Oleh :
Arnold Thenu
Presidium Nasional PENA 98 Maluku
Jawaban Pejabat Direktur Operasi Garuda Indonesia Capt. Tumpal M. Hutapea, dalam keterangan tertulis, Ahad, 29 Desember 2019 atas kritikan Adian Napitupulu kepada maskapai penerbangan plat merah PT Garuda Indonesia Tbk tidak menyentuh substansi yang sesungguhnya.
Jawaban dari pihak PT Garuda Indonesia justru terkesan ingin melindungi apa yang sesungguhnya di kritik oleh Adian Napitupulu. Karena, sudah cukup jelas dikatakan Adian bahwa dia "sudah dua kali meminta pada dua pramugari yang berbeda untuk disiapkan oksigen. Tetapi, tidak segera disiapkan."
Seharusnya, pihak Garuda dalam keterangan tertulisnya menjawab bahwa dalam penerbangan Garuda pihak maskapai plat merah itu tidak mempunyai oksigen untuk penanganan keselamatan penumpang jika memang tidak mempunyai oksigen.
Tetapi, jika oksigen memang tersedia dalam penerbangan GA 550 Rute Jakarta-Palangkaraya, pada hari Kamis, 19 Desember 2019 untuk penanganan keselamatan penumpang. Maka, kenapa oksigen itu tidak segera disiapkan dan diberikan bagi penumpang yang membutuhkan?
Dalam jawaban tertulis pihak Garuda juga tidak menuliskan akan memanggil dua pramugari dalam penerbangan tersebut untuk dikonfrontir keterangannya. Dan, menindak tegas kedua pramugari tersebut jika memang di anggap lalai sebagai bentuk tindakan kongkrit dari PT Garuda Indonesia Tbk guna meningkatkan profesionalisme awak kabin.
Ironisnya, pihak Garuda sepertinya menggampangkan persoalan nyawa manusia dengan sebatas membuat permohonan maaf secara tertulis. Tetapi, seharusnya pihak Garuda harus berani bersikap tegas dengan melakukan kerjasama dengan pihak terkait yang berkompeten untuk melakukan investigasi dengan sungguh-sungguh dalam persoalan ini.
Perlu diketahui juga, bahwa Adian Napitupulu mulai kolaps kurang lebih 5 menit setelah memakan dua roti yang diberikan oleh pramugari. Dan, itu adalah rentetan kronologi yang tidak bisa secara serta merta kita abaikan. Apalagi, kita hilangkan begitu saja dengan permintaan maaf secara tertulis.
Oleh karena itu, pihak Garuda harus bekerja-sama dengan pihak terkait mengungkap persoalan tersebut. Dan, membuat persoalan menjadi terang bukan malah menunjukan kejanggalan.
Tidak menutup kemungkinan kejanggalan-kejanggalan tersebut dapat membenarkan sebuah teori konspirasi. Dimana, patut diduga adanya kemungkinan konspirasi pembunuhan terhadap Adian Napitupulu. Dan, teori konspirasi pembunuhan seperti itu pernah menewaskan Munir dalam penerbangan pesawat Garuda menuju Belanda. (*)
0 komentar:
Post a Comment