Namrole, Kompastimur.com
Akibat sering
padamnya listrik yang mengakibatkan keresahan ditengah-tengah masyarakat Buru
Selatan (Bursel) membuat DPRD Kabupaten Bursel berbondong-bondong mendatangi
Kantor PLN cabang pembantu Namrole, Senin (18/11/19) untuk menayakan apa yang
menjadi permasalahan sampai lampu di Kota Namrole dan sekitarnya selalu padam.
Kedatangan DPRD
Bursel ke kantor PLN di Desa Masnana ini dipimpin langsung oleh ketua DPRD,
Muhajir Bahta. Saat tiba di Kantor PLN, Bahta dan Anggota DPRD lainnya diterima
langsung oleh Kepala PLN Cabang Namrole, Sumardi Karim.
Kehadiran para wakil
rakyat ini untuk meminta agar Pihak PLN dapat menjelaskan letak titik persoalan
hingga listrik di kota Namrole dan sekitarnya sering padam.
Dikesempatan itu,
pihak DPRD mempertanyakan sejauh mana kepala PLN melakukan langkah-langkah strategis
untuk menyikapi permasalah yang terjadi, dan hasil dari kesepakatan pada
pertemuan yang digelar antara PLN dan DPRD pada 13 November lalu untuk
mendatangkan mesin dan spare part apakah
semua sudah terealisasi, karena hingga saat ini, kota Namrole dan sekitarnya
masih ada dalam kondisi kegelapan.
Tak hanya itu,
para wakil rakyat ini juga menyoroti terkait kinerja Kepala PLN dan anak buahnya,
dimana berdasarkan laporan masyarakat ke DPRD bahwa ada orderan-orderan dari
pihak-pihak tertentu agar lampunya dinyalakan dan itu langsung di setujui oleh
pihak PLN, sementara masyarakat yang memiliki jadwal untuk menyala kemudian dipadamkan
demi kepentingan sekelompok orang.
Sorotan lain
yang dilontarkan yaitu, DPRD mempertanyakan kepastian kapan lampu di Kota
Namrole dapat beroperasi secara normal. Sehingga jika nanti ada pihak-pihak
atau masyarakat yang mempertanyakan hal itu para wakil rakyat ini dapat
menyampaikan kepada masyarakat tentang persoalan yang terjadi dan kepastian
Listrik akan normal kembali.
Bahkan, dengan
tegas pihak DPRD mendesak kepala PLN untuk mundur dari jabatannya jika tidak
bisa memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat, sebab dengan keadaan dan
kondisi saat ini telah membuat gejolak di masyarakat dan menimbulkan opini bahwa
pihak DPRD tidak peduli dengan kepentingan masyarakat, padahal sudah berulang kali
DPRD memanggil pihak PLN untuk menjelaskan kondisi riil yang terjadi.
DPRD juga
mempertanyakan, dengan persoalan ini sejauh mana pihak PLN melakukan komunikasi
dengan jajaran PLN ditingkat atas dan apakah pihak PLN sudah membangun
komunikasi dengan pihak Pemda Bursel untuk mencari solusi terhadap masalah yang
saat ini sudah sangat meresahkan masyarakat Bursel.
Sedangkan Ketua
DPRD Bursel menekankan kepada pihak PLN agar mengatakan sebenarnya apa yang
terjadi dengan mesin-mesin milik PLN agar sama-sama dapat mencari solusi demi kepentingan
dan kebutuhan masayarakat Bursel.
Sebab, menurut Bahta dirinya dan anggota DPRD lainnya
memiliki tanggung jawab yang besar terhadap apa yang menjadi kebutuhan
masyarakat apalagi terkait listrik yang notabenenya sudah menjadi kebutuhan primer
dari masyarakat di Kabupaten Bursel.
“Kami ingin
mendengarkan laporan dari bapak kaitannya dengan pelayanan PLN ini, karena
dengan kondisi ini ketika kami turun ke masyarakat itu sungguh luar biasa keluhaan
mereka, sebab benar adanya jika tidak ada penerangan di kota ini sudah pasti
semua aktivitas lumpuh total, baik perkantoran, Perbankan, pelayanan masyarakat
semua macet dan kondisi ini membuat Namrole dijastis sebagai kota mati,” papar
Bahta.
“Apa yang
menjadi dasar dan teknis kaitannya dengan PLN ini sehingga kondisi ini bisa
terus terjadi. Kami ini mendengarkan pejelasan dari bapak sehingga kedepan PLN ini
sama-sama bisa kita benahi agar apa yang menjadi kebutuhan masyarakat dapat
terpenuhi dengan baik,” tambah Bahta.
Menjawab semua
keluhan masyarakat yang di bawa DPRD itu, Kepala PLN Cabang Namrole, Sumardi
Karim mengatakan bahwa kondisi saat ini ada satu unit yang sedang diuji coba,
namun berhubung tadi malam, minggu (17/11) sekitar pukul 20.000 WIT terjadi
lagi kebakaran terhadap sebuah generator mesin milik PLN. Sehingga rencana
untuk menjalankan 4 mesin tidak bisa terlaksana dan hingga saat ini hanya dapat
mengoptimalkan dua unit.
Terkait langkah-langkah
koordinasi, kata Sumardi, pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan pihak PLN
area Ambon, dan setiap hari ada laporan yang disampaikan ke pimpinan yang lebih
tinggi baik itu melalui surat maupun di dalam Group Whatsaap milik PLN.
“Pihak PLN area
Ambon sudah mengirim teknisinya ke sini untuk membantu dan ada dua orang itu sudah
dua minggu lebih dan ada satu orang yang sudah satu minggu lebih di sini. Cuma saat
ini kami mengalami soal matrial-matrial namun semua sudah dikoordinasikan kepihak
PLN wilayah,” ujar Sumardi.
Untuk kinerja,
dirinya menyampaikan bahwa pihaknya tidak berdiam diri dengan kondisi ini,
semua kekuatan sudah dikerahkan demi kepentingan masyarakat, hanya saja sampai
saat ini pihaknya belum melakukan koordinasi dengan Pemda ataupun Pemda belum
memanggil pihaknya untuk berkoordinasi karena pihaknya saat ini masih fokus
memperbaiki mesin.
Terkait mesin
yang akan didatangkan dari pulau Haruku, Sumardi menjelaskan sudah
berkoordinasi dengan atasannya namun yang menjadi kendala adalah teknisinya
masih berada di Bursel untuk membantu melakukan perbaikan mesin yang rusak.
“Untuk jadwal
padam, sudah diedarkan. Untuk kompensasi dan spare part sudah saya sampaikan ke
Ambon tapi belum ada balasannya. Sementara untuk normalisasi, awalnya saya
berjanji namun janji itu meleset karena kerusakan ini terjadi tidak ditentukan.
Kami selalu aktif kalau soal kebutuhan masyarakat. Kalau untuk mundur saya siap
secara pribadi tetapi itu tergantung kepada pimpinan saya,” tandasnya.
Mendengar penjelasan
itu, DPRD Bursel bersepakat agar kepala PLN membuatkan semua temuan dan kendala
dalam bentuk laporan untuk disampikan ke pihak DPRD agar DPRD saat melakukan
perjalanan dinas ke Ambon akan bertandang langsung ke PLN area Ambon untuk
menyampaikan apa yang menjadi kebutuhan PLN Namrole dan apa yang menjadi
keluhan warga Namrole selama ini.
Usai melakukan
audiens, dan sebelum kembali ke ke Kantor, pihak DPRD dan kepala PLN langsung meninjau
kondisi mesin-mesin PLN yang sementara di perbaiki olek teknisi. (KT/02)
0 komentar:
Post a Comment