
Dari bukti video yang sampai pula di kalangan media, ada dugaan kuat kalau rekamannya mulai tersebar dari tangan ke tangan pada tanggal 9 November 2019. Hanya selang sehari saat Ketua DPW Partai Berkarya Maluku di dinding facebooknya memposting dirinya bersama Ketua Umum Partai Berkarya Hutomo Mandala Putra alias Tomy Soeharto foto bersama sambil menggenggam tangan, yang disertai kicauan tulisan kalimat, "Salam kompak untuk membesarkan partai".
Kicauan Sofyan itu dicemooh salah satu sumber yang ikut membocorkan rekaman ini kepada media.
"Mau kompak, apa mau kasih hancur partai oleh dia? Bukannya solid di pilegis untuk dukung caleg dari partai sendiri, tapi menyuruh pilih Safitri. Gagal membantu Safitri ke kursi DPR RI, kini mendorong lagi Safitri agar bisa menjadi Bupati Bursel tahun 2020 nanti," ungkap sumber ini sambil memutar rekaman video skandal politik main mata dan diperlihatkan kepada wartawan di Namlea, Sabtu (15/12).
Sofyan yang dikonfirmasi lewat telepon, namun tidak diangkat-angkat. Ia baru kaget setelah ada wartawan yang berkicau di Facebook dan turut menandai dirinya.
Karena itu Sofyan memberikan keterangan singkat di Facebook, kalau itu rapat internal partai dan sifatnya kajian. Bukan finalisasi dan sikap serta pernyataan formal partai.
Sofyan mengaku, waktu itu oknum yang merekam video mau dilaporkan ke polisi dan juga diberi sanksi oleh partai.Tapi yang bersangkutan sudah keburu minta maaf.
"Kalau kaitan dengan rekomendasi, semua orang punya hak yang sama mendapat rekomendasi Partai, baik kader maupun bukan kader. Jadi terlalu berlebihan kalau itu dikait-kaitan," jelasnya lagi.
Saat diminta ketegasannya kalau di rekaman itu adalah suaranya yang meminta pengurus supaya mengarahkan pendukungnya memilih istri Bupati Bursel, Sofyan mengatakan itu tidak betul.
"Itu tidak betul. Cuma ini bukan forumnya untuk beta berikan komentar. Hanya orang bodoh yang berpikir bagitu," tangkis Sofyan yang juga Bakal Calon Bupati Halmahera Utara itu.
Bantahan Sofyan itu, bertolak belakang dengan isi rekaman. Pada awal rekaman berdurasi 10 menit 22 detik itu, terdengar suara seorang sedang menjelaskan kepada seluruh yang hadiri rapat di kantor Partai Berkarya Maluku di Ambon itu, agar menggunakan bahasa politik lunak untuk mendukung caleg di luar partai sendiri.
"Arahan sudah jelas, karena berbanding lurus dengan fasilitas yang diberikan," ucap orang ini.
Kemudian disambung oleh seseorang yang suaranya mirip Sofyan Heriyara, yang memuji caleg Partai Berkarya untuk kursi DPRD Kabupaten/kota dan DPRD Maluku.
Namun disayangkan dan patut disesalkan, untuk jatah kursi DPR RI, terbukti kalau Sofyan dan peserta rapat tidak mendukung caleg yang maju lewat Partai Berkarya.
Terdengar suara Sofyan menggiring pengurus partai yang hadir dalam dalam rapat internal itu agar bermain api mendukung Safitri, istri dari Tagop Sudarsono Soulisa (Bupati Bursel).
Selama Sofyan berkicau, yang merekam video itu hanya meletakan hp di atas meja dengan posisi kamera menghadap ke atas, sehingga yang terlihat hanya plafon kantor sekretariat.
Si perekam ada beberapa kali mencoba merobah posisi hp dan sempat terekam wajah dua lelaki dan satu perempuan yang ada pula dalam rapat itu.
Diingatkan Sofyan lagi, supaya dukungan tidak boleh dilakukan secara formal mengatasnamakan partai karena nanti dianggap tidak mampu besarkan kader di partai sendiri.
Sofyan sempat menyebut nama mantan gubernur, Karel Ralahalu dan Abdullah Tuasikal yang semula sangat diharapkan akan maju DPR RI lewat partai berkarya. Tapi gagal melobi keduanya.
Sofyan sempat pula menyebut Fredy Latumahina pernah menemuinya dan berminat caleg DPR RI dari partai berkarya. Namun tidak jadi.
Kemudian dia ada menyebut dua nama yang dipanggilnya pa Dani dan ibu Nur serta satu lagi yang tidak disebut nama, dan diakuinya hanya sebagai pelengkap saja.
Untuk itu, Sofyan kembali meminta mereka yang hadir supaya main harus cantik.
"Bukan berarti Katong berkarya secara formal vulgar dukung ini, seng. Yang Beta maksud pak Fian, katong melakukan pendekatan-pendekatan yang cantik, dari hati ke hati, sehingga Katong punya sikap politik secara internal tidak mubajir. Insya Allah orang yang kita arahkan pilihan yang cantik itu betul betul jadi," ucap Sofyan.
Sofyan sempat pula menyebut nama anggota DPD RI dari Dapil Maluku yang diprediksi bakal jadi. Dua diantaranya Nono Sampono dan Novita Anakotta.
Mereka diminta memilih salah satu dari empat yang bakal jadi itu agar suara tidak mubasir. Karena tidak ada punya hubungan emosional, mereka bebas memilih salah satu.
Dalam rekaman itu, khusus mulai di menit ke 7 detik ke 25, disebutkan kalau dirinya dengan yang punya gedung telah teken kontrak. Kemudian disebut nama Safitri.
"Beta dengan ibu Safitri yang teken kontrak terkait dengan Katong punya proses di sospol dan segala macam, dan ontua bicara dengan beta secara ikhlas untuk kepentingan partai berkarya," yakinkan Sofyan.
"Jadi Beta kira, tidak ada salahnya kalau Katong mengambil langkah sikap untuk katong ke arah PDIP yang kebetulan ibu Safitri dan nota bene suaminya orang yang berjasa bagi katorang," nyerocosnya lagi.
Sesudah itu, salah satu pria yang wajahnya sempat terekam di dalam video ini, lalu menimpal agar jangan salah pilih empat wakil DPR RI dari Maluku, sebab kata dia, akibat salah pilih, daerah ini punya posisi bargaining sangat lemah sampai sekarang.
Ia turut memberikan penguatan skandal politik ini menyebut ikut nama Safitri disertai bumbu kata off the record kepada peserta rapat.
"Kalau ibu Fitri off the record jasanya berbanding lurus dengan partai. Nanti kemudian semua kader partai menterjemahkan itu," imbuh dia.(KT-10)
0 komentar:
Post a Comment