• Headline News

    Thursday, October 31, 2019

    Jujaro Bupolo Kenalkan Hotong Lewat Budaya Tarian Boki Feten


    Namlea, Kompastimur.com 
    Momentum sumpah pemuda menjadi kado terindah buat Kabupaten Buru setelah jujaro bupolo, Indah Mawaddah Fitri Tan  meraih juara I  tingkat Nasional pemuda pelopor bidang Agama, Sosial dan Budaya, berkat karyanya di bidang budaya tarian boki feten yang dikemas dari kearifan pangan lokal hotong.

    Penghargaan tersebut diberikan di malam puncak Sumpah Pemuda ke 91 bertajuk Anugerah Kepemudaan di Jakarta Concert Hall, Senin malam lalu (28/10).

    Saat kembali ke kampung halaman, sebagai bentuk penghargaan dan rasa terima kasih dari Pemkab Buru, kedatangan Indah Mawaddah Fitri Tan lewat Bandara Namniwel  pada Kamis pagi (30/10), dijemput Asisten II, Drs Abbas Pelu, Asisten III, Mansur Mamulaty dan Kadis Pendidikan, Abdurrahim Umasugi.

    Kedatangan Indah yang berhasil membawa nama harum Propinsi Maluku dan lebih khusus Kabupaten Buru juga disambut teman-teman sanggarnya seniman muda bupolo.

    Kemudian Indah diarak keliling dalam kota Namlea, Kabupaten Buru untuk mengabarkan prestasi gemilang yang diraih putri kelahiran kota Namlea ini.

    Wartawan Kompastimur.com melaporkan, keberhasilan jujaro (gadis) bupolo di pentas nasional ini berkat kepeloporannya di bidang budaya dengan kemampuannya menciptakan tarian "Boki Feten" yang dikemas dari kearifan pangan lokal khas Buru bernama "Hotong" yang dalam bahasa daerah setempat disebut "Faten".

    Ditemui usai diarak keliling dalam kota kabupaten, putri dari Ibu Je Tan ini mengaku awalnya tidak menyangka akan meraih juara pertama tingkat nasional.

    Saat diumumkan, nama dua perwakilan dari Provinsi lain sudah duluan dipanggil dan ia dipanggil dari belakang.

    Dalam hatinya, gadis cantik yang di kalangan teman-temannya akrab dipanggil Indah dan di kalangan keluarga dipanggil Cici ini, mengaku sudah senang kalau dapat juara ketiga.

    Namun saat kakinya melangkah  menuju panggung utama, ia dibuat terkaget-kaget saat namanya diumumkan sebagai juara pertama. "Indah menerima penghargaan dari pak Mentri dan pak Dirjen Pemuda dan Olahraga sambil berderai air mata akibat saking harunya," cerita Indah polos.

    Indah mengaku kalau awalnya tidak terpikir untuk mengikuti lomba pemuda pelopor tingkat nasional.
    Awal keterlibatannya saat ia dihubungi Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten Buru untuk mengikuti seleksi dan lolos. Kemudian di tingkat provinsi hanya diteliti berkas administrasinya, kepeloporannya dan karya serta prestasi apa saja yang pernah diraih oleh peserta.

    Dari seleksi di tingkat propinsi ini, Indah bersama satu rekan pemudi dari Kabupaten Buru dinyatakan lolos ke tingkat Nasional.

    Namun sebelum karya kepeloporan dipresentasikan di hadapan tiga dewan juri nasional, akui Indah, dua bulan yang lalu, sudah ada tim dari Kementrian Pemuda dan Olahraga yang menyambangi Kabupaten Buru untuk meneliti langsung karya kepeloporan Indah di bidang budaya Buki Feten.

    Mengenang saat dinilai oleh dewan juri, Indah mengaku kalau ia dan rekan dari provinsi yang lain selalu disodori pertanyaan yang menjebak. Padahal itu bagian dari ujian dan penilaian.

    Tiba pada saat mempresentasikan materi Boki Feten, terlebih dahulu Indah menceritakan sekilas tentang Kabupaten Buru.

    "Setelah menceritakan, ada satu juri yang bertanya, kalau kabupaten Buru itu tempat pembuangan Tapol G30S/PKI. Lalu Indah akui, Buru pernah jadi tempat pembuangan Tapol.Tapi dibalik cerita yang menyeramkan itu kabupaten Buru juga memiliki potensi yang sangat besar, baik di bidang sumber daya alam, sumber daya manusia, juga di bidang budaya, pariwisata, sosial, agama dan lain sebagainya,"papar Indah.

    "Lalu ditanyakan lagi apa yang Indah lakukan dan saat itu Indah menjelaskan menggeluti di bidang budaya, mengangkat cerita tentang feten.  bertanya lagi feten itu apa? Feten itu dalam bahasa Indonesia adalah Hotong. Kalau bapak bapak ingin tahu silahkan browsing di google, tapi jangan cari (ketik) kata hotong, karena pencarian tidak akan muncul. Harus ketik Hotong Buru, pasti semua informasi mengenai veten ada," tambahkan Indah di hadapan dewan juri pada saat itu .

    Kepada dewan juri Indah menjelaskan bahwa feten itu tanaman kecerdasan dan tanaman kesehatan karena karbohidrat yang terkandung dalam veten sangat tinggi dan tidak berobah menjadi gula.

    Protein yang terdapat di feten juga sangat tinggi melebihi tanaman umbi-umbian, termasuk kentang dan juga kandungan proteinnya lebih tinggi dari beras.

    Lalu dewan juri pertanyakan ini kan soal pangan, lalu budayanya di mana? Dan dengan lugas dijelaskan oleh Indah, kalau dirinya menciptakan sebuah tarian yang menceritakan tentang sejarahnya Feten. Karena menurut tradisi adat Buru, masyarakat sangat memuliakan Feten.

    Dikisahkan pada zaman dahulu ada sekumpulan orang yaitu putri dan keluarganya yang melakukan sebuah perjalanan. Kemudian mereka kehabisan makanan dan minuman serta kelaparan.

    Kemudian sang Putri berdoa kepada Oppolastala (Tuhan) untuk diberikan makanan. Ia bahkan  merelakan salah satu bagian tubuhnya untuk dapat berubah menjadi makanan.
    Sang Oppolestala mengabulkan permohonan sang putri hingga merubah salah satu bagian tubuh menjadi bulir-bulir hotong sehingga dapat diolah menjadi makanan. Sang putri pun dijuluki sebagai Boki Feten (Putri Hotong).

    Tamanan hotong ini mendapat perlakuan khusus dari orang Buru yang mengerti akan sejarah pengorbanan Boki Feten. Dalam setiap jamuan adat, Waji Hotong merupakan makanan yang wajib dihidangkan.

    Pengorbanan dan ketulusan Boki Feten ini kemudian diangkat menjadi sebuah tarian oleh Indah.

    Sebelum meraih predikat tertinggi sebagai pemuda pelopor tingkat nasional, Indah juga pernah dinobatkan menjadi putri Natsepa berbakat di tahun 2017 lalu dan menjadi duta bahasa provinsi Maluku. (KT/10)
    Jangan Lewatkan...

    Baca Juga

    • Blogger Comments
    • Facebook Comments

    0 komentar:

    Post a Comment

    Item Reviewed: Jujaro Bupolo Kenalkan Hotong Lewat Budaya Tarian Boki Feten Rating: 5 Reviewed By: Redaksi
    Scroll to Top