SBT, Kompastimur.com
Bos tanjung yang
merupakan direktur Azriel Perkasa akhirnya didemo para sopir truk. Demonstrasi
ini dilakukan lantaran Bos tanjung dinilai sepihak dalam penentuan harga ritase
material yang tak rasional.
Demonstrasi yang
dipusatkan di DPRD SBT ini akhirnya ditemui beberapa Anggota DPRD SBT di
ruangan Komisi, Senin (18/11/19)
Demonstrasi yang
dipimpin lansung oleh Fitra Bugis ini berlansung damai. Demonstrasi tersebut
berlangsung di Kantor Bupati SBT dan berakhir di Kantor DPRD SBT.
Dalam aksi kali
ini, para sopir truk pengangkut material datang dengan puluhan truk dibawa
naungan salah satu koperasi yang bergerak pada angkutan darat.
Saat didepan
wakil Rakyat, para demonstran ini meminta perhatian serius Pemerintah Daerah
terutam Dewan perwakilan Rakyat Seram Bagian Timur.
Permintaan para
pendemo agar kedepan, Eksekutif dan Legislatif dapat melahirkan satu produk
Peraturan Daerah agar bisa melindungi para pekerja lokal di Daerah ini, karena
dikhawatirkan, jika tidak ada produk hukum, maka para kontraktor bermodal besar
ini semena-mena dalam menentukan harga reitase sesuka hati sehingga
menguntungkan pihak kontraktor, sementara disisi lain sangat merugikan para
pekerja.
"Harus ada
Perda sehingga melindungi para pekerja lokal. Uangnya diambil di SBT dan
dibelanjakan diluar SBT maka berpengaruh terhadap perputaran perekonomian di
SBT," kata salah satu Pendemo saat beraudens dengan DPRD SBT.
Pendemo ini
menambahkan, pihaknya pernah melakukan demonstrasi pada tahun lalu terkait
dengan Bos tanjung yang saat itu terlambat membayar upah pekerja. Untuk itu,
para pendemo meminta perhatian serius para Wakil Rakyat di Daerah untuk bisa
mengakomodir kepentingan para pendemo yang notabennya adalah pekerja lokal.
"Tahun lalu
pernah kami demo, perusahaan ini hadir untuk sejahterakan rakyat atau untuk
memperkaya diri sendiri. Harapan kami agar bisa dibantu oleh DPRD," harap
Pendemo.
Salah satu
Anggota DPRD SBT dari komisi C, Hasan Day dihadapan pendemo secara tegas
mengatakan, sikap pihak perusahaan dalam memainkan harga ini merupakan kejadian
yang luar biasa.
Jika penurunan
harga material jenis galian C ini merupakan bentuk penyimpangan dan cara-cara untuk
memiskinkan masyarakat, maka masalah ini segera disikapi secara serius.
"Ini
kejadian luar biasa. Banyak penyimpangan di lokasi proyek, ini proses
memiskinkan masyarakat. Secepat mungkin segera disikapi apakah kita turun
lansung atau memaanggil Tanjung disini," kata politisi PKS ini.
Selain itu,
Anggota DPRD asal Daerah Pemilih SBT III (Kecamatan Kiandarat, Seram Timur,
Tutuk Tolu, Kelimury dan Lian Vitu) ini menambahkan, diriktur PT Azriel Perkasa
ini merupakan salah satu kontraktor yang menguasai hampir seluruh proyek-proyek
berskala besar di Kabupaten Seram Bagian Tumur, namun tidak memberikan
kontribusi maksimal buat daerah ini. Untuk itu, Demi kesejahteraan Rakyat maka
DPRD SBT secepatnya menyikapi masalah ini.
"Seluruh
proyek besar dikuasai di daerah ini namun apa yang diberikan buat daerah ini.
Segera disikapi karena berdampak ke kesejahteraan rakyat," tutup Day.
Untuk diketahui,
Rapat bersama para pendemo ini Dipimpin oleh Wakil Ketua II DPRD SBT, Ahmad
Voth, dan Anggota komisi C, Azis Keliandan, Alexander Patty, Hasan Day, dan
Samad Rumakabis. (KT/FS)
0 komentar:
Post a Comment