Jakarta, Kompastimur.com
PELANTIKAN
Kabinet Indonesia Maju telah dilakukan di Istana Negara Rabu (23/10/2019) lalu.
Namun, hingga kini, masih ada saja yang menilai kompetensi dan latar
belakang dari Menteri yang ditempatkan Presiden Joko Widodo atau Jokowi kurang
pas dibidangnya.
Pengamat politik
dan hukum dari Universitas Nasional (Unas) Jakarta Saiful Anam menilai, Kabinet
Indonesia Maju telah dilantik dan telah mulai bekerja. Seharusnya, masyarakat
memberi ruang dan waktu kepada mereka untuk membuktikan kemampuannya, setidaknya
dalam waktu 100 hari kerja Kabinet.
Melengkapi
potensi kekurangan pada anggota Kabinet Indonesia Maju itu, posisi Dewan
Pertimbangan Presiden atau Watimpres menjadi sangat krusial dan penting guna
memberi masukkan yang bijak sekaligus produktif kepada Presiden Jokowi.
Menurutnya,
komitmen untuk membuat Indonesia Maju lebih utama dibandingkan kepentingan
pribadi maupun golongannya. Karena itu, lanjut Saiful Anam, orang-orang yang
bakal mengisi posisi Watimpres harus punya kredibilitas, kapasitas dibidangnya
masing-masing. Sehingga rekomendasi Watimpres nantinya benar-benar didengar
oleh Presiden.
"Presiden
harus bijak dan juga berhati-hati dalam memilih tokoh yang akan duduk sebagai
Watimpres," ujar Saiful Anam kepada wartawan di Jakarta Rabu (6/11/2019).
Dosen Fakultas
Hukum Unas ini menambahkan, Watimpres bertugas memberikan nasihat dan
pertimbangan kepada Presiden dalam menjalankan kekuasaan
pemerintahan.
"Sesuai UU
Nomor 19 tahun 2006 tentang Watimpres, pengangkatan anggota Watimpres
sepenuhnya menjadi hak prerogratif Presiden dan anggota Watimpres diangkat
paling lama 3 bulan setelah presiden dilantik," ujar Saiful Anam.
Dijelaskan pria
kelahiran Semarang, Jawa Tengah ini, Ketua umum Relawan Jokowi alias ReJO HM
Darmizal memiliki chemistri kuat dengan karakter Jokowi karna punya latar
belakang yang sulit dimasa kecilnya. Darmizal, juga punya jaringan yang luas
serta sama-sama alumni UGM Yogyakarta.
"Jadi,
Darmizal pantas dipilih Presiden Jokowi sebagai salah satu dari 9 orang anggota
Watimpres," tambah Saiful Anam.
Jika melihat
pesan yang termaktup pada UU Nomor 19 Tahun 2006 itu, saya memandang, Ketua
umum RèJO Darmizal pantas duduk sebagai anggota Watimpres itu. Dia itu
berkeringat bahkan berdarah-darah, loyalitas yang tinggi pada pimpinan dan
garis perjuangan yang diyakininya.
"Saya kira
pak Darmizal adalah figur yang memenuhi kriteria sesuai UU tersebut. Jadi tepat
sekali jika Presiden mempercayai dan menempatkan tokoh Minang yang satu ini
sebagai anggota Watimpres," pungkas Saiful Anam.
Ditempat
terpisah, selesai rapat persiapan diskusi publik #JakartaNext, terkait
pembahasan nasib Jakarta setelah tidak lagi menjadi Ibu Kota Darmizal
menjelaskan, kami harus ikut serta mengawal Presiden Jokowi dan Wapres KH.
Ma'ruf Amin untuk mengisi pembangunan Indonesia.
"Insya
allah, diskusi publik #JakartaNext, adalah satu bentuk kecil peran serta kami.
Karena masyarakat luas mesti lebih memahami setelah Jakarta tidak lagi jadi ibu
kota Indonesia," jelas Darmizal.
Tak lupa, tokoh
Minang ini mengucapkan terimakasih yang seluas-luasnya kepada Saiful Anam
karena telah melihat saya dan RèJO dari sudut pandangnya sebagai pengamat
politik nasional.
"Namun,
kami menyadari sepenuhnya, bahwa segala yang terkait hak prerogatif Presiden
tidak dapat di intervensi oleh siapapun. Bagi kami, berjuang menjadi relawan
Jokowi adalah panggilan hati nurani yang tidak bisa diintervensi siapapun.
Bahwa yang kami lakukan, dilihat atau tidak oleh pak Jokowi, kami tidak pernah
membahasnya," pungkas Darmizal sembari mengaku diskusi publik #JakartaNext
merupakan kelanjutan dari Focus Group Discussion Ibu Kota Baru Jakarta Maju
yang telah dilaksanakan beberapa waktu lalu. (KT/Wit)
0 komentar:
Post a Comment