Ambon, Kompastimur.com
Usai diguncang Gempa
bermagnitudo 6,5 SR yang mengguncang beberapa desa di Maluku pada 26 September
lalu mengakibatkan dua dinding gedung bangunan Sekolah Dasar (SD) Negeri
Wainuru, Batu Dua dan Lengkong (Wabale) Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah mengalami keretakan akibatnya para siswa hanya dapat belajar di bawah pohon kenari.
Siswa
sekolah tersebut saat ini tidak dapat melakukan rutinitas belajar mengajar di ruangan seperti biasanya.
Kepala sekolah SD
N Wabale, Nur Ain Lakuari kepada wartawan mengaku dalam beberapa minggu ini
para siswa sekolah tersebut tidak dapat menjalankan aktivitasnya dan telah
diliburkan.
“Sebagian besar
gedung sekolah sedang direhab total, ditambah dua bangunan tersisa yang retak
pasca gempa. Terpaksa untuk beberapa minggu ini para siswa kami liburkan,” Ujar
Kepala SD N Wabale, Nur Ain Lakuari, Rabu (16/10).
Dijelaskan
Lakuari, sebenarnya dua bangunan itu
masih bisa digunakan, namun karena masih sering terjadinya guncangan, maka pihak
sekolah mengambil kebijakan untuk meliburkan semua siswa.
“Sampai detik
ini, sudah lebih dari 1500 kali gempa susulan. Kami tidak berani ambil resiko
untuk belajar di ruang kelas sehingga kami liburkan para siswa,” terangnya.
Lanjutnya,
karena hal diatas, dua hari belakangan ini para siswa belajar dengan kondisi seadanya
di bawah pohon kenari di belakang Dusun.
“Kami sudah
menanyakan kepada para siswa, mau belajar di ruangan? Tak satupun suara,
setelah seruan, kita belajar di puncak saja ya! dengan sigap, kompak dan
semangat mereka berteriak hore,” ujarnya.
Lakuari mengaku,
pihaknya telah mendapat bantuan terpal setelah memasukan proposal bantuan di
Badan Nasional Pusat Bencana (BNPB) yang sementara bermarkas di posko Tulehu.
“Walaupun di
tenda pengungsian, kami telah mengupayakan kepada orang tua murid agar tetap
memperhatikan waktu belajar malam anak-anak. Dan Alhamdulillah semangat
anak-anak untuk belajar sangat luar biasa.” tuturnya. (KT/12)
0 komentar:
Post a Comment